Bentuk e-warung, Bangkit dari Kemiskinan
Puluhan KPM PKH Siap Graduasi Mandiri
SINGARAJA, NusaBali
Puluhan Keluarga Penerima Manfaat (KPM) Program Keluarga Harapan (PKH), sebelumnya disebut KK miskin, di Kabupaten Buleleng, kini bersiap mandiri atau lepas dari tanggungan pemerintah. Empat KPM sudah mendahului mengundurkan diri Juni lalu, sebagai penerima manfaat. Mereka memutuskan masuk dalam kelompok graduasi mandiri karena sudah mampu memenuhi biaya hidup sendiri dari usaha yang dirintisnya.
Sebelumnya, empat KPM itu didukung pemerintah secara penuh baik biaya pendidikan, kesehatan dan biaya idup lainnya untuk memenuhi kebutuhan hidup. Namun setelah beberapa tahun menerima bantuan stimulan berupa PKH, mereka sudah mampu meningkatkan perekonomian dan bangkit dari kemiskinan.
Menurut Koordinator Pendamping PKH Kabupaten Buleleng Gede Wiryawan, program PKH di Buleleng sudah berjalan sejak tahun 2010 hingga saat ini ada 26.635 KPM penerima manfaat. Dari jumlah tersebut ada beberapa penerima manfaat terutama penerima tahun pertama sudah keluar karena sudah dianggap mengalami peningkatan kesejahteraan (graduasi) baik secara penilaian dari pendamping PKH dan perbekel, maupun graduasi mandiri. “Memang susuai target pemerintah pusat, KPM penerima manfaat setelah enam tahun diharapkan sudah ada peningkatan kesejateraan keluarga. Kalau belum juga masih layak diberikan perpanjangan transisi selama tiga tahun. Sejauh ini memang sudah ada yang keluar karena hasil evaluasinya sudah tidak lagi dalam kategori keluarga kurang mampu ada juga yang secara mandiri mengundurkan diri karena perekonomiannya sudah dapat diatasi sendiri,” jelas dia.
Wiryawan tak merincikan secara detail berapa KPM yang layak disebut mandiri. Namun, jelas dia, yang membanggakan adalah graduasi mandiri yang digenjot di tahun 2019 ini mencapai belasan orang. “Ini sudah mulai ada kemajuan pesat dari 2019 dan Juni kemarin ada empat KPM,’’ paparnya. Dia mengklaim program PKH benar-benar memberikan solusi kepada masyarakat kurang mampu untuk memperbaiki hidupnya.
Salah satunya adalah keluarga I Gusti I Ayu Supiani,42, warga Desa Lokapaksa, Kecamatan Seririt, Kabupaten Buleleng. Keluarga Supiani masuk dalam KPM graduasi mandiri. Dia memutuskan untuk berhenti menjadi penerima Program Keluarga Harapan (PKH) baru-baru ini. Kini usaha dagang yang dirintis jatuh bangun dua puluh tahun sudah mulai ada perkembangan stabil untuk menunjang perekonomian keluarganya. “Saya sangat merasakan bantuan PKH, apalagi dulu disaat krodit benar-benar dalam perekonomian terpuruk,” jelasnya. Kondisi sulit saat itu keluarganya sempat merasakan Bantuan Langsung Tunai (BLT), kemudian pada tahun 2018 menjadi Keluarga Penerima Manfaat (KPM) PKH. Dana PKH yang diterima ia gunakan untuk keperluan sekolah dua anaknya yang masih duduk di bangku Sekolah menengah atas dan menegah pertama. Selain PKH, Kartu Indonesia Pintar (KIP), Kartu Indonesia Sehat (KIP), Beras Sejahtera juga ia peroleh.Usaha warung Supiani sat ini sudah berkembang pesat apalagi saat ini mendapat kepercayaan dari bank ditunjuk menjadi agen penyalur Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT).
Sementara itu, menurut Wiryawan, selain Supiani, juga sedang bersiap puluhan KPM lainnya di Buleleng untuk lepas dari program PKH masuk dalam graduasi mandiri. Puluhan KPM itu juga mendapat kepercayaan membangun e-warung sebagai penyalur BPNT (bantuan pangan non tunai).*k23
Sebelumnya, empat KPM itu didukung pemerintah secara penuh baik biaya pendidikan, kesehatan dan biaya idup lainnya untuk memenuhi kebutuhan hidup. Namun setelah beberapa tahun menerima bantuan stimulan berupa PKH, mereka sudah mampu meningkatkan perekonomian dan bangkit dari kemiskinan.
Menurut Koordinator Pendamping PKH Kabupaten Buleleng Gede Wiryawan, program PKH di Buleleng sudah berjalan sejak tahun 2010 hingga saat ini ada 26.635 KPM penerima manfaat. Dari jumlah tersebut ada beberapa penerima manfaat terutama penerima tahun pertama sudah keluar karena sudah dianggap mengalami peningkatan kesejahteraan (graduasi) baik secara penilaian dari pendamping PKH dan perbekel, maupun graduasi mandiri. “Memang susuai target pemerintah pusat, KPM penerima manfaat setelah enam tahun diharapkan sudah ada peningkatan kesejateraan keluarga. Kalau belum juga masih layak diberikan perpanjangan transisi selama tiga tahun. Sejauh ini memang sudah ada yang keluar karena hasil evaluasinya sudah tidak lagi dalam kategori keluarga kurang mampu ada juga yang secara mandiri mengundurkan diri karena perekonomiannya sudah dapat diatasi sendiri,” jelas dia.
Wiryawan tak merincikan secara detail berapa KPM yang layak disebut mandiri. Namun, jelas dia, yang membanggakan adalah graduasi mandiri yang digenjot di tahun 2019 ini mencapai belasan orang. “Ini sudah mulai ada kemajuan pesat dari 2019 dan Juni kemarin ada empat KPM,’’ paparnya. Dia mengklaim program PKH benar-benar memberikan solusi kepada masyarakat kurang mampu untuk memperbaiki hidupnya.
Salah satunya adalah keluarga I Gusti I Ayu Supiani,42, warga Desa Lokapaksa, Kecamatan Seririt, Kabupaten Buleleng. Keluarga Supiani masuk dalam KPM graduasi mandiri. Dia memutuskan untuk berhenti menjadi penerima Program Keluarga Harapan (PKH) baru-baru ini. Kini usaha dagang yang dirintis jatuh bangun dua puluh tahun sudah mulai ada perkembangan stabil untuk menunjang perekonomian keluarganya. “Saya sangat merasakan bantuan PKH, apalagi dulu disaat krodit benar-benar dalam perekonomian terpuruk,” jelasnya. Kondisi sulit saat itu keluarganya sempat merasakan Bantuan Langsung Tunai (BLT), kemudian pada tahun 2018 menjadi Keluarga Penerima Manfaat (KPM) PKH. Dana PKH yang diterima ia gunakan untuk keperluan sekolah dua anaknya yang masih duduk di bangku Sekolah menengah atas dan menegah pertama. Selain PKH, Kartu Indonesia Pintar (KIP), Kartu Indonesia Sehat (KIP), Beras Sejahtera juga ia peroleh.Usaha warung Supiani sat ini sudah berkembang pesat apalagi saat ini mendapat kepercayaan dari bank ditunjuk menjadi agen penyalur Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT).
Sementara itu, menurut Wiryawan, selain Supiani, juga sedang bersiap puluhan KPM lainnya di Buleleng untuk lepas dari program PKH masuk dalam graduasi mandiri. Puluhan KPM itu juga mendapat kepercayaan membangun e-warung sebagai penyalur BPNT (bantuan pangan non tunai).*k23
Komentar