Tahun 2020, RS Bali Mandara Bisa Berikan Layanan Kanker Terpadu
Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) RS Bali Mandara di Jalan Bypass Ngurah Rai Sanur, Denpasar Selatan dipastikan bisa memberi pelayanan kanker terpadu mulai tahun 2020 mendatang.
DENPASAR, NusaBali
Layanan kanker terpadu ini nantinya bisa dinikmati masyarakat Bali yang sudah tercover program Jaminan Kesehatan Nasional Krama Bali Sejahtera (JKN KBS).
Peletakan batu pertama pembangunan Unit Pelayanan Kanker Terpadu di UPTD RS Bali Mandara sudah dilakuklan Gubernur Bali Wayan Koster, Selasa (14/5). Acara peletakan batu pertama tersebut dihadiri Ketua Komisi IV DPRD Bali (membidangi masalah kesehatan) I Nyoman Parta, Kepala Ombudsman Republik Indonesia (ORI) Perwakilan Bali Umar Ibnu Alkhatab, Sekda Provinsi Bali Dewa Made Indra, dan jajaran Pimpinan OPD lingkup Pemprov Bali.
Kadis Kesehatan Provinsi Bali, dr Ketut Suarjaya, mengatakan bangunan Unit Pelayanan Kanker Terpadi di RS Bali Mandara ini seluas 4.170 meter persegi. Terdiri dari bunker untuk Radioterapi, kemudian tempat untuk Poliklinik di Lantai I, untuk layanan Laboratorium di Lantai II, dan untuk Kedokteran Nuklir di Lantai III. "Nanti di sini adalah layanan terpadu mulai dari Radiodiagnostik, Radioterapi, Kemo-terapi, dan Kedokteran Nuklir," ungkap dr Suarjaya.
Suarjaya menambahkan, sesuai dengan kontrak, pembangunan Unit Pelayanan Kanker Terpadu di RS Bali Mandara direncanakan selesai per 1 Desember 2019 mendatang. Unit Pelayanan Kanker Terpadu yang dibangun dengan dana APBD Bali ini akan dilengkapi alat-alat Kedokteran Nuklir dan Radioterapi, seperti linier accelerator, MRI, dan alat-alat untuk layanan kanker lainnya.
"Kami berharap awal tahun 2020 mendatang Unit Pelayanan Kanker Terpadu ini sudah dapat melayani masyarakat, khususnya mereka yang mengalami penyakit kanker," tandas birokrat asal Desa Pengstulan, Kecamatan Seririt, Buleleng alumnus Fakultas Kedokteran Unud (angkatan 1980) ini.
Menurut Suarjaya, anggaran untuk pembangunan fisik Unit Pelayanan Kanker Terpadu di RS Bali Mandara ini mencapai 52,364 miliar. Sedangkan pengadaan alat-alat medis di tahun 2019 dianggarkan sebesar Rp 53 miliar dan berlanjut tahun 2020 sebesar Rp 50 miliar. "Tapi, dengan peralatan yang sekarang kita beli, astungkara awal 2020 kita sudah bisa melayani kasus-kasus kanker," tegas Suarjaya.
Disebutkan, layanan kanker terpadu ini nantinya bisa dinikmati masya-rakat Bali yang sudah tercover program JKN KBS, sekaligus menjadi pelaksanaan salah satu program prioritas visi ‘Nangun Sat Kerthi Loka Bali’ di bidang kesehatan. Suarjaya menyebutkan, Layanan Kanker Terpadu ini akan menjadi nilai tambah untuk RS Bali Mandara, rumah sakit berstandar internasional yang resmi beroperasi sejak 28 Oktober 2017. *
Peletakan batu pertama pembangunan Unit Pelayanan Kanker Terpadu di UPTD RS Bali Mandara sudah dilakuklan Gubernur Bali Wayan Koster, Selasa (14/5). Acara peletakan batu pertama tersebut dihadiri Ketua Komisi IV DPRD Bali (membidangi masalah kesehatan) I Nyoman Parta, Kepala Ombudsman Republik Indonesia (ORI) Perwakilan Bali Umar Ibnu Alkhatab, Sekda Provinsi Bali Dewa Made Indra, dan jajaran Pimpinan OPD lingkup Pemprov Bali.
Kadis Kesehatan Provinsi Bali, dr Ketut Suarjaya, mengatakan bangunan Unit Pelayanan Kanker Terpadi di RS Bali Mandara ini seluas 4.170 meter persegi. Terdiri dari bunker untuk Radioterapi, kemudian tempat untuk Poliklinik di Lantai I, untuk layanan Laboratorium di Lantai II, dan untuk Kedokteran Nuklir di Lantai III. "Nanti di sini adalah layanan terpadu mulai dari Radiodiagnostik, Radioterapi, Kemo-terapi, dan Kedokteran Nuklir," ungkap dr Suarjaya.
Suarjaya menambahkan, sesuai dengan kontrak, pembangunan Unit Pelayanan Kanker Terpadu di RS Bali Mandara direncanakan selesai per 1 Desember 2019 mendatang. Unit Pelayanan Kanker Terpadu yang dibangun dengan dana APBD Bali ini akan dilengkapi alat-alat Kedokteran Nuklir dan Radioterapi, seperti linier accelerator, MRI, dan alat-alat untuk layanan kanker lainnya.
"Kami berharap awal tahun 2020 mendatang Unit Pelayanan Kanker Terpadu ini sudah dapat melayani masyarakat, khususnya mereka yang mengalami penyakit kanker," tandas birokrat asal Desa Pengstulan, Kecamatan Seririt, Buleleng alumnus Fakultas Kedokteran Unud (angkatan 1980) ini.
Menurut Suarjaya, anggaran untuk pembangunan fisik Unit Pelayanan Kanker Terpadu di RS Bali Mandara ini mencapai 52,364 miliar. Sedangkan pengadaan alat-alat medis di tahun 2019 dianggarkan sebesar Rp 53 miliar dan berlanjut tahun 2020 sebesar Rp 50 miliar. "Tapi, dengan peralatan yang sekarang kita beli, astungkara awal 2020 kita sudah bisa melayani kasus-kasus kanker," tegas Suarjaya.
Disebutkan, layanan kanker terpadu ini nantinya bisa dinikmati masya-rakat Bali yang sudah tercover program JKN KBS, sekaligus menjadi pelaksanaan salah satu program prioritas visi ‘Nangun Sat Kerthi Loka Bali’ di bidang kesehatan. Suarjaya menyebutkan, Layanan Kanker Terpadu ini akan menjadi nilai tambah untuk RS Bali Mandara, rumah sakit berstandar internasional yang resmi beroperasi sejak 28 Oktober 2017. *
1
Komentar