Sudah 2 Tahun Tabanan Tak Buang Sampah ke TPA Suwung
Rancang Layanan Angkut Sampah Mirip Ojek Online
Imbauan Gubernur Bali Wayan Koster untuk tiga kabupaten yakni Badung, Gianyar, Tabanan dilarang bawa sampah ke TPA Suwung tak berpengaruh bagi Kabupaten Tabanan.
TABANAN, NusaBali
Sebab sejak dua tahun lalu Kabupaten Tabanan sudah tidak buang sampah ke TPA Suwung, Denpasar Selatan. Lagi pula tahun 2020 Tabanan akan membuat program angkut sampah online mirip ojek online.
Bupati Tabanan Ni Putu Eka Wiryastuti mengatakan tidak berpengaruh. Apalagi sampai angkut sampah ke TPA Suwung susah, karena di TPA Suwung sudah penuh. Lagi pula tahun 2020 Tabanan akan rancang angkut sampah online yang dinamakan Garbage Startup Online (GS Online) yang sekarang tengah berproses. “Tidak berpengaruh, sekarang kami sedang rancang layanan antar sampah online, lebih baik ajarkan masyarakat memilah sampah,” ujarnya, Rabu (30/10).
Dikatakannya, inovasi yang dirancang mirip ojek online, dan murni dibuat oleh Pemkab Tabanan tanpa libatkan pihak ketiga. Program ini bekerja sama dengan pihak Perusda. “Untuk subsidi program ini sudah disiapkan anggaran Rp 12 miliar di induk, dan Perusda akan menyediakan valet atau pabrik kecil untuk bisa mengolah sampah dan dijual,” tuturnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Lingkungan Hidup Tabanan I Made Subagia, mengungkapkan, Tabanan sejak dua tahun terakhir sudah tidak lagi membawa sampah ke TPA Suwung. Sampah hanya dibawa ke TPA Mandung, Kecamatan Kerambitan.
“Untuk saat ini, TPA Mandung masih bisa menampung sampah untuk daerah kita sendiri. Sejak dua tahun lalu dari dinas tidak pernah buang sampah ke Suwung, jadi saat ini tidak ada pengaruhnya. Tapi kita juga tidak bersedia menerima sampah dari kabupaten lain,” tandasnya.
Untuk diketahui TPA Mandung dibuka tahun 1996. Memiliki kapasitas penampungan sampah 638 ribu meter kubik. Sementara sampah masuk per tahun diperkirakan mencapai 28.800 ton. Dan total estimasi volume sampah sejak dibangun mencapai 691.200 ton. *des
Bupati Tabanan Ni Putu Eka Wiryastuti mengatakan tidak berpengaruh. Apalagi sampai angkut sampah ke TPA Suwung susah, karena di TPA Suwung sudah penuh. Lagi pula tahun 2020 Tabanan akan rancang angkut sampah online yang dinamakan Garbage Startup Online (GS Online) yang sekarang tengah berproses. “Tidak berpengaruh, sekarang kami sedang rancang layanan antar sampah online, lebih baik ajarkan masyarakat memilah sampah,” ujarnya, Rabu (30/10).
Dikatakannya, inovasi yang dirancang mirip ojek online, dan murni dibuat oleh Pemkab Tabanan tanpa libatkan pihak ketiga. Program ini bekerja sama dengan pihak Perusda. “Untuk subsidi program ini sudah disiapkan anggaran Rp 12 miliar di induk, dan Perusda akan menyediakan valet atau pabrik kecil untuk bisa mengolah sampah dan dijual,” tuturnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Lingkungan Hidup Tabanan I Made Subagia, mengungkapkan, Tabanan sejak dua tahun terakhir sudah tidak lagi membawa sampah ke TPA Suwung. Sampah hanya dibawa ke TPA Mandung, Kecamatan Kerambitan.
“Untuk saat ini, TPA Mandung masih bisa menampung sampah untuk daerah kita sendiri. Sejak dua tahun lalu dari dinas tidak pernah buang sampah ke Suwung, jadi saat ini tidak ada pengaruhnya. Tapi kita juga tidak bersedia menerima sampah dari kabupaten lain,” tandasnya.
Untuk diketahui TPA Mandung dibuka tahun 1996. Memiliki kapasitas penampungan sampah 638 ribu meter kubik. Sementara sampah masuk per tahun diperkirakan mencapai 28.800 ton. Dan total estimasi volume sampah sejak dibangun mencapai 691.200 ton. *des
Komentar