RKB SMPN Satap Susut Mangkrak
Perencanaan pembangunan ruang kelas belajar (RKB) SMPN Satu Atap (Satap) 1 Susut, Bangli, terkesan tidak matang.
BANGLI, NusaBali
Alasannya, pembangunan RKB di lantai II tanpa tangga. RKB yang dibangun menggunakan dana hibah Gubernur Bali pada tahun 2016 ini pun mangkrak, tak bisa digunakan. Tak ada akses untuk naik ke lantai II ataupun turun ke lantai I. RKB sempat dimanfaatkan untuk ruangan guru, naik ke lantai II menggunakan tangga bambu.
Kepala SMPN Satap 1 Susut, I Ketut Tileh, membantah perencanaan tidak matang. Namun karena keterbatasan anggaran. Dijelaskan, pada tahun 2016 mendapat bantuan hibah dari Gubernur Bali sebesar Rp 125 juta. Dana tersebut dimanfaatkan untuk membangun RKB di lantai II. Dari dana tersebut hanya bisa membangun satu unit RKB. Dana untuk membuat tangga permanen dari lantai I menuju lantai II tidak tersedia. Disiasati menggunakan tangga bambu, namun tidak bertahan lama. “Karena dana terbatas, kami fokuskan menyelesaikan RKB,” terang Ketut Tileh, Senin (25/2).
Setelah terwujud, RKB dimanfaatkan untuk ruang guru, sebab sekolah belum memiliki ruang guru maupun ruang kepala sekolah. Beberapa tahun terakhir RKB tidak dimanfaatkan lagi. “Tangga bambu sudah rusak dan tidak bisa digunakan. Imbasnya bangunan RKB tidak bisa dimanfaatkan. RKB hanya sempat dimanfaatkan setahun saja,” jelasnya. Ditambahkan, ada kerusakan pada RKB namun tak bisa diperbaiki karena tidak ada tangga. “Genteng berjatuhan akibat gempa,” ungkapnya.
Ketut Tileh mengaku telah mengajukan permohonan untuk kelanjutan pembangunan di SMPN Satap 1 Susut. Jumlah siswa saat ini 152 orang untuk kelas VII, VIII, dan IX. Masing-masing kelas punya dua ruangan belajar. “RKB sudah cukup, namun belum ada ruang guru. Kami memanfaatkan ruang perpustakaan untuk ruang guru,” bebernya. *es
Alasannya, pembangunan RKB di lantai II tanpa tangga. RKB yang dibangun menggunakan dana hibah Gubernur Bali pada tahun 2016 ini pun mangkrak, tak bisa digunakan. Tak ada akses untuk naik ke lantai II ataupun turun ke lantai I. RKB sempat dimanfaatkan untuk ruangan guru, naik ke lantai II menggunakan tangga bambu.
Kepala SMPN Satap 1 Susut, I Ketut Tileh, membantah perencanaan tidak matang. Namun karena keterbatasan anggaran. Dijelaskan, pada tahun 2016 mendapat bantuan hibah dari Gubernur Bali sebesar Rp 125 juta. Dana tersebut dimanfaatkan untuk membangun RKB di lantai II. Dari dana tersebut hanya bisa membangun satu unit RKB. Dana untuk membuat tangga permanen dari lantai I menuju lantai II tidak tersedia. Disiasati menggunakan tangga bambu, namun tidak bertahan lama. “Karena dana terbatas, kami fokuskan menyelesaikan RKB,” terang Ketut Tileh, Senin (25/2).
Setelah terwujud, RKB dimanfaatkan untuk ruang guru, sebab sekolah belum memiliki ruang guru maupun ruang kepala sekolah. Beberapa tahun terakhir RKB tidak dimanfaatkan lagi. “Tangga bambu sudah rusak dan tidak bisa digunakan. Imbasnya bangunan RKB tidak bisa dimanfaatkan. RKB hanya sempat dimanfaatkan setahun saja,” jelasnya. Ditambahkan, ada kerusakan pada RKB namun tak bisa diperbaiki karena tidak ada tangga. “Genteng berjatuhan akibat gempa,” ungkapnya.
Ketut Tileh mengaku telah mengajukan permohonan untuk kelanjutan pembangunan di SMPN Satap 1 Susut. Jumlah siswa saat ini 152 orang untuk kelas VII, VIII, dan IX. Masing-masing kelas punya dua ruangan belajar. “RKB sudah cukup, namun belum ada ruang guru. Kami memanfaatkan ruang perpustakaan untuk ruang guru,” bebernya. *es
Komentar