Dinas Pertanian Perkenalkan Ponkod
Ponkod adalah hasil temuan mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen Informasi dan Komputer Primakara Denpasar.
AMLAPURA, NusaBali
Kepala Dinas Pertanian Karangasem, I Wayan Supandi, memperkenalkan ponkod alat panjat pohon kelapa. Alat ini memudahkan petani mongkod (memanjat) dan memetik kelapa. Selama ini petani kesulitan mongkod kelapa saat musim hujan. Harga ponkod terjangkau, aman dan mudah digunakan manjat pohon kelapa.
Alat panjat kelapa yang dipamerkan selama Festival Subak Karangasem dan Festival Kelapa Internasional 2019 pada tanggal 14-17 September telah banyak mengedukasi petani. Terutama dengan memperkenalkan alat-alat teknologi pertanian. Salah satunya alat panjat kelapa tersebut. “Bagi petani harga satu set ponkod Rp 1,8 juta lumayan mahal. Tetapi bisa digunakan cukup lama dan memberikan rasa aman saat memanjat pohon kelapa,” katanya di Objek Wisata Taman Sukasada Ujung, Banjar Ujung Pesisi, Desa Tumbu, Kecamatan Karangasem, Minggu (22/9).
Sistem kerja ponkod, dengan memasang dan merekatkan ponkod di batang pohon, kemudian tinggal memanjat dengan menggerakkan kaki naik satu persatu, alat akan mengikuti gerakan kaki. Di Karangasem belum ada yang menggunakan alat itu, walau praktis dan efisien. Ke depan Dinas Pertanian Karangasem memikirkan untuk pengadaan ponkod untuk disumbangkan kepada subak abian yang dominan tegalannya berisi pohon kelapa. Ponkod diproduksi di Bali. Ponkod adalah hasil temuan dari mahasiswa STMIK (Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen Informasi dan Komputer) Primakara Denpasar. “Harus pesan untuk memiliki ponkod,” katanya.
I Wayan Supandi mengatakan, ponkod sangat diperlukan untuk pembuat arak di Desa Tri Eka Buana, Kecamatan Sidemen dan Desa Labasari, Kecamatan Abang. Dua desa itu memproduksi arak, setiap saat perlu memanjat kelapa untuk menyadap air nira. *k16
Alat panjat kelapa yang dipamerkan selama Festival Subak Karangasem dan Festival Kelapa Internasional 2019 pada tanggal 14-17 September telah banyak mengedukasi petani. Terutama dengan memperkenalkan alat-alat teknologi pertanian. Salah satunya alat panjat kelapa tersebut. “Bagi petani harga satu set ponkod Rp 1,8 juta lumayan mahal. Tetapi bisa digunakan cukup lama dan memberikan rasa aman saat memanjat pohon kelapa,” katanya di Objek Wisata Taman Sukasada Ujung, Banjar Ujung Pesisi, Desa Tumbu, Kecamatan Karangasem, Minggu (22/9).
Sistem kerja ponkod, dengan memasang dan merekatkan ponkod di batang pohon, kemudian tinggal memanjat dengan menggerakkan kaki naik satu persatu, alat akan mengikuti gerakan kaki. Di Karangasem belum ada yang menggunakan alat itu, walau praktis dan efisien. Ke depan Dinas Pertanian Karangasem memikirkan untuk pengadaan ponkod untuk disumbangkan kepada subak abian yang dominan tegalannya berisi pohon kelapa. Ponkod diproduksi di Bali. Ponkod adalah hasil temuan dari mahasiswa STMIK (Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen Informasi dan Komputer) Primakara Denpasar. “Harus pesan untuk memiliki ponkod,” katanya.
I Wayan Supandi mengatakan, ponkod sangat diperlukan untuk pembuat arak di Desa Tri Eka Buana, Kecamatan Sidemen dan Desa Labasari, Kecamatan Abang. Dua desa itu memproduksi arak, setiap saat perlu memanjat kelapa untuk menyadap air nira. *k16
Komentar