'Golkar Main Dua Kaki di Karangasem'
Artha Dipa untuk Mas Sumatri, Sumardi buat Dana
Tidak bantah isu politik dua kaki untuk Pilkada Karangasem 2020, Demer ngaku bangga tokoh sekelas Wayan Artha Dipa mau gabung ke Golkar
DENPASAR, NusaBali
Masuknya Wakil Bupati Karangasem, I Wayan Artha Dipa, yang notabene Dewan Penasihat DPW NasDem Bali, ke Partai Beringin, menunjukkan sinyal Golkar bermain ‘dua kaki’ di Pilkada Karangasem 2020. Selain berencana pasang Wayan Artha Dipa tetap menjadi pendamping I Gusti Ayu Mas Sumatri (Calon Bupati Karangasem dari NasDem), Golkar juga restui I Nengah Sumardi menjadi tandem bagi I Gede Dana (Calon Bupati Karangasem dari PDIP).
Informasi yang dihimpun NusaBali dari lingkarkan kader Beringin saat Seminar bertajuk ‘Nganten Pade Gelahang’ serangkaian HUT ke-55 Partai Golkar di Hotel Nirmala, Jalan Mahendradatta Denpasar Barat, Sabtu (23/11), Golkar bakal dapat keuntungan ganda dengan bergabungnya Wayan Artha Dipa. Sebab, kata dia, Golkar masih membiarkan Nengah Sumardi penjajakan dengan PDIP untuk tarung Pil-kada Karangasem 2020.
"Artinya, Nengah Sumardi tetap dilepas berkomunikasi dengan PDIP untuk menggolkan paket Gede Dana-Nengah Sumardi yang diusung Koalisi Merah Kuning (PDIP-Golkar). Sedangkan strategi lainnya, Artha Dipa bisa maju sebagai Calon Wakil Bupati Karangasem lewat Golkar, untuk tetap jadi pendamping IGA Mas Sumatri," ujar kader Golkar asal Karangasem ini.
Disebutkan, jurus ‘dua kaki’ ala Golkar di Pilkada Karangasem 2020 ini bisa jadi bakal jitu. Dengan masuknya Artha Dipa ke Golkar, muncul skenario paket incumbent Mas Sumatri-Artha Dipa. Dalam hal ini, Artha Dipa menjadi representasi Golkar, sementara Mas Sumatri representasi dari NasDem. Apalagi, Mas Sumatri yang notabene Ketua DPD NasDem Karangasem, sudah sempat mendatangi Kantor Sekre-tariat DPD I Golkar Bali di Denpasar, pekan lalu, untuk penjajakan koalisi Pilkada Karangasem 2020.
Di lain sisi, Nengah Sumardi tetap dilepas Golkar untuk menjajaki koalisi dengan PDIP. Dalam penjajakan ini, Nengah Sumardi diskenariokan akan menjadi Cawabup pendampingi Gede Dana ke Pilkada Karangasem 2020. Nengah Sumardi adalah politisi Golkar asal Desa Sibetan, Kecamatan Bebandem, Karangasem yang notabene adik kandung mantan Bupati Karangasem dan Ketua DPD II Golkar Ka-rangasem, I Wayan Geredeg. Saat ini, Nengah Sumardi menjabat Wakil Ketua DPRD Karangasem.
Sedangkan Gede Dana adalah politisi senior PDIP yang akan diplot partainya menjadi Cabup Karangasem ke Pilkada 2020. Gede Dana merupakan politisi senior asal Desa Datah, Kecamatan Abang, Karangasem yang kini menjabat Ketua DPC PDIP dan sekaligus Ketua DPRD Karangasem. “Siapa pun yang memenangkan Pilkada Karangasem jika terjadi tarung head to head antara Gede Dana-Nengah Sumardi vs Mas Sumatri-Artha Dipa, yang jelas Golkar tetap menempatkan kadernya di eksekutif selaku Wakil Bupati,” terang sumber tadi.
Benarkah? Saat dikonfirmasi NusaBali secara terpisah di Denpasar, Minggu (24/11), Plt Ketua DPD I Golkar Bali Gede Sumarjaya Linggih alias Demer tidak membantah bahwa Nengah Sumardi dipersilaan komunikasi dengan siapa saja dalam penjajakan koalisi Pilkada Karangasem 2020.
"Ya, silakan penjajakan dengan siapa saja untuk Pilkada Karangasem 2020. Jalan dengan Gede Dana, nggak apa-apa. Gede Dana juga belum diputuskan akan dicalonkan PDIP atau tidak. Nengah Sumardi juga belum diputuskan akan dicalonkan Golkar atau tidak. Semuanya masih penjajakan, apa pun bisa terjadi," tandas Demer.
Soal kemungkinan Golkar pasang Artha Dipa sebagai Cawabup pendamping Mas Sumatri di Pilkada Karangasem 2020, menurut Demer, semua masih dinamis prosesnya. "Belum ada arah paket ke Pilkada Karangasem 2020 di balik kehadiran Artha Dipa di Golkar. Yang jelas, kita masih berproses untuk Pilkada 2020. Nanti dibuka pendaftaran calon, silakan mendaftar. Siapa saja boleh mendaftar," tegas politisi asal Desa Tajun, Kecamatan Kubutambahan, Buleleng yang juga anggota Fraksi Golkare DPR RI Dapil Bali empat kali periode ini.
Demer menegaskan, Artha Dipa masuk ke Golkar atas inisiatif sendiri. Golkar tidak ada membujuk pensiunan birokrasi asal Desa Sangkan Gunung, Kecamatan Sidemen, Karangasem dengan jabatan terakhir sebagai Kepala Bappeda Karangasem tersebut untuk bergabung.
"Golkar ini partai terbuka. Siapa saja minta masuk, ya kita terima. Apalagi, Artha Dipa seorang tokoh. Tentu kami bangga bisa menerimanya. Ketimbang seorang kader Golkar yang mengaku-ngaku tokoh, tapi keluar dan tinggalkan Golkar?" sindir Demer.
Terus, apa target politik Golkar dengan masuknya Artha Dipa? Demer mengatakan tidak ada target khusus. "Kalau urusan Artha Dipa akan dipakai sebagai representtasi Golkar dalam koalisi dengan NasDem di Pilkada Karangasem 2020, tidak ada itu. Semuanya masih cair. Yang jelas, kita salut Artha Dipa gabung ke Golkar. Sekelas Artha Dipa masuk Golkar, bagi kita ya bagus ini. Dengan senang hati kita terima," kilah Demer.
Ditanya kemungkinan mengangkat Artha Dipa sebagai Ketua DPD II Golkar Karangasem, Demer mengelak dengan alasan yang bersangkutan adalah kader baru. "Kalau jadi Ketua DPD II Golkar, harus mengabdi minimal 5 tahun dulu. Di Golkar itu pengabdian, kan ada kelas dan penilaian. Kalau peluang Artha Dipa jadi kandidat Calon Wakil Bupati, belum tentu juga," tegas Demer.
Demer tidak masalah kalau ada isu Golkar pasang dua kaki di Pilkada Karangasem 2020. Pertama, mengkomunikasikan paket Gede Dana-Nengah Sumardi (representasi Koalisi PDIP-Golkar). Kedua, komunikaskan paket Mas Sumatri-Artha Dipa (representasi Koalisi NasDem-Golkar).
"Orang boleh saja beranggapan dan menganalisa seperti itu. Tapi, politik ini dinamis. Karena kita di Golkar ada mekanisme dan survei kandidat. Nanti DPP Golkar yang menentukan siapa yang akan diusung berdasar survei kandidat. Survei itu untuk mengukur keinginan rakyat," papar Demer yang juga Koordinator Pemenangan Pemilu Wilayah Bali DPP Golkar. *nat
Informasi yang dihimpun NusaBali dari lingkarkan kader Beringin saat Seminar bertajuk ‘Nganten Pade Gelahang’ serangkaian HUT ke-55 Partai Golkar di Hotel Nirmala, Jalan Mahendradatta Denpasar Barat, Sabtu (23/11), Golkar bakal dapat keuntungan ganda dengan bergabungnya Wayan Artha Dipa. Sebab, kata dia, Golkar masih membiarkan Nengah Sumardi penjajakan dengan PDIP untuk tarung Pil-kada Karangasem 2020.
"Artinya, Nengah Sumardi tetap dilepas berkomunikasi dengan PDIP untuk menggolkan paket Gede Dana-Nengah Sumardi yang diusung Koalisi Merah Kuning (PDIP-Golkar). Sedangkan strategi lainnya, Artha Dipa bisa maju sebagai Calon Wakil Bupati Karangasem lewat Golkar, untuk tetap jadi pendamping IGA Mas Sumatri," ujar kader Golkar asal Karangasem ini.
Disebutkan, jurus ‘dua kaki’ ala Golkar di Pilkada Karangasem 2020 ini bisa jadi bakal jitu. Dengan masuknya Artha Dipa ke Golkar, muncul skenario paket incumbent Mas Sumatri-Artha Dipa. Dalam hal ini, Artha Dipa menjadi representasi Golkar, sementara Mas Sumatri representasi dari NasDem. Apalagi, Mas Sumatri yang notabene Ketua DPD NasDem Karangasem, sudah sempat mendatangi Kantor Sekre-tariat DPD I Golkar Bali di Denpasar, pekan lalu, untuk penjajakan koalisi Pilkada Karangasem 2020.
Di lain sisi, Nengah Sumardi tetap dilepas Golkar untuk menjajaki koalisi dengan PDIP. Dalam penjajakan ini, Nengah Sumardi diskenariokan akan menjadi Cawabup pendampingi Gede Dana ke Pilkada Karangasem 2020. Nengah Sumardi adalah politisi Golkar asal Desa Sibetan, Kecamatan Bebandem, Karangasem yang notabene adik kandung mantan Bupati Karangasem dan Ketua DPD II Golkar Ka-rangasem, I Wayan Geredeg. Saat ini, Nengah Sumardi menjabat Wakil Ketua DPRD Karangasem.
Sedangkan Gede Dana adalah politisi senior PDIP yang akan diplot partainya menjadi Cabup Karangasem ke Pilkada 2020. Gede Dana merupakan politisi senior asal Desa Datah, Kecamatan Abang, Karangasem yang kini menjabat Ketua DPC PDIP dan sekaligus Ketua DPRD Karangasem. “Siapa pun yang memenangkan Pilkada Karangasem jika terjadi tarung head to head antara Gede Dana-Nengah Sumardi vs Mas Sumatri-Artha Dipa, yang jelas Golkar tetap menempatkan kadernya di eksekutif selaku Wakil Bupati,” terang sumber tadi.
Benarkah? Saat dikonfirmasi NusaBali secara terpisah di Denpasar, Minggu (24/11), Plt Ketua DPD I Golkar Bali Gede Sumarjaya Linggih alias Demer tidak membantah bahwa Nengah Sumardi dipersilaan komunikasi dengan siapa saja dalam penjajakan koalisi Pilkada Karangasem 2020.
"Ya, silakan penjajakan dengan siapa saja untuk Pilkada Karangasem 2020. Jalan dengan Gede Dana, nggak apa-apa. Gede Dana juga belum diputuskan akan dicalonkan PDIP atau tidak. Nengah Sumardi juga belum diputuskan akan dicalonkan Golkar atau tidak. Semuanya masih penjajakan, apa pun bisa terjadi," tandas Demer.
Soal kemungkinan Golkar pasang Artha Dipa sebagai Cawabup pendamping Mas Sumatri di Pilkada Karangasem 2020, menurut Demer, semua masih dinamis prosesnya. "Belum ada arah paket ke Pilkada Karangasem 2020 di balik kehadiran Artha Dipa di Golkar. Yang jelas, kita masih berproses untuk Pilkada 2020. Nanti dibuka pendaftaran calon, silakan mendaftar. Siapa saja boleh mendaftar," tegas politisi asal Desa Tajun, Kecamatan Kubutambahan, Buleleng yang juga anggota Fraksi Golkare DPR RI Dapil Bali empat kali periode ini.
Demer menegaskan, Artha Dipa masuk ke Golkar atas inisiatif sendiri. Golkar tidak ada membujuk pensiunan birokrasi asal Desa Sangkan Gunung, Kecamatan Sidemen, Karangasem dengan jabatan terakhir sebagai Kepala Bappeda Karangasem tersebut untuk bergabung.
"Golkar ini partai terbuka. Siapa saja minta masuk, ya kita terima. Apalagi, Artha Dipa seorang tokoh. Tentu kami bangga bisa menerimanya. Ketimbang seorang kader Golkar yang mengaku-ngaku tokoh, tapi keluar dan tinggalkan Golkar?" sindir Demer.
Terus, apa target politik Golkar dengan masuknya Artha Dipa? Demer mengatakan tidak ada target khusus. "Kalau urusan Artha Dipa akan dipakai sebagai representtasi Golkar dalam koalisi dengan NasDem di Pilkada Karangasem 2020, tidak ada itu. Semuanya masih cair. Yang jelas, kita salut Artha Dipa gabung ke Golkar. Sekelas Artha Dipa masuk Golkar, bagi kita ya bagus ini. Dengan senang hati kita terima," kilah Demer.
Ditanya kemungkinan mengangkat Artha Dipa sebagai Ketua DPD II Golkar Karangasem, Demer mengelak dengan alasan yang bersangkutan adalah kader baru. "Kalau jadi Ketua DPD II Golkar, harus mengabdi minimal 5 tahun dulu. Di Golkar itu pengabdian, kan ada kelas dan penilaian. Kalau peluang Artha Dipa jadi kandidat Calon Wakil Bupati, belum tentu juga," tegas Demer.
Demer tidak masalah kalau ada isu Golkar pasang dua kaki di Pilkada Karangasem 2020. Pertama, mengkomunikasikan paket Gede Dana-Nengah Sumardi (representasi Koalisi PDIP-Golkar). Kedua, komunikaskan paket Mas Sumatri-Artha Dipa (representasi Koalisi NasDem-Golkar).
"Orang boleh saja beranggapan dan menganalisa seperti itu. Tapi, politik ini dinamis. Karena kita di Golkar ada mekanisme dan survei kandidat. Nanti DPP Golkar yang menentukan siapa yang akan diusung berdasar survei kandidat. Survei itu untuk mengukur keinginan rakyat," papar Demer yang juga Koordinator Pemenangan Pemilu Wilayah Bali DPP Golkar. *nat
Komentar