PMI Distribusikan 10.000 Liter Air
PMI Karangasem mendistribusikan air sebanyak 10.000 liter untuk krama di Banjar Juntal Kaja, Desa/Kecamatan Kubu, Karangasem, Kamis (7/11).
AMLAPURA, NusaBali
Bantuan air itu untuk memenuhi kebutuhan 218 KK atau 680 jiwa. Krama Banjar Juntal Kaja mengalami krisis air sejak Agustus 2019. Relawan PMI datang dengan dua mobil tangki, masing-masing kapasitas 5.000 liter.
Bantuan air dari PMI itu dikoordinasikan oleh I Wayan Aryawan dan Agus Haryanto. Sedangkan pembagian air kepada krama dikondisikan oleh Kelian Banjar Dinas Juntal Kaja, I Komang Sudana. Air dari PMI Karangasem dituangkan ke dalam cubang. Menurut Wayan Aryawan, PMI selalu berkoordinasi dengan BPBD, Dinas Sosial Karangasem, dan relawan ACT (aksi cepat tanggap) yang memiliki mobil tangki dan peduli. “Sejak September, kami mengalokasikan bantuan air. Sejak itu cubang-cubang milik warga mulai kering. Begitu hujan turun dan cubang warga terisi, pendistribusian bantuan air diakhiri,” kata Wayan Aryawan.
Kelian Banjar Dinas Juntal Kaja Komang Sudana mengakui sejak Agustus 2019 mengalami kesulitan air bersih. Lokasi Banjar Juntal Kaja di pegunungan, tidak punya mata air dan jauh dari layanan Perumda Tirta Tohlangkir. Sehingga warga membeli air dengan harga Rp 250.000 hingga Rp 300.000 per mobil tangki. Setiap KK membeli air hingga duakali sebulan, kapasitas per mobil tangki 5.000 liter. “Selama ini hasil kerja warga habis digunakan membeli air,” kata Komang Sudana.
Terpisah, Kadis Sosial Ni Ketut Puspa Kumari yang kemarin dilantik jadi Kepala Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Karangasem mengatakan, hampir setiap hari mengalokasikan bantuan air untuk warga di pegunungan. “Makanya perlu koordinasi dengan PMI dan BPBD karena banyak warga yang memerlukan bantuan air,” kata Puspa Kumari. Sementara Kepala Pelaksana BPBD Ida Ketut Arimbawa juga mengaku hampir tiap hari mendistribusikan air. Belakangan sempat terhambat menyalurkan bantuan karena masih sibuk menangani bencana pohon tumbang dan tanah longsor. *k16
Bantuan air dari PMI itu dikoordinasikan oleh I Wayan Aryawan dan Agus Haryanto. Sedangkan pembagian air kepada krama dikondisikan oleh Kelian Banjar Dinas Juntal Kaja, I Komang Sudana. Air dari PMI Karangasem dituangkan ke dalam cubang. Menurut Wayan Aryawan, PMI selalu berkoordinasi dengan BPBD, Dinas Sosial Karangasem, dan relawan ACT (aksi cepat tanggap) yang memiliki mobil tangki dan peduli. “Sejak September, kami mengalokasikan bantuan air. Sejak itu cubang-cubang milik warga mulai kering. Begitu hujan turun dan cubang warga terisi, pendistribusian bantuan air diakhiri,” kata Wayan Aryawan.
Kelian Banjar Dinas Juntal Kaja Komang Sudana mengakui sejak Agustus 2019 mengalami kesulitan air bersih. Lokasi Banjar Juntal Kaja di pegunungan, tidak punya mata air dan jauh dari layanan Perumda Tirta Tohlangkir. Sehingga warga membeli air dengan harga Rp 250.000 hingga Rp 300.000 per mobil tangki. Setiap KK membeli air hingga duakali sebulan, kapasitas per mobil tangki 5.000 liter. “Selama ini hasil kerja warga habis digunakan membeli air,” kata Komang Sudana.
Terpisah, Kadis Sosial Ni Ketut Puspa Kumari yang kemarin dilantik jadi Kepala Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Karangasem mengatakan, hampir setiap hari mengalokasikan bantuan air untuk warga di pegunungan. “Makanya perlu koordinasi dengan PMI dan BPBD karena banyak warga yang memerlukan bantuan air,” kata Puspa Kumari. Sementara Kepala Pelaksana BPBD Ida Ketut Arimbawa juga mengaku hampir tiap hari mendistribusikan air. Belakangan sempat terhambat menyalurkan bantuan karena masih sibuk menangani bencana pohon tumbang dan tanah longsor. *k16
Komentar