Nenek 80 Tahun Ajak Sang Cucu Cari Rongsokan
Jumat (24/5) siang kemarin, jarum jam menunjukkan pukul 11.35 Wita.
DENPASAR, NusaBali
Seorang nenek tampak berjalan pelan sambil menuntun sepeda gayung dari arah utara Jalan Drupadi, Kelurahan Sumerta Kelod, Denpasar Timur.
Nenek ini tampak mencuri perhatian pemakai jalan lainnya karena sepeda gayung yang dituntunnya itu selain berisi barang bekas (rongsokan) juga tampak ada seorang anak kecil berpakaian seragam TK sambil membawa tas duduk di atas sepeda tersebut.
Setelah berjalan cukup jauh, nenek ini terlihat menepi di pinggir jalan. Tampaknya, anak kecil yang diajaknya itu memintanya untuk membuka bungkusan makanan ringan yang dibawanya.
NusaBali pun mencoba menghampirinya. Nenek ini mengaku bernama Mbah Tumpuk berusia sekitar 80 tahun. “Ini cucu saya, tiap hari memang saya ajak dia keliling cari barang bekas,” ucapnya pelan.
Meski sang cucu yang disebutnya bernama Salwa berusia sekitar 4 tahun ini mengenakan pakaian seragam TK, namun Mbah Tumpuk mengaku cucunya itu belum bersekolah. “Baju dan tas yang dipakai cucu saya ini dikasi warga. Dia sangat senang sekali. Makanya setiap saya ajak, dia pasti pakai baju ini saja. Mungkin orang mengira saya lagi jemput cucu dari sekolah,” kata Mbah Tumpuk yang mengaku asal Jember, Jawa Timur dan kini tinggal di gudang rongsokan, kawasan Desa Yang Batu, Denpasar Timur. “Saya sudah dua tahun ini tinggal di gudangnya Pak Kustari,” akunya.
Di gudang rongsokan itu, Mbah Tumpuk mengaku tinggal bersama sang anak (Ibu dari Salwa) dan dua cucunya. “Suami saya sudah lama meninggal, sedangkan bapaknya Salwa ini (menantu, red) kerja merantau ke luar Bali. Saya tidak tahu dimana kerja,” ujarnya. “Makanya saya ajak cucu saya ini ikut cari barang bekas keliling, karena ibunya Salwa di gudang kan kerja juga bersihin barang-barang bekas sambil ngajak adiknya Salwa,” imbuhnya.
Nah, dari berkeliling mencari barang bekas, Mbah Tumpuk mengaku setiap hari bisa mengumpulkan rongsokan yang kalau diuangkan rata-rata sekitar Rp 20 ribu. “Kadang ada juga yang ngasi saya makanan, baju dan barang lainnya. Kayak tadi saya distop sama ibu-ibu bawa motor, terus cucu saya ini dikasi makanan,” kata Mbah Tumpuk yang mengaku sedang menjalani ibadah puasa.
Nah, saat Lebaran nanti, Mbah Tumpuk bersama anak dan dua cucunya berencana akan mudik ke Jember, Jawa Timur. “Saya sudah dua tahun ini tidak mudik. Mungkin dua hari lagi saya akan pulang ke Jawa,” ucapnya sambil kembali berjalan pelan mendorong sepeda gayungnya sembari menoleh kiri-kanan jalan memperhatikan barang bekas seperti botol plastik, kertas karton, kaleng dan barang bekas lainnya yang tercecer untuk dipungut. *isu
Nenek ini tampak mencuri perhatian pemakai jalan lainnya karena sepeda gayung yang dituntunnya itu selain berisi barang bekas (rongsokan) juga tampak ada seorang anak kecil berpakaian seragam TK sambil membawa tas duduk di atas sepeda tersebut.
Setelah berjalan cukup jauh, nenek ini terlihat menepi di pinggir jalan. Tampaknya, anak kecil yang diajaknya itu memintanya untuk membuka bungkusan makanan ringan yang dibawanya.
NusaBali pun mencoba menghampirinya. Nenek ini mengaku bernama Mbah Tumpuk berusia sekitar 80 tahun. “Ini cucu saya, tiap hari memang saya ajak dia keliling cari barang bekas,” ucapnya pelan.
Meski sang cucu yang disebutnya bernama Salwa berusia sekitar 4 tahun ini mengenakan pakaian seragam TK, namun Mbah Tumpuk mengaku cucunya itu belum bersekolah. “Baju dan tas yang dipakai cucu saya ini dikasi warga. Dia sangat senang sekali. Makanya setiap saya ajak, dia pasti pakai baju ini saja. Mungkin orang mengira saya lagi jemput cucu dari sekolah,” kata Mbah Tumpuk yang mengaku asal Jember, Jawa Timur dan kini tinggal di gudang rongsokan, kawasan Desa Yang Batu, Denpasar Timur. “Saya sudah dua tahun ini tinggal di gudangnya Pak Kustari,” akunya.
Di gudang rongsokan itu, Mbah Tumpuk mengaku tinggal bersama sang anak (Ibu dari Salwa) dan dua cucunya. “Suami saya sudah lama meninggal, sedangkan bapaknya Salwa ini (menantu, red) kerja merantau ke luar Bali. Saya tidak tahu dimana kerja,” ujarnya. “Makanya saya ajak cucu saya ini ikut cari barang bekas keliling, karena ibunya Salwa di gudang kan kerja juga bersihin barang-barang bekas sambil ngajak adiknya Salwa,” imbuhnya.
Nah, dari berkeliling mencari barang bekas, Mbah Tumpuk mengaku setiap hari bisa mengumpulkan rongsokan yang kalau diuangkan rata-rata sekitar Rp 20 ribu. “Kadang ada juga yang ngasi saya makanan, baju dan barang lainnya. Kayak tadi saya distop sama ibu-ibu bawa motor, terus cucu saya ini dikasi makanan,” kata Mbah Tumpuk yang mengaku sedang menjalani ibadah puasa.
Nah, saat Lebaran nanti, Mbah Tumpuk bersama anak dan dua cucunya berencana akan mudik ke Jember, Jawa Timur. “Saya sudah dua tahun ini tidak mudik. Mungkin dua hari lagi saya akan pulang ke Jawa,” ucapnya sambil kembali berjalan pelan mendorong sepeda gayungnya sembari menoleh kiri-kanan jalan memperhatikan barang bekas seperti botol plastik, kertas karton, kaleng dan barang bekas lainnya yang tercecer untuk dipungut. *isu
Komentar