PBSI Bali Berhitung Jadi Tuan Rumah Pra PON
Akomodasi, transportasi hingga konsumsi harus ditanggung bagi Pra PON yang mencakup tiga wilayah dengan sekitar 100 atlet.
Perlu Anggaran Rp 200 Juta
DENPASAR, NusaBali
Pengprov Persatuan Bulutangkis Seluruh Indonesia (PBSI) Bali membutuhkan anggaran sekitar Rp 200 juta untuk menjadi tuan rumah Pra PON cabang olahraga bulutangkis. Anggaran Rp 200 juta itu untuk menanggung akomodasi dan transportasi lokal kontingen. Sebab, dengan menjadi tuan rumah tiga wilayah, maka diprediksi akan ada sekitar 100 atlet bulutangkis belum termasuk ofisial dan perangkat pertandingan yang mesti ditangani. Semua itu, memerlukan akomodasi, transportasi dan konsumsi. Untuk itu, PBSI Bali akan berhitung matang soal pendanaan.
Ketua Umum PBSI Bali, Wayan Winurjaya, Selasa (9/7) mengaku akan membandingkan anggaran yang harus dikeluarkan. Baik saat menjadi tuan rumah memerlukan berapa besar dana, dan kalau Pra PON digelar di luar Bali, berapa menghabiskan anggaran. Semua itu akan dikalkulasi secara matang. Hanya saja jika sebagai tuan rumah akan banyak positifnya. Terutama dukungan suporter.
Karena itulah, PBSI Bali akan membuat rancangan dulu terutama terkait dengan biaya yang diperlukan sekaligus melihat sejauh mana KONI Bali atau pemerintah memberikan bantuan dana, termasuk pihak-pihak lainnya, tak terkecuali pihak sponsor.
Sebab, hasrat menjadi tuan rumah Pra-PON, kata Winurjaya, menunjukkan betapa besarnya semangat pengurus baru sekarang ini untuk bisa menjadikan Bali sebagai tuan rumah gelaran nasional. Sebab, dengan dukungan publik sendiri bakal memberikan motivasi besar terhadap para atlet bulutangkis Pra PON Bali. Minimal pecinta bulutangkis di Bali dan keluarga serta kerabatnya pasti ikut memberikan dukungan.
Pria asal Batur Kintamani itu menambahkan, Pra PON bulutangkis nantinya terbagi ke dalam 7 wilayah. Wilayah 1 terdiri dari Aceh, Sumut, Bengkulu, Kepri, Bangka.
Wilayah 2 meliputi Sumsel, Sumbar, Lampung, Jambi, Babel. Wilayah 3 diisi Banten, Jogjakarta dan Jatim. Sedangkan Bali berada di Wilayah 4 bersama NTB dan NTT. Sementara Wilayah 5 meliputi Papua Barat, Maluku, Maluku Utara. Sedangkan Wilayah 6 semua Kalimantan (Kaltim, Kalteng, Kaltara, dan Kalsen) dan Wilayah 7 semua Provinsi Sulawesi (Sulut, Sulbar, dan Sulteng).
Hanya saja menurut Winurjaya, meski Bali berada di Wilayah 4, namun untuk menjadi tuan rumah Pra PON, maka syaratnya harus juga menggelar pertandingan untuk Wilayah 3 dan Wilayah 5. Sehingga menjadi tuan rumah PON, harus juga menjadi tuan rumah untuk wilayah 3, dan 5.*dek
Komentar