Siswa SMA Negeri 2 Semarapura Ditemukan Tewas Gantung Diri
Korban Anak dari Ketua LPD Sogra
SEMARAPURA, NusaBali
Seorang siswa Kelas XI SMAN 2 Semarapura, Klungkung, Made Susila, 15, nekat mengakhiri hidup dengan cara gantung diri. Korban yang notanbene merupakan anak dari Ketua LPD Desa Adat Sogra, Desa Sebudi, Kecamatan Selat, Karangasem, I Wayan Putra, 42, ini ditemukan tewas menggantung di rumahnya kawasan Banjar Sangkanbuana, Kelurahan Semarapura Kauh, Kecamatan Klungkung, Rabu (17/7) pagi pukul 08.00 Wita.
Korban Made Susila ditemukan menggantung dengan menjerat leher menggunakan selendang yang dikaitkan ke besi dalam gerase di halaman rumahnya setinggi 3 meter. Diduga kuat, remaja berusia 15 tahun ini naik mengikatkan selendang ke besi dengan bertumpu di atas sepeda motornya.
Adalah ayah korban sendiri, I Wayan Putra, yang pertama kali mengetahui kematian tragis Made Susila. Sebetulnya, sang ayah tinggal terpisah di Banjar Sogra, Desa Sebudi bersama ibunda korban, Ni Kadek Ariati, 37, dan keluarganya. Sedangkan korban Kadek Susila yang merupakan anak kedua dari tiga bersaudara, tinggal sendirian di rumahnya yang jadi lokasi TKP di Banjar Sangkanbuana, Kelurahan Semarapura Kauh.
Informasi di lapangan, terungkapnya peristiwa gantung diri ini bermula ketika korban Kadek Susila sempat mengirim pesan singkat kepada ayahnya, Wayan Putra, Rabu pagi sekitar pukul 07.09 Wita. "Pak, alih Pande ke Klungkung, tapi de pedidian bapak mai. Ajak karyawan bapak ane cowok pang ade nyetir. Bapak de ngomong ape (Pak, cari saya ke Klungkung, tapi jangan sendirian ke sini. Ajak karyawan pria biar ada nyetir. Bapak nggak usang omong apa, Red)," tulis korban dalam pesan singkatnya kepada sang ayah.
“Pokokne bapak mai gen malu. Pande jani di jumah ne di Klungkung, de ngajak mamak mai. Bin sep de ajak Pande kije biin, langsung ajak Pande ke Sogra. Makane bapak harus ngajak karyawan ne cowok mai pang ade nyetir. Bapak sing perlu nelepon ape, biin pocol mase. Pokokne bapak mai gen alih Pande di jumah di Klungkung,” lanjutnya.
Setelah menerima pesan seperti itu, ayah korban, Wayan Putra, merasa curiga. Ketua LPD Desa Adat Sogra ini pun langsung berangkat ke Klungkung untuk menemui anaknya di Klungkung, bersama seorang kerabatnya. Begitu tiba di depan rumah pukul 08.00 Wita, alangkah kagetnya Wayan Putra karena melihat anaknya dalam kondisi menggantung di garase.
Melihat kejadian tersebut, Wayan Putra sempat shock. Kemudian, dia menurunkan tubuh anaknya yang masih dalam keadaan hangat, lalu dibawa ke IGD RSUD Klungkung di Semarapura. Setibanya di RS, dr I Made Aridana yang menanganinya menyatakan korban Kadek Susila sudah meninggal dunia. Hingga kemarin sore, jenazah korban masih dititip di RSUD Klungkung.
Sementara, petugas kepolisian kemarin langsung terjun ke lokasi untuk menggelar olah TKP dan meminta keterangan sejumlah saksi. Berdasarkan hasil olah TKP, korban yang mengenakan baju kaos putih lengan panjang, celana panjang hitam, mengalami lebam di seputaran leher dan bibir terbuka serta posisi kepala mendongak. Korban disimpulkan murni ulahpati dengan cara gantung diri.
Menurut Kapolsek Klungkung, Kompol Wayan Sarjana, tidak ada tanda-tanda bekas kekerasan di tubuh korban. “Hingga saat ini, kami belum mengetahui motif korban gantung diri,” jelas Kompol Wayan Sarjana.
Sementara itu, tetangga yang rumahnya berada persis di sebelah rumah korban, Putu Lilik Rahayu, mengatakan selama ini Kadek Susila tinggal sendirian di rumah tersebut. “Meski tinggal sendiri, setahu saya anak itu tidak pernah ngajak teman cewek ke rumahnya. Paling kumpul bersama teman-teman cowok,” ungkap Putu Lilik kepada NusaBali di Semarapura, Rabu kemarin.
Putu Lilik menyebutkan, selama ini korban Kadek Susila kerap menyapa dirinya pagi-pagi. “Biasanya, tiap pagi sebelum berangkat sekolah, dia (korban) sering menyapa saya. Tapi, pagi ini (kemarin) kok tumben tidak keliahat dan tak ada menyapa saya,” papar Putu Lilik seraya mentatakan korban tidak pernah cerita ada permasalahan.
Sedangkan paman korban, I Ketut Alit Mawa, mengatakan keponakannya yang tewas gantung diri ini sempat mengungsi di Klungkung saat bencana Gunung Agung meletus, akhir tahun 2017. Saat ngungsi, Kadek Susila bersama kedua orangtua dan saudaranya tinggal di rumah kontrakan ini hingga korban sekolah di SMAN 2 Semarapura.
“Karena rumah ni dijual oleh pemiliknya, akhirnya orantua keponakan saya (Wayan Putra) putuskan membelinya. Kemudian, keponakan saya menempati rumah ini seorang diri. Biasanya, seminggu sekali orangtuanya datang menjenguk,” papar Ketut Alit Mawa saat ditemui NusaBali di lokasi TKP, Rabu kemarin.
Di sisi lain, Kepala Sekolah (Kasek) SMAN 2 Semarapura, I Wayan Juniarta, mengatakan korban Kadek Susila tidak pernah cerita kepada teman-teman sekolahnya terkait apa permasalahan korban hingga nekat bunuh diri. “Hari Selasa (16/7) siswa bersangkutan ke sekolah seperti biasa. Dia tidak aca cerita kepada teman-temannya terkait permasalahan yang dihadapi,” papar Wayan Janiarta.
Sementara itu, jenazah korban Kadek Susila rencananya akan dikuburkan di Setra Desa Adat Sogra, Desa Sebudi, Kecamatan Selat pada Wraspati Wage Sungsang, Kamis (18/7) siang ini pukul 13.00 Wita. Hal ini diakui Bendesa Adat Sogra, I Wayan Mangku Sukra, saat ditemui NusaBali di rumah duka kawsasan Banjar Sogra, Desa Sebudi, Rabu malam. "Penguburan rencananya dilakukan besok (hari8 ini) pukul 13.00 Wita," jelas Mangku Sukra. *wan,k16
Seorang siswa Kelas XI SMAN 2 Semarapura, Klungkung, Made Susila, 15, nekat mengakhiri hidup dengan cara gantung diri. Korban yang notanbene merupakan anak dari Ketua LPD Desa Adat Sogra, Desa Sebudi, Kecamatan Selat, Karangasem, I Wayan Putra, 42, ini ditemukan tewas menggantung di rumahnya kawasan Banjar Sangkanbuana, Kelurahan Semarapura Kauh, Kecamatan Klungkung, Rabu (17/7) pagi pukul 08.00 Wita.
Korban Made Susila ditemukan menggantung dengan menjerat leher menggunakan selendang yang dikaitkan ke besi dalam gerase di halaman rumahnya setinggi 3 meter. Diduga kuat, remaja berusia 15 tahun ini naik mengikatkan selendang ke besi dengan bertumpu di atas sepeda motornya.
Adalah ayah korban sendiri, I Wayan Putra, yang pertama kali mengetahui kematian tragis Made Susila. Sebetulnya, sang ayah tinggal terpisah di Banjar Sogra, Desa Sebudi bersama ibunda korban, Ni Kadek Ariati, 37, dan keluarganya. Sedangkan korban Kadek Susila yang merupakan anak kedua dari tiga bersaudara, tinggal sendirian di rumahnya yang jadi lokasi TKP di Banjar Sangkanbuana, Kelurahan Semarapura Kauh.
Informasi di lapangan, terungkapnya peristiwa gantung diri ini bermula ketika korban Kadek Susila sempat mengirim pesan singkat kepada ayahnya, Wayan Putra, Rabu pagi sekitar pukul 07.09 Wita. "Pak, alih Pande ke Klungkung, tapi de pedidian bapak mai. Ajak karyawan bapak ane cowok pang ade nyetir. Bapak de ngomong ape (Pak, cari saya ke Klungkung, tapi jangan sendirian ke sini. Ajak karyawan pria biar ada nyetir. Bapak nggak usang omong apa, Red)," tulis korban dalam pesan singkatnya kepada sang ayah.
“Pokokne bapak mai gen malu. Pande jani di jumah ne di Klungkung, de ngajak mamak mai. Bin sep de ajak Pande kije biin, langsung ajak Pande ke Sogra. Makane bapak harus ngajak karyawan ne cowok mai pang ade nyetir. Bapak sing perlu nelepon ape, biin pocol mase. Pokokne bapak mai gen alih Pande di jumah di Klungkung,” lanjutnya.
Setelah menerima pesan seperti itu, ayah korban, Wayan Putra, merasa curiga. Ketua LPD Desa Adat Sogra ini pun langsung berangkat ke Klungkung untuk menemui anaknya di Klungkung, bersama seorang kerabatnya. Begitu tiba di depan rumah pukul 08.00 Wita, alangkah kagetnya Wayan Putra karena melihat anaknya dalam kondisi menggantung di garase.
Melihat kejadian tersebut, Wayan Putra sempat shock. Kemudian, dia menurunkan tubuh anaknya yang masih dalam keadaan hangat, lalu dibawa ke IGD RSUD Klungkung di Semarapura. Setibanya di RS, dr I Made Aridana yang menanganinya menyatakan korban Kadek Susila sudah meninggal dunia. Hingga kemarin sore, jenazah korban masih dititip di RSUD Klungkung.
Sementara, petugas kepolisian kemarin langsung terjun ke lokasi untuk menggelar olah TKP dan meminta keterangan sejumlah saksi. Berdasarkan hasil olah TKP, korban yang mengenakan baju kaos putih lengan panjang, celana panjang hitam, mengalami lebam di seputaran leher dan bibir terbuka serta posisi kepala mendongak. Korban disimpulkan murni ulahpati dengan cara gantung diri.
Menurut Kapolsek Klungkung, Kompol Wayan Sarjana, tidak ada tanda-tanda bekas kekerasan di tubuh korban. “Hingga saat ini, kami belum mengetahui motif korban gantung diri,” jelas Kompol Wayan Sarjana.
Sementara itu, tetangga yang rumahnya berada persis di sebelah rumah korban, Putu Lilik Rahayu, mengatakan selama ini Kadek Susila tinggal sendirian di rumah tersebut. “Meski tinggal sendiri, setahu saya anak itu tidak pernah ngajak teman cewek ke rumahnya. Paling kumpul bersama teman-teman cowok,” ungkap Putu Lilik kepada NusaBali di Semarapura, Rabu kemarin.
Putu Lilik menyebutkan, selama ini korban Kadek Susila kerap menyapa dirinya pagi-pagi. “Biasanya, tiap pagi sebelum berangkat sekolah, dia (korban) sering menyapa saya. Tapi, pagi ini (kemarin) kok tumben tidak keliahat dan tak ada menyapa saya,” papar Putu Lilik seraya mentatakan korban tidak pernah cerita ada permasalahan.
Sedangkan paman korban, I Ketut Alit Mawa, mengatakan keponakannya yang tewas gantung diri ini sempat mengungsi di Klungkung saat bencana Gunung Agung meletus, akhir tahun 2017. Saat ngungsi, Kadek Susila bersama kedua orangtua dan saudaranya tinggal di rumah kontrakan ini hingga korban sekolah di SMAN 2 Semarapura.
“Karena rumah ni dijual oleh pemiliknya, akhirnya orantua keponakan saya (Wayan Putra) putuskan membelinya. Kemudian, keponakan saya menempati rumah ini seorang diri. Biasanya, seminggu sekali orangtuanya datang menjenguk,” papar Ketut Alit Mawa saat ditemui NusaBali di lokasi TKP, Rabu kemarin.
Di sisi lain, Kepala Sekolah (Kasek) SMAN 2 Semarapura, I Wayan Juniarta, mengatakan korban Kadek Susila tidak pernah cerita kepada teman-teman sekolahnya terkait apa permasalahan korban hingga nekat bunuh diri. “Hari Selasa (16/7) siswa bersangkutan ke sekolah seperti biasa. Dia tidak aca cerita kepada teman-temannya terkait permasalahan yang dihadapi,” papar Wayan Janiarta.
Sementara itu, jenazah korban Kadek Susila rencananya akan dikuburkan di Setra Desa Adat Sogra, Desa Sebudi, Kecamatan Selat pada Wraspati Wage Sungsang, Kamis (18/7) siang ini pukul 13.00 Wita. Hal ini diakui Bendesa Adat Sogra, I Wayan Mangku Sukra, saat ditemui NusaBali di rumah duka kawsasan Banjar Sogra, Desa Sebudi, Rabu malam. "Penguburan rencananya dilakukan besok (hari8 ini) pukul 13.00 Wita," jelas Mangku Sukra. *wan,k16
Komentar