Dua Pemancing Tewas, Manajemen Tanah Lot Macaru
Pascamusibah dua pemancing tewas dihantam ombak besar di kawasan Tanah Lot selatan Pura Enjung Galuh, manajemen DTW Tanah Lot gelar pacaruan pada Wraspati Kliwon Merakih, Kamis (12/9).
TABANAN, NusaBali
Pacaruan dengan tujuan menyucikan kawasan Tanah Lot tersebut dipuput Jro Mangku Gede Pura Luhur Tanah Lot Mangku Semudra.
Manajemen DTW Tanah Lot Ketut Toya Adnyana mengungkapkan pacaruan yang digelar adalah pacaruan Panca Sanak Jangkep (lengkap). Digelar bertujuan untuk membersihkan atau menyucikan kawasan. “Kami gelar tidak hanya di lokasi kejadian atau di belakang Pura Enjung Galuh, tetapi juga dihaturkan di sebelah Pengayatan Pura Tanah Lot dan di luhur Pura Tanah Lot,” bebernya.
Kata dia, pacaruan yang digelar melibatkan manajemen sekitar pukul 08.00 Wita. Dengan harapan supaya hal yang sama tidak terulang kembali. “Lokasi itu (belakang Pura Enjung Galuh) memang menjadi tempat favorit mencari ikan. Kalau untuk pemantauan wisatawan dari pagi sampai sore masih bisa kami lakukan, contohnya jika ada wisatawan melewati areal yang dilarang langsung diberitahu. Kalau pemancing ini datangnya malam, jadi tidak bisa terpantau,” kataToya Adnyana.
Meskipun demikian saat ini pengawasan tambah diperketat. Bahkan kunci gembok yang menuju kawasan terlarang sebelumnya hilang dirusak oleh orang tak bertanggung jawab, sudah diganti.
“Kami hanya berharap, baik pengunjung ataupun masyarakat setempat bisa tetap menaati larangan untuk keselamatan masing-masing,” harap Toya Adnyana.
Seperti berita sebelumnya, korban I Gede Ketut Artika notabene pamangku merajan asal Batan Poh, Desa Pandak Gede dan Wayan Sumiarta asal Banjar Batan Buah, Desa Beraban, Kecamatan Kediri dihantam ombak saat mancing di sebelah selatan Pura Enjung Galuh, kawasan Objek Wisata Tanah Lot pada Selasa (3/9) sekitar pukul 24.00 Wita. Korban Wayan Sumiarta saat jatuh dari tebing sempat terlihat namun karena terjangan ombak tinggi mereka langsung hilang. Akhirnya mereka ditemukan tak bernyawa, terdampar di Pantai Pasut, Desa Tibu-biu, Kecamatan Kerambitan, Tabanan pada Kamis (5/9). *des
Manajemen DTW Tanah Lot Ketut Toya Adnyana mengungkapkan pacaruan yang digelar adalah pacaruan Panca Sanak Jangkep (lengkap). Digelar bertujuan untuk membersihkan atau menyucikan kawasan. “Kami gelar tidak hanya di lokasi kejadian atau di belakang Pura Enjung Galuh, tetapi juga dihaturkan di sebelah Pengayatan Pura Tanah Lot dan di luhur Pura Tanah Lot,” bebernya.
Kata dia, pacaruan yang digelar melibatkan manajemen sekitar pukul 08.00 Wita. Dengan harapan supaya hal yang sama tidak terulang kembali. “Lokasi itu (belakang Pura Enjung Galuh) memang menjadi tempat favorit mencari ikan. Kalau untuk pemantauan wisatawan dari pagi sampai sore masih bisa kami lakukan, contohnya jika ada wisatawan melewati areal yang dilarang langsung diberitahu. Kalau pemancing ini datangnya malam, jadi tidak bisa terpantau,” kataToya Adnyana.
Meskipun demikian saat ini pengawasan tambah diperketat. Bahkan kunci gembok yang menuju kawasan terlarang sebelumnya hilang dirusak oleh orang tak bertanggung jawab, sudah diganti.
“Kami hanya berharap, baik pengunjung ataupun masyarakat setempat bisa tetap menaati larangan untuk keselamatan masing-masing,” harap Toya Adnyana.
Seperti berita sebelumnya, korban I Gede Ketut Artika notabene pamangku merajan asal Batan Poh, Desa Pandak Gede dan Wayan Sumiarta asal Banjar Batan Buah, Desa Beraban, Kecamatan Kediri dihantam ombak saat mancing di sebelah selatan Pura Enjung Galuh, kawasan Objek Wisata Tanah Lot pada Selasa (3/9) sekitar pukul 24.00 Wita. Korban Wayan Sumiarta saat jatuh dari tebing sempat terlihat namun karena terjangan ombak tinggi mereka langsung hilang. Akhirnya mereka ditemukan tak bernyawa, terdampar di Pantai Pasut, Desa Tibu-biu, Kecamatan Kerambitan, Tabanan pada Kamis (5/9). *des
Komentar