Bendungan Titab Dirancang Pasok Air ke Gilimanuk
Uji Coba Pengolahan Air Bersih Desember Nanti
Bendungan Titab-Ularan yang berada di wilayah Kecamatan Busungbiu dan Seririt, Buleleng, bisa memasok kebutuhan air bersih hingga wilayah Kabupaten Jembrana.
SINGARAJA, NusaBali
Proses pembangunan telah dimulai sejak tahun 2018. Rencananya, uji coba pengolahan air dari Bendungan ke instalasi pengolahan air (IPA) dilakukan pertengahan Desember 2019. Air bersih dari IPA baru didistribusikan hingga ke masyarakat setelah terbangun jaringan pipa distribusi utama dan jaringan pipa distribusi pelayanan. Targetnya seluruh pekerjaan tersebut rampung di tahun 2021.
Proyek pelayanan air bersih yang bersumber dari air baku Bendungan Titab, bernama Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum (PSPAM) Buleleng-Jembrana (Burana), jaringan regional. Jumlah air yang dipasok nanti mencapai 350 liter per detik, rinciannya 300 liter per detik untuk pelayanan masyarakat di wilayah Buleleng bagian barat meliputi Kecamatan Busungbiu, Seririt dan Kecamatan Gerokgak. Sedangkan 50 liter per detik dilempar untuk pelayanan di wilayah Kabupaten Jembrana, yakni Gilimanuk – ujung pulau Bali bagian barat.
Kepala Satuan Kerja (Kasatker) PSPAM Burana dari Balai Wilayah Sungai Bali Penida (BWS BP), I Putu Sudana yang dikonfirmasi, Selasa (12/11) menjelaskan, proyek PSPAM Burana ini dikerjakan bertahap secara keroyokan oleh BWS BP, Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Provinsi Bali, dan Balai Cipta Karya. BWS bertanggungjawab membangun reservoar dan memasok air baku ke IPA, sedangkan Balai Cipta Karya membangun IPA dan jaringan pipa distribusi utama, kemudian dari Dinas PUPR Provinsi Bali membangun jaringan pipa distribusi pelayanan hingga ke jaringan pipa PDAM.
Nah, untuk pembangunan reservoar dan IPA telah rampung. Rencananya, uji coba pengambilan air baku dari Bendungan ke reservoar hingga IPA dilakukan pertengahan Desember 2019.
Kasatker PSPAM Burana, Putu Sudana mengatakan sistem pendistribusian air nanti memakai sistem gravitasi dengan memompa air baku terlebih dahulu ke wilayah bagian atas untuk diolah sehingga air yang didistribusikan memenuhi syarat sebagai air bersih. Disebutkan, ada dua IPA yang dibangun, yakni di Desa Rangdu dan Desa Ularan, Kecamatan Seririt. Air baku didistribusikan dulu ke reservoar. Dari reservoar kemudian dipompa ke IPA bagian atas (Desa Rangdu, Red), dan IPA bagian bawah (Desa Ularan, Red). “Nanti di IPA ini air baku itu diolah agar penuhi persyaratan sebagai air bersih. Untuk IPA atas dipasok 185 liter per detik, sedangkan IPA bawah dipasok 165 liter per detik, sehingga total air baku yang dimanfaatkan nanti 350 liter per detik,” jelas Sudana.
Menurut Sudana, tanggungjawab BWS hanya sampai pada pendistribusian air baku Bendungan ke IPA. Selanjutnya kewenangan ada pada Bali Cipta Karya dan Dinas PUPR Provinsi Bali membangun jaringan pipa distribusi utama dan jaringan pipa distribusi pelayanan.
Bendungan Titab dengan luas lahan yang dibebaskan 137 hektare terletak di, 4 desa di wilayah Kecamatan Busungbiu, yakni Desa Titab, Desa Kekeran, Desa Busungbiu, dan Desa Telaga.
Sedangkan 2 desa lagi di wilayah Kecamatan Seririt, masing-masing Desa Ularan dan Desa Ringdikit. Pembangunan Bendungan Titab ini mulai diinisiasi sejak tahun 2000 silam. Bendungan Titab berfungsi untuk mengairi daerah irigasi sekitar Tukad Saba dan Tukad Puluran di Buleleng Barat, dengan lahan seluas 1.794,82 hektare.
Bukan hanya itu dari Bendungan Titab ini nantinya bisa bisa dipasok kebutuhan air baku untuk penuhi kebutuhan air bersih masyarakat di Buleleng barat dan hingga ke wilayah Kabupaten Jembrana bagian barat. Selain itu, Bendungan Titab juga punya potensi dikembangkan sebagai tenaga listrik dengan kapasitas energi 1,5 MW. *k19
Proyek pelayanan air bersih yang bersumber dari air baku Bendungan Titab, bernama Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum (PSPAM) Buleleng-Jembrana (Burana), jaringan regional. Jumlah air yang dipasok nanti mencapai 350 liter per detik, rinciannya 300 liter per detik untuk pelayanan masyarakat di wilayah Buleleng bagian barat meliputi Kecamatan Busungbiu, Seririt dan Kecamatan Gerokgak. Sedangkan 50 liter per detik dilempar untuk pelayanan di wilayah Kabupaten Jembrana, yakni Gilimanuk – ujung pulau Bali bagian barat.
Kepala Satuan Kerja (Kasatker) PSPAM Burana dari Balai Wilayah Sungai Bali Penida (BWS BP), I Putu Sudana yang dikonfirmasi, Selasa (12/11) menjelaskan, proyek PSPAM Burana ini dikerjakan bertahap secara keroyokan oleh BWS BP, Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Provinsi Bali, dan Balai Cipta Karya. BWS bertanggungjawab membangun reservoar dan memasok air baku ke IPA, sedangkan Balai Cipta Karya membangun IPA dan jaringan pipa distribusi utama, kemudian dari Dinas PUPR Provinsi Bali membangun jaringan pipa distribusi pelayanan hingga ke jaringan pipa PDAM.
Nah, untuk pembangunan reservoar dan IPA telah rampung. Rencananya, uji coba pengambilan air baku dari Bendungan ke reservoar hingga IPA dilakukan pertengahan Desember 2019.
Kasatker PSPAM Burana, Putu Sudana mengatakan sistem pendistribusian air nanti memakai sistem gravitasi dengan memompa air baku terlebih dahulu ke wilayah bagian atas untuk diolah sehingga air yang didistribusikan memenuhi syarat sebagai air bersih. Disebutkan, ada dua IPA yang dibangun, yakni di Desa Rangdu dan Desa Ularan, Kecamatan Seririt. Air baku didistribusikan dulu ke reservoar. Dari reservoar kemudian dipompa ke IPA bagian atas (Desa Rangdu, Red), dan IPA bagian bawah (Desa Ularan, Red). “Nanti di IPA ini air baku itu diolah agar penuhi persyaratan sebagai air bersih. Untuk IPA atas dipasok 185 liter per detik, sedangkan IPA bawah dipasok 165 liter per detik, sehingga total air baku yang dimanfaatkan nanti 350 liter per detik,” jelas Sudana.
Menurut Sudana, tanggungjawab BWS hanya sampai pada pendistribusian air baku Bendungan ke IPA. Selanjutnya kewenangan ada pada Bali Cipta Karya dan Dinas PUPR Provinsi Bali membangun jaringan pipa distribusi utama dan jaringan pipa distribusi pelayanan.
Bendungan Titab dengan luas lahan yang dibebaskan 137 hektare terletak di, 4 desa di wilayah Kecamatan Busungbiu, yakni Desa Titab, Desa Kekeran, Desa Busungbiu, dan Desa Telaga.
Sedangkan 2 desa lagi di wilayah Kecamatan Seririt, masing-masing Desa Ularan dan Desa Ringdikit. Pembangunan Bendungan Titab ini mulai diinisiasi sejak tahun 2000 silam. Bendungan Titab berfungsi untuk mengairi daerah irigasi sekitar Tukad Saba dan Tukad Puluran di Buleleng Barat, dengan lahan seluas 1.794,82 hektare.
Bukan hanya itu dari Bendungan Titab ini nantinya bisa bisa dipasok kebutuhan air baku untuk penuhi kebutuhan air bersih masyarakat di Buleleng barat dan hingga ke wilayah Kabupaten Jembrana bagian barat. Selain itu, Bendungan Titab juga punya potensi dikembangkan sebagai tenaga listrik dengan kapasitas energi 1,5 MW. *k19
Komentar