Simpul Golkar di 4 Kecamatan Wilayah Badung Rontok
Gus Pada Sudah Terima KTA PDIP
IB Pada Kusuma ngaku tertarik gabung PDIP karena 2 figur teladan di partai besutan Megawati, yakni Wayan Koster dan Nyoman Giri Prasta
DENPASAR, NusaBali
Sehari pasca mundur dari Golkar, politisi senior Ida Bagus Gede Pada Kusuma alias Gus Pada, 46, resmi gabung ke PDIP, Selasa (3/12). Bahkan, Gus Pada langsung menerima Kartu Tanda Anggota (KTA) PDIP saat datang ke Kantor DPC PDIP Badung di Kelurahan Sempidi, Kecamatan Mengwi kemarin pagi.
Gus Pada datang sendirian ke Kantor DPC PDIP Badung, Selasa pagi pukul 10.00 Wita. Kedatangan politisi asal Geriya Pada, Desa Mambal, Kecamatan Abiansemal, Badung yang mengenakan baju merah ini diterima oleh Wakil Sekretaris DPC PDIP Badung I Nyoman Satria didampingi Ketua PAC PDIP Abiansemal, I Made Ponda Wirawan, serta jajaran DPC PDIP Badung dan Pengurus Ranting PDIP Desa Mambal.
Acara penyambutan Gus Pada oleh jajaran PDIP terkesan sangat spesial. "Ayo masuk. Tiyang sudah ikuti berita di media belakangan ini, tiyang sudah dapat mandat untuk menerima Tu Aji (Gus Pada, Red) hari ini," ujar Nyoman Satria seraya mengajak Gus Pada masuk ke Ruangan Ketua DPC PDIP Badung.
Dalam kesempatan itu, Gus Pada menyampaikan dirinya diterima seperti keluarga. Menurut mantan anggota Fraksi Golkar DPRD Bali dapil Badung dua kali periode (2009-2014, 2014-2019) ini, dirinya memilih berlabuh ke PDIP karena punya napas dan ideologi perjuangan yang sama.
Gus Pada menyebutkan, dirinya tertarik bergabung ke PDIP karena 2 figur teladan di partai besutan Megawati Soekarnoputri Putri tersebut. Pertama, Wayan Koster, Ketua DPD PDIP Bali yang kini menjabat Gubernur Bali. Kedua, Nyoman Giri Prasta, Ketua DPC PDIP Badung yang kini menjabat Bupati Badung.
"Saya salut dan kagum dengan kedua tokoh PDIP ini. Dari komunikasi saya dengan beliau-beliau, rasanya saya tidak salah masuk ke rumah wong cilik ini," tandas Gus Pada, yang sempat menjabat Ketua Angkatan Muda Partai Golkar (AMPG) Provinsi Bali.
Gus Pada juga mengatakan selama 10 tahun menjadi anggota Fraksi Golkar DPRD Bali Dapil Badung, dirinya hanya ngayah, walaupun ongkos politik sangat mahal. "Saya membantu masyarakat memperbaiki parahyangan (pura) di Badung, memperbaiki Wantilan Desa Adat dengan memperjuangkan dana hibah. Untuk itu, saya sering nalangi dengan dana pribadi. Karena saya sangat dekat dengan masyarakat saya di Badung,” terang Gus Pada.
“Ngayah untuk desa adat dan krama Hindu yang dilakukan Pak Giri Prasta dan Pak Gubernur Koster, itu menginspirasi saya gabung ke PDIP. Saya punya perjuangan yang sama. Nangun Sat Kertih Loka Bali yang menjadi visi misi Pak Gubernur Koster benar-benar jalan untuk adat dan budaya Bali. Ini membuat saya yakin saya tidak salah memilih masuk PDIP," lanjutnya.
Sementara, Nyoman Satria menyambut itikad baik Gus Pada memilih gabung ke PDIP. Satria pun meminta Gus Pada segera beradaptasi dengan PDIP. "PDIP partai yang terbuka. Di dalam organisasi ini ada AD/ART dan sistem yang harus diikuti. Saya harap Tu Aji segera bisa bergerak melakukan konsolidasi," jelas Wakil Sekretaris DPC PDIP yang juga anggota DPRD Badung ini.
Satria mengaku ditugaskan Ketua DPC PDIP Badung Nyoman Giri Prasta untuk menyerahkan KTA buat Gus Pada dan sekaligus mengajaknya mengibarkan panji-panji partai di Gumi Keris, supaya semakin solid. "KTA kita serahkan hari ini (kemarin). Nanti silakan konsolidasi dengan jajaran partai di Badung," tegas politisi PDIP asal Desa/Kecamatan Mengwi, Badung ini.
Sedangkan Ketua PAC PDIP Abiansemal, Made Ponda Wirawan, mengatakan sangat menunggu bergabungnya Gus Pada ke PDIP. Kehadiran Gus Pada akan menambah kekuatan PDIP di Badung. "PDIP akan hadapi Pilkada Badung 2020. Dengan bergabungnya Gus Pada, kami akan semakin mudah memenangkan Pilkada. Untuk Kecamatan Abiansemal, kami prediksi pasangan incumbent Nyoman Giri Prasta-I Ketut Suiasa bisa menang 95 persen dalam Pilkada Badung 2020 nanti," ujar anggota Fraksi PDIP DPRD Badung ini.
Di sisi lain, Gus Pada menyatakan akan segera bergerak membumikan kekuatan PDIP dengan cara memobilisasi pendukungnya ke kandang Banteng Moncong Putih. "Mulai detik ini saya akan memobilisasi pendukung saya di seluruh Badung untuk membesarkan PDI Perjuangan," tandas Gus Pada, yang dalam Pileg 2009 lolos ke kursi DPRD Bali dari Golkar Dapil Badung dengan perolehan 17.000 suara.
Sementara itu, bergabungnya Gus Pada ke PDIP menambah panjang rontoknya simpul-simpul Golkar di Badung. Sejak tahun 2015, tercatat ada 4 tokoh Golkar dengan basis massa signifikan yang locat pagar ke PDIP. Pertama, I Ketut Suiasa, mantan Ketua DPD II Golkar Badung dan wakil Ketua DPRD Badung dua kali periode. Politisi Golkar asal Desa Pecatu, Kecamatan Kuta Selatan, Badung ini gabung ke PDIP setelah maju ke Pilkada Badung 2015 sebagai tandem Nyoman Giri Prasta di pisisi Calon Wakil Bupati.
Kedua, I Gusti Agung Ayu Inda Trimafo Yudha alias Gek Inda, putri dari mantan Ketua DPD I Golkar Bali I Gusti Ngurah Alit Yudha, yang gabung ke PDIP saat diusung sebagai caleg DPRD Badung dalam Pileg 2019. Dengan naik kendaraan PDIP, Srikandi Politik asal Puri carangsari, Desa Carangsari, Kecamatan Petang ini lolos ke DPRD Badung 2019-2024 Dapil Petang.
Ketiga, I Made Suryanandha Pramana, politisi asal Desa Tibubeneng, Kecamatan Kuta Utara, Badung yang notabene putra dari tokoh Golkar I Made Sudiana---Calon Bupati Badung dari Golkar di Pilkada 2015. Suryanandha Pramana direkrut PDIP jadi DPRD Badung dari Dapil Kuta Utara dalam Pileg 2019. Suryanandha Pramana pun lolos ke DPRD Badung 2019-2024. Lolosnya Suryanandha ini sekaligus merontokkan simpul Golkar di Kecamatan Kuta Utara.
Kini, giliran Gus Pada Kesuma yang jadi kader Golkar keempat gabung ke PDIP dalam kurun 4 tahun terakhir. Dengan bergabungnya Gus Pada ke PDIP, praktis melengkapi rontoknya basis Golkar di 4 kecamatan, yakni Kecamatan Kuta Selatan (Ketut Suiasa), Kecamatan Kuta Utara (Suryanandha Pramana berikut pendukung Made Sudiana), Kecamatan Petang (Gek Inda), dan Kecamatan Abiansemal (tempat asal Gus Pada). *nat
Gus Pada datang sendirian ke Kantor DPC PDIP Badung, Selasa pagi pukul 10.00 Wita. Kedatangan politisi asal Geriya Pada, Desa Mambal, Kecamatan Abiansemal, Badung yang mengenakan baju merah ini diterima oleh Wakil Sekretaris DPC PDIP Badung I Nyoman Satria didampingi Ketua PAC PDIP Abiansemal, I Made Ponda Wirawan, serta jajaran DPC PDIP Badung dan Pengurus Ranting PDIP Desa Mambal.
Acara penyambutan Gus Pada oleh jajaran PDIP terkesan sangat spesial. "Ayo masuk. Tiyang sudah ikuti berita di media belakangan ini, tiyang sudah dapat mandat untuk menerima Tu Aji (Gus Pada, Red) hari ini," ujar Nyoman Satria seraya mengajak Gus Pada masuk ke Ruangan Ketua DPC PDIP Badung.
Dalam kesempatan itu, Gus Pada menyampaikan dirinya diterima seperti keluarga. Menurut mantan anggota Fraksi Golkar DPRD Bali dapil Badung dua kali periode (2009-2014, 2014-2019) ini, dirinya memilih berlabuh ke PDIP karena punya napas dan ideologi perjuangan yang sama.
Gus Pada menyebutkan, dirinya tertarik bergabung ke PDIP karena 2 figur teladan di partai besutan Megawati Soekarnoputri Putri tersebut. Pertama, Wayan Koster, Ketua DPD PDIP Bali yang kini menjabat Gubernur Bali. Kedua, Nyoman Giri Prasta, Ketua DPC PDIP Badung yang kini menjabat Bupati Badung.
"Saya salut dan kagum dengan kedua tokoh PDIP ini. Dari komunikasi saya dengan beliau-beliau, rasanya saya tidak salah masuk ke rumah wong cilik ini," tandas Gus Pada, yang sempat menjabat Ketua Angkatan Muda Partai Golkar (AMPG) Provinsi Bali.
Gus Pada juga mengatakan selama 10 tahun menjadi anggota Fraksi Golkar DPRD Bali Dapil Badung, dirinya hanya ngayah, walaupun ongkos politik sangat mahal. "Saya membantu masyarakat memperbaiki parahyangan (pura) di Badung, memperbaiki Wantilan Desa Adat dengan memperjuangkan dana hibah. Untuk itu, saya sering nalangi dengan dana pribadi. Karena saya sangat dekat dengan masyarakat saya di Badung,” terang Gus Pada.
“Ngayah untuk desa adat dan krama Hindu yang dilakukan Pak Giri Prasta dan Pak Gubernur Koster, itu menginspirasi saya gabung ke PDIP. Saya punya perjuangan yang sama. Nangun Sat Kertih Loka Bali yang menjadi visi misi Pak Gubernur Koster benar-benar jalan untuk adat dan budaya Bali. Ini membuat saya yakin saya tidak salah memilih masuk PDIP," lanjutnya.
Sementara, Nyoman Satria menyambut itikad baik Gus Pada memilih gabung ke PDIP. Satria pun meminta Gus Pada segera beradaptasi dengan PDIP. "PDIP partai yang terbuka. Di dalam organisasi ini ada AD/ART dan sistem yang harus diikuti. Saya harap Tu Aji segera bisa bergerak melakukan konsolidasi," jelas Wakil Sekretaris DPC PDIP yang juga anggota DPRD Badung ini.
Satria mengaku ditugaskan Ketua DPC PDIP Badung Nyoman Giri Prasta untuk menyerahkan KTA buat Gus Pada dan sekaligus mengajaknya mengibarkan panji-panji partai di Gumi Keris, supaya semakin solid. "KTA kita serahkan hari ini (kemarin). Nanti silakan konsolidasi dengan jajaran partai di Badung," tegas politisi PDIP asal Desa/Kecamatan Mengwi, Badung ini.
Sedangkan Ketua PAC PDIP Abiansemal, Made Ponda Wirawan, mengatakan sangat menunggu bergabungnya Gus Pada ke PDIP. Kehadiran Gus Pada akan menambah kekuatan PDIP di Badung. "PDIP akan hadapi Pilkada Badung 2020. Dengan bergabungnya Gus Pada, kami akan semakin mudah memenangkan Pilkada. Untuk Kecamatan Abiansemal, kami prediksi pasangan incumbent Nyoman Giri Prasta-I Ketut Suiasa bisa menang 95 persen dalam Pilkada Badung 2020 nanti," ujar anggota Fraksi PDIP DPRD Badung ini.
Di sisi lain, Gus Pada menyatakan akan segera bergerak membumikan kekuatan PDIP dengan cara memobilisasi pendukungnya ke kandang Banteng Moncong Putih. "Mulai detik ini saya akan memobilisasi pendukung saya di seluruh Badung untuk membesarkan PDI Perjuangan," tandas Gus Pada, yang dalam Pileg 2009 lolos ke kursi DPRD Bali dari Golkar Dapil Badung dengan perolehan 17.000 suara.
Sementara itu, bergabungnya Gus Pada ke PDIP menambah panjang rontoknya simpul-simpul Golkar di Badung. Sejak tahun 2015, tercatat ada 4 tokoh Golkar dengan basis massa signifikan yang locat pagar ke PDIP. Pertama, I Ketut Suiasa, mantan Ketua DPD II Golkar Badung dan wakil Ketua DPRD Badung dua kali periode. Politisi Golkar asal Desa Pecatu, Kecamatan Kuta Selatan, Badung ini gabung ke PDIP setelah maju ke Pilkada Badung 2015 sebagai tandem Nyoman Giri Prasta di pisisi Calon Wakil Bupati.
Kedua, I Gusti Agung Ayu Inda Trimafo Yudha alias Gek Inda, putri dari mantan Ketua DPD I Golkar Bali I Gusti Ngurah Alit Yudha, yang gabung ke PDIP saat diusung sebagai caleg DPRD Badung dalam Pileg 2019. Dengan naik kendaraan PDIP, Srikandi Politik asal Puri carangsari, Desa Carangsari, Kecamatan Petang ini lolos ke DPRD Badung 2019-2024 Dapil Petang.
Ketiga, I Made Suryanandha Pramana, politisi asal Desa Tibubeneng, Kecamatan Kuta Utara, Badung yang notabene putra dari tokoh Golkar I Made Sudiana---Calon Bupati Badung dari Golkar di Pilkada 2015. Suryanandha Pramana direkrut PDIP jadi DPRD Badung dari Dapil Kuta Utara dalam Pileg 2019. Suryanandha Pramana pun lolos ke DPRD Badung 2019-2024. Lolosnya Suryanandha ini sekaligus merontokkan simpul Golkar di Kecamatan Kuta Utara.
Kini, giliran Gus Pada Kesuma yang jadi kader Golkar keempat gabung ke PDIP dalam kurun 4 tahun terakhir. Dengan bergabungnya Gus Pada ke PDIP, praktis melengkapi rontoknya basis Golkar di 4 kecamatan, yakni Kecamatan Kuta Selatan (Ketut Suiasa), Kecamatan Kuta Utara (Suryanandha Pramana berikut pendukung Made Sudiana), Kecamatan Petang (Gek Inda), dan Kecamatan Abiansemal (tempat asal Gus Pada). *nat
Komentar