Komunitas Rotary Lepas 500 Tukik di Saba
Sedikitnya 500 ekor tukik dilepaskan di Pantai Saba, Desa Saba, Kecamatan Blahbatuh, Gianyar, Minggu (22/9), oleh Komunitas Rotary, salah satu komunitas peduli alam dan bergerak di bidang sosial.
GIANYAR, NusaBali
Selain dari komunitas, ratusan masyarakat dari kalangan siswa maupun instansi terkait di Gianyar ikut melepas tukik yang menetas beberapa hari tersebut.
Ketua Panitia kegiatan Megawati Rusligani memaparkan kegiatan pelepasan tukik ini sudah yang ketiga kalinya. Pelepasan Tukik, Minggu kemarin, serangkaian memperingati HUT Rotary ke-28. “Selain kegiatan peduli pada alam, kami juga bergerak di bidang sosial. Contohnya, membantu anak-anak yang di pedesaan dalam pendidikan hingga kehidupan sehari-harinya yang susah mencari air bersih dengan dibuatkan penampungan airnya,” papar dia.
Dia menyampaikan peserta pelepasan Tukik ini dari pelbagai kalangan. Bahkan beberapa peserta nanti ada dari kalangan penyandang disabilitas. “Sekarang baru 500 ekor tukik, para penyandang disabilitas nanti akan melepas lagi 500 ekor,’’ ujarnya. Kata Megawati, kegiatan ini dilakukan secara bertahap. Tukik didapatkan dari para donator yang telurnya didapatkan di sepanjang pantai di Gianyar.
Salah seorang anggota Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Resort Gianyar, Nyoman Yasa mengaku Komunitas Rotary sebagai salah satu binaanya. Selain BKSDA bersamaa Komunitas Rotary, Polisi Air juga dilibatkan dalam pelepasan tukik tersebut. “Karena binaan kami, rotary ini dalam setiap kegiatan pati kami libatkan,” jelasnya.
Pria asli Kecamatan Abiansemal, Kabupaten Badung itu berharap agar masyarakat lainnya turut mendukung pelestarian Penyu di masing-masing pantai. Tidak hanya bisa melepas, namun juga memperhatikan keberlangsungan kehidupan Penyu. Khususnya, Penyu yang bertelur di pasir pantai agar dijaga dan dilestarikan.
Ketua Kelompok Penangkaran Penyu Desa Saba, Kecamatan Blahbatuh, Gianyar, I Made Kikik menambahkan, tahun 2019 sekitar empat ribuan ekor Tukik dilepas. Karena dalam satu bulan bisa dua hingga tiga kali diselenggarakan pelepasan Tukik dengan jumlah 300 – 400 ekor. “Telur Tukik kami dapatkan dari masyarakat yang tengah menemukan Penyu bertelur di pasir pantai. Karena telur ini sering dimakan anjing, maka ketika ditemukan, warga langsung membawa telur ini ke penangkaran Tukik di Pantai Saba,’’ jelas Kikik.
Kata dia, selain dari Kabupaten Gianyar, ada juga warga yang membawa telur Penyu dari Klungkung dan Karangasem. ‘’Setelah telur itu menetas, warga ini kembali meminta Tukiknya untuk dilepas kembali ke pantai yang diinginkan,” ujarnya.*nvi
Ketua Panitia kegiatan Megawati Rusligani memaparkan kegiatan pelepasan tukik ini sudah yang ketiga kalinya. Pelepasan Tukik, Minggu kemarin, serangkaian memperingati HUT Rotary ke-28. “Selain kegiatan peduli pada alam, kami juga bergerak di bidang sosial. Contohnya, membantu anak-anak yang di pedesaan dalam pendidikan hingga kehidupan sehari-harinya yang susah mencari air bersih dengan dibuatkan penampungan airnya,” papar dia.
Dia menyampaikan peserta pelepasan Tukik ini dari pelbagai kalangan. Bahkan beberapa peserta nanti ada dari kalangan penyandang disabilitas. “Sekarang baru 500 ekor tukik, para penyandang disabilitas nanti akan melepas lagi 500 ekor,’’ ujarnya. Kata Megawati, kegiatan ini dilakukan secara bertahap. Tukik didapatkan dari para donator yang telurnya didapatkan di sepanjang pantai di Gianyar.
Salah seorang anggota Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Resort Gianyar, Nyoman Yasa mengaku Komunitas Rotary sebagai salah satu binaanya. Selain BKSDA bersamaa Komunitas Rotary, Polisi Air juga dilibatkan dalam pelepasan tukik tersebut. “Karena binaan kami, rotary ini dalam setiap kegiatan pati kami libatkan,” jelasnya.
Pria asli Kecamatan Abiansemal, Kabupaten Badung itu berharap agar masyarakat lainnya turut mendukung pelestarian Penyu di masing-masing pantai. Tidak hanya bisa melepas, namun juga memperhatikan keberlangsungan kehidupan Penyu. Khususnya, Penyu yang bertelur di pasir pantai agar dijaga dan dilestarikan.
Ketua Kelompok Penangkaran Penyu Desa Saba, Kecamatan Blahbatuh, Gianyar, I Made Kikik menambahkan, tahun 2019 sekitar empat ribuan ekor Tukik dilepas. Karena dalam satu bulan bisa dua hingga tiga kali diselenggarakan pelepasan Tukik dengan jumlah 300 – 400 ekor. “Telur Tukik kami dapatkan dari masyarakat yang tengah menemukan Penyu bertelur di pasir pantai. Karena telur ini sering dimakan anjing, maka ketika ditemukan, warga langsung membawa telur ini ke penangkaran Tukik di Pantai Saba,’’ jelas Kikik.
Kata dia, selain dari Kabupaten Gianyar, ada juga warga yang membawa telur Penyu dari Klungkung dan Karangasem. ‘’Setelah telur itu menetas, warga ini kembali meminta Tukiknya untuk dilepas kembali ke pantai yang diinginkan,” ujarnya.*nvi
Komentar