Tim Karate Pra PON Diuji di Piala Kasad
Tim bayangan Pra PON karate Bali akan diuji pada Piala Kasad, pada akhir Maret atau April 2019.
DENPASAR, NusaBali
Ajang itu menjadi upaya latih tanding sebelum pembentukan tim definitif Pra PON karate. Karena itu, apapun hasilnya tetap dijadikan evaluasi bagi atlet karate pada Pra PON, di Kupang, Nusa Tenggara Timur, 27-29 September.
"Untuk seleksi kami menunggu jadwal pasti Piala Kasad yang rencana pada Maret atau April 2019. Rencananya Forki Bali akan menurunkan tim bayangan Pra PON. Lalu hasilnya kami evaluasi bersama," ucap Wakil Ketua Bidang Kaderisasi dan Usia Dini, FORKI Bali, Aditya Putra Thama, di Denpasar, Jumat (15/3).
Menurut Aditya Putra Thama, tim bayangan PraPON memang belum definitif. Karena masih 4-5 bulan lagi mencari yang terbaik dan benar-benar siap untuk Pra PON pada September.
Menurut Aditya Putra, untuk saat ini tim bayangan FORKI Bali ke Pra PON masih gemuk, yakni 200%. Diantaranya masih ada nama-nama eks PON 2016, seperti I Gede Sihaan Yoginata, A.A. Aprila Pratama, Made Dwi Puspitasari, I Putu Agus Putra Bimantara, Cok Istri Agung Sanistyarani, Made Budi Kertiyasa.
Bahkan beberala nama baru juga muncul seperti Made Yoga Wiraputra (peraih medali emas Piala Mendagri 2018, medali emas POMnas, medali perunggu ASEAN University Games) dan Kadek Krisna Dwi Antara (medali emas Piala Panglima 2018).
Hanya saja di Piala Kasad, kata Aditya Putra, hanya bisa satu kelas satu atlet untuk tiap kontingen. Jadi yang tidak berangkat tetap mengikuti latihan di Bali didampingi tim pelatih yang tidak ikut berangkat.
"Kalau melihat pengalaman, di Piala Kasad, atlet karate Bali langganan menjaga tradisi emas," terang Aditya Putra Thama.
FORKI Bali memiliki ambisi yang sama saat meloloskan atlet ke PON Jabar 2016 sebanyak 15 karateka. Namun, kata Aditya Putra, sementara ini FORKI Bali belum bicara target. Tapi jika merujuk PON 2012 dan PON 2016, optimis lolos 13-14 kelas dengan 15 karateka.*dek
"Untuk seleksi kami menunggu jadwal pasti Piala Kasad yang rencana pada Maret atau April 2019. Rencananya Forki Bali akan menurunkan tim bayangan Pra PON. Lalu hasilnya kami evaluasi bersama," ucap Wakil Ketua Bidang Kaderisasi dan Usia Dini, FORKI Bali, Aditya Putra Thama, di Denpasar, Jumat (15/3).
Menurut Aditya Putra Thama, tim bayangan PraPON memang belum definitif. Karena masih 4-5 bulan lagi mencari yang terbaik dan benar-benar siap untuk Pra PON pada September.
Menurut Aditya Putra, untuk saat ini tim bayangan FORKI Bali ke Pra PON masih gemuk, yakni 200%. Diantaranya masih ada nama-nama eks PON 2016, seperti I Gede Sihaan Yoginata, A.A. Aprila Pratama, Made Dwi Puspitasari, I Putu Agus Putra Bimantara, Cok Istri Agung Sanistyarani, Made Budi Kertiyasa.
Bahkan beberala nama baru juga muncul seperti Made Yoga Wiraputra (peraih medali emas Piala Mendagri 2018, medali emas POMnas, medali perunggu ASEAN University Games) dan Kadek Krisna Dwi Antara (medali emas Piala Panglima 2018).
Hanya saja di Piala Kasad, kata Aditya Putra, hanya bisa satu kelas satu atlet untuk tiap kontingen. Jadi yang tidak berangkat tetap mengikuti latihan di Bali didampingi tim pelatih yang tidak ikut berangkat.
"Kalau melihat pengalaman, di Piala Kasad, atlet karate Bali langganan menjaga tradisi emas," terang Aditya Putra Thama.
FORKI Bali memiliki ambisi yang sama saat meloloskan atlet ke PON Jabar 2016 sebanyak 15 karateka. Namun, kata Aditya Putra, sementara ini FORKI Bali belum bicara target. Tapi jika merujuk PON 2012 dan PON 2016, optimis lolos 13-14 kelas dengan 15 karateka.*dek
Komentar