Industri Pariwisata Optimis Berimbas Positif
Kebijakan Pengurangan Sampah Plastik
DENPASAR, NusaBali
Kebijakan Pemprov Bali, yakni Pergub Nomor 97 Tahun 2018 tentang Pembatasan Timbulan Sampah Plastik Sekali Pakai, diyakini berimbas positif terhadap industri pariwisata Bali. Indikasi tersebut menyusul respons positif kalangan terkait menyusul implementasi kebijakan tersebut oleh para pelaku industri pariwisata Bali.
“Jadi kami di hotel tidak lagi menggunakan plastik seperti sedotan dan lainnya,” ungkap Wakil Ketua Indonesian Hotel General Manager Assosiation (IHGMA) Bali Agus Made Yogi Iswara, Rabu (13/3).
Itu merupakan komitmen dari industri pariwisata terhadap isu-isu lingkungan dalam hal ini isu sampah plastik.
Dikatakan Yogi Iswara, isu dan pemberitaan sampah plastik dimanfaatkan sebagai media black campaign oleh kompetitor Bali di luar. “Kita harus melakukan klarfikasi black campaign tersebut,” tambah Yogi Iswara, yang juga Executive Committee PHRI Badung.
Dia menunjuk kegiatan sales mission dan table top yang dilakukan industri pariwisata Bali, di Swiss dan dalam pameran wisata dunia di ITB Berlin, pada 6-9 Maret lalu. Menurut Yogi Iswara, pemaparan tersebut mendapat respons positif dan applause dari peserta table top.
Sebelummnya hal senada ditegaskan Ketua Badan Promosi Pariwisata Daerah Badung (BPPD Badung) I Gusti Agung Ngurah Rai Suryawijaya. “Dengan Pergub tersebut, kita telah melakukan langkah nyata untuk memerangi sampah plastik,” tegas tokoh pariwisata asal Dalung, Kecamatan Badung Utara, Badung ini.
Karena itulah, selain menjamin keamanan dan kenyamanan kebijakan pengurangan sampah plastic dengan Pergub 97/2018 tersebut, diharapkan Bali bisa menjadi tujuan prioritas bagi wisman seperti dari Eropa untuk lebih banyak datang ke Bali. “Kepada partner kita sampaikan tentang kebijakan Gubernur sebagai komitmen bersama dalam mengurangi sampah plastik,” papar Rai Suryawijaya yang juga Wakil Ketua DPD PHRI Bali.
Responsnya, kata Rai Suryawijaya positif. Karena itulah dia optimis kebijakan soal penanganan sampah plastik dengan Pergub, membawa imbas citra positif bagi pariwisata Bali. *k17
“Jadi kami di hotel tidak lagi menggunakan plastik seperti sedotan dan lainnya,” ungkap Wakil Ketua Indonesian Hotel General Manager Assosiation (IHGMA) Bali Agus Made Yogi Iswara, Rabu (13/3).
Itu merupakan komitmen dari industri pariwisata terhadap isu-isu lingkungan dalam hal ini isu sampah plastik.
Dikatakan Yogi Iswara, isu dan pemberitaan sampah plastik dimanfaatkan sebagai media black campaign oleh kompetitor Bali di luar. “Kita harus melakukan klarfikasi black campaign tersebut,” tambah Yogi Iswara, yang juga Executive Committee PHRI Badung.
Dia menunjuk kegiatan sales mission dan table top yang dilakukan industri pariwisata Bali, di Swiss dan dalam pameran wisata dunia di ITB Berlin, pada 6-9 Maret lalu. Menurut Yogi Iswara, pemaparan tersebut mendapat respons positif dan applause dari peserta table top.
Sebelummnya hal senada ditegaskan Ketua Badan Promosi Pariwisata Daerah Badung (BPPD Badung) I Gusti Agung Ngurah Rai Suryawijaya. “Dengan Pergub tersebut, kita telah melakukan langkah nyata untuk memerangi sampah plastik,” tegas tokoh pariwisata asal Dalung, Kecamatan Badung Utara, Badung ini.
Karena itulah, selain menjamin keamanan dan kenyamanan kebijakan pengurangan sampah plastic dengan Pergub 97/2018 tersebut, diharapkan Bali bisa menjadi tujuan prioritas bagi wisman seperti dari Eropa untuk lebih banyak datang ke Bali. “Kepada partner kita sampaikan tentang kebijakan Gubernur sebagai komitmen bersama dalam mengurangi sampah plastik,” papar Rai Suryawijaya yang juga Wakil Ketua DPD PHRI Bali.
Responsnya, kata Rai Suryawijaya positif. Karena itulah dia optimis kebijakan soal penanganan sampah plastik dengan Pergub, membawa imbas citra positif bagi pariwisata Bali. *k17
Komentar