Ekonomi Bali Diprediksi Tumbuh 6,10 - 6,50%
Pertumbuhan ekonomi Bali pada 2018 lebih tinggi dari nasional, tapi di triwulan pertama 2019 mengalami perlambatan menyusul low season.
DENPASAR, NusaBali
Perekonomian Bali diperkirakan masih dalam trend positif yakni mengalami pertumbuhan, meskipun cenderung melambat. Pelambatan tersebut salah satunya karena telah berakhirnya periode pariwisata, yakni menurunnya kunjungan wisatawan (wisman/wisdom) pada triwulan I 2019.
Bank Indonesia Kantor Perwakilan Wilayah Provinsi Bali memprediksi ekonomi Bali pada triwulan I ini tumbuh antara 6,10-6,50 persen. Kepala Perwakilan BI Indonesia Provinsi Bali Causa Iman Karana, menjelaskan ada beberapa faktor faktor penyebab perlambatan tersebut di antaranya,telah berakhirnya periode pariwisata Bali. Perkiraan melambatnya kinerja ekonomi mitra dagang utama dunia, terutama Amerika Serikat dan Australia.Kemudian telah selesainya pengerjaan sebagian besar proyek konstruksi yang terkait dengan IMF-WB AM 2018.
“Dari sisi permintaan, prakiraan melambatnya kinerja ekonomi Bali terutama disebabkan melambatnya kinerja komponen konsumsi rumah tangga, ekspor luar negeri dan investasi,” jelas Causa Iman Karana, Rabu (13/3), merujuk Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional (KEKR) Provinsi Bali Triwulan IV 2018.
Sementara dari sisi penawaran perlambatan diprakirakan disebabkan melambatnya seluruh lapangan usaha utama ekonomi Bali yaitu lapangan usaha akomodasi makan dan minum, pertanian, transportasi, konstruksi, industri pengolahan serta perdagangan besar dan eceran.
Sebelumnya kinerja ekonomi Bali pada triwulan IV 2018, menurut Causa Iman Karana mengalami akselerasi kinerja dibanding triwulan III-2018. Ekonomi Bali tercatat tumbuh sebesar 7,59 persen (yoy) di periode triwulan laporan. “Lebih tinggi dibanding triwulan III 2018 yang sebesar 6,15 persen (yoy) dan jauh lebih tinggi dibanding pertumbuhan triwulan IV 2017 sebesar 4,01 persen (yoy),” jelasnya. Pertumbuhan ekonomi Bali pada triwulan IV 2018, juga lebih tinggi dibanding pertumbuhan ekonomi Nasional di periode yang sama sebesar 5,18 persen (yoy).
Sedang dari sisi permintaan, peningkatan kinerja ekonomi Bali tersebut didorong meningkatnya kinerja komponen konsumsi rumah tangga, investasi dan ekspor luar negeri. Sementara dari sisi penawaran, didorong meningkatnya kinerja empat lapangan usaha utama Bali, yaitu lapangan usaha akomodasi makan dan minum; pertanian; perdagangan besar dan eceran; serta industri pengolahan.
Menurut Causa Iman Karana, akselerasi kinerja ekonomi Bali tersebut, didorong beberapa faktor. Antara lain base effect melambatnya perekonomian Bali pada triwulan IV 2017 akibat peningkatan aktivitas vulkanis Gunung Agung. Kedua peningkatan ekspor, baik ekspor jasa yang tercermin pada peningkatan jumlah kunjungan wisatawan mancanegara maupun ekspor barang ke luar negeri maupun ekspor barang luar negeri. Ketiga peningkatan luas panen dan produksi padi pada triwulan laporan. Yang keempat penyelenggaraan IMF WB Annual Meeting 2018.Kelima faktor hari besar keagamaan, Galungan dan Natal) serta Tahun Baru 2019.
Ekonomi Bali di tahun 2018 mengalami akselerasi kinerja dengan tumbuh sebesar 6,35% (yoy), lebih tinggi dibanding pertumbuhan ekonomi tahun 2017 sebesar 5,57% (yoy). “Capaian tersebut juga lebih tinggi dibanding pertumbuhan ekonomi Nasional tahun 2018 sebesar 5,17% (yoy),” kata Causa Iman Karana. *k17
Bank Indonesia Kantor Perwakilan Wilayah Provinsi Bali memprediksi ekonomi Bali pada triwulan I ini tumbuh antara 6,10-6,50 persen. Kepala Perwakilan BI Indonesia Provinsi Bali Causa Iman Karana, menjelaskan ada beberapa faktor faktor penyebab perlambatan tersebut di antaranya,telah berakhirnya periode pariwisata Bali. Perkiraan melambatnya kinerja ekonomi mitra dagang utama dunia, terutama Amerika Serikat dan Australia.Kemudian telah selesainya pengerjaan sebagian besar proyek konstruksi yang terkait dengan IMF-WB AM 2018.
“Dari sisi permintaan, prakiraan melambatnya kinerja ekonomi Bali terutama disebabkan melambatnya kinerja komponen konsumsi rumah tangga, ekspor luar negeri dan investasi,” jelas Causa Iman Karana, Rabu (13/3), merujuk Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional (KEKR) Provinsi Bali Triwulan IV 2018.
Sementara dari sisi penawaran perlambatan diprakirakan disebabkan melambatnya seluruh lapangan usaha utama ekonomi Bali yaitu lapangan usaha akomodasi makan dan minum, pertanian, transportasi, konstruksi, industri pengolahan serta perdagangan besar dan eceran.
Sebelumnya kinerja ekonomi Bali pada triwulan IV 2018, menurut Causa Iman Karana mengalami akselerasi kinerja dibanding triwulan III-2018. Ekonomi Bali tercatat tumbuh sebesar 7,59 persen (yoy) di periode triwulan laporan. “Lebih tinggi dibanding triwulan III 2018 yang sebesar 6,15 persen (yoy) dan jauh lebih tinggi dibanding pertumbuhan triwulan IV 2017 sebesar 4,01 persen (yoy),” jelasnya. Pertumbuhan ekonomi Bali pada triwulan IV 2018, juga lebih tinggi dibanding pertumbuhan ekonomi Nasional di periode yang sama sebesar 5,18 persen (yoy).
Sedang dari sisi permintaan, peningkatan kinerja ekonomi Bali tersebut didorong meningkatnya kinerja komponen konsumsi rumah tangga, investasi dan ekspor luar negeri. Sementara dari sisi penawaran, didorong meningkatnya kinerja empat lapangan usaha utama Bali, yaitu lapangan usaha akomodasi makan dan minum; pertanian; perdagangan besar dan eceran; serta industri pengolahan.
Menurut Causa Iman Karana, akselerasi kinerja ekonomi Bali tersebut, didorong beberapa faktor. Antara lain base effect melambatnya perekonomian Bali pada triwulan IV 2017 akibat peningkatan aktivitas vulkanis Gunung Agung. Kedua peningkatan ekspor, baik ekspor jasa yang tercermin pada peningkatan jumlah kunjungan wisatawan mancanegara maupun ekspor barang ke luar negeri maupun ekspor barang luar negeri. Ketiga peningkatan luas panen dan produksi padi pada triwulan laporan. Yang keempat penyelenggaraan IMF WB Annual Meeting 2018.Kelima faktor hari besar keagamaan, Galungan dan Natal) serta Tahun Baru 2019.
Ekonomi Bali di tahun 2018 mengalami akselerasi kinerja dengan tumbuh sebesar 6,35% (yoy), lebih tinggi dibanding pertumbuhan ekonomi tahun 2017 sebesar 5,57% (yoy). “Capaian tersebut juga lebih tinggi dibanding pertumbuhan ekonomi Nasional tahun 2018 sebesar 5,17% (yoy),” kata Causa Iman Karana. *k17
Komentar