Made Wijaya Lepas Jabatan di Golkar
Golkar Bali telah melakukan reshuffle untuk mengisi kursi kepengurusan yang kosong setelah ada evaluasi banyaknya kader yang tidak aktif.
DENPASAR, NusaBali
Kursi kosong di kepengurusan DPD I Golkar Bali makin berderet. Meskipun sudah ada pelantikan kepengurusan secara serentak, namun sejumlah kursi yang ditinggalkan si empunya hingga kini masih belum ada pengisian. Terakhir, satu kursi kepengurusan di DPD I Golkar Bali kembali kosong setelah ditinggal Wakil Sekretaris DPD I Golkar Bali, I Made Wijaya. Politisi asal Kelurahan Panjer, Kecamatan Denpasar Selatan ini mundur diri setelah resmi bertugas di Komisi Informasi (KI) Provinsi Bali. Wijaya yang berlatar belakang advokat ini memilih menjadi Komisioner KI Provinsi Bali setelah sempat dipinang jadi pengurus Golkar Bali hasil Musda DPD I Golkar Bali 10 Desember 2015 silam.
”Saya sudah mundur dari Golkar. Suratnya sudah diteken Pak Gusti Putu Wijaya, Wakil Ketua Bidang Organisasi dan Daerah,” ujar Wijaya, Minggu (31/7). Wijaya menyebutkan mundur sebagai anggota Partai Golkar untuk menjaga independensi dalam bertugas. Komisi Informasi adalah lembaga yang mandiri menangani keterbukaaan Informasi Publik.
“Mengacu dari Undang-Undang yang ada Komisi Informasi kan harus independen, tidak boleh berpihak dengan kelompok, pribadi maupun golongan. Saya memilih di Komisi Informasi,” ujar mantan Sekretaris MKGR Bali ini. Bocoran yang diperoleh NusaBali, Minggu kemarin deretan kursi kosong di Golkar masih banyak. Sejumlah kadernya memang banyak mundur dari kursi kepengurusan. Seperti Wakil Ketua Pemenangan Pemilu Wilayah Bangli, yang ditinggalkan I Putu Yuda Suparsana. Politisi asal Desa Padangbai, Kecamatan Manggis, Karangasem ini mundur karena ditegur partainya lantaran menggelar acara tandingan saat pelantikan pengurus DPD II Golkar se Bali, Minggu (24/7) lalu.
Selain itu jabatan Bendahara DPD I Golkar Bali yang awalnya tercatat Anak Agung Alit Arimbawa juga kosong. Anak Agung Alit Arimbawa yang pengusaha hotel ini tidak pernah aktif dan memang tidak bersedia menjadi pengurus di Golkar Bali. Kemudian Wakil Sekretaris DPD I Golkar Bali, I Made Wijaya yang kini menjadi Komisioner Komisi Informasi (KI) Bali mundur dari Golkar Bali. Kemudian I Gusti Agung Daniel Yunandha Yudha putra mantan Ketua DPD I Golkar Bali I Gusti Ngurah Alit Yudha juga cabut dari kepengurusan.
Daniel Yudha memilih cabut setelah merasa tak nyaman di kepengurusan Golkar Bali. “Masih banyak yang kosong, kalaupun tercatat orangnya memang nggak aktif,” ujar sumber NusaBali. Sementara atas kondisi ini Ketua Bidang Organisasi dan Daerah DPD I Golkar Bali, I Gusti Putu Wijaya saat dikonfirmasi mengatakan kursi kepengurusan di Golkar Bali tidak ada yang kosong. “Sudah terisi semuanya. Cuman saya lupa orang-orangnya. Kalau Pak Wijaya kan memang menjadi Komisi Informasi dia. Kursinya dia sudah ada penggantinya,” tegas Wijaya.
Wijaya menyebutkan Golkar Bali telah melakukan reshuflle untuk mengisi kursi kepengurusan yang kosong. Pengisian itu dilaksanakan setelah ada evaluasi banyaknya kader yang tidak aktif. “Karena tidak aktif makanya dilakukan evaluasi dan mengisi yang kosong. Sekarang semuanya sudah terpenuhi,” ujar mantan Ketua DPD II Golkar Tabanan ini. Sementara untuk Yuda Suparsana, Wijaya mengatakan belum menerima surat undur dirinya. “Saya belum terima surat mundur Yuda Suparsana. Nanti kita cek,” kilah Wijaya. * nat
Kursi kosong di kepengurusan DPD I Golkar Bali makin berderet. Meskipun sudah ada pelantikan kepengurusan secara serentak, namun sejumlah kursi yang ditinggalkan si empunya hingga kini masih belum ada pengisian. Terakhir, satu kursi kepengurusan di DPD I Golkar Bali kembali kosong setelah ditinggal Wakil Sekretaris DPD I Golkar Bali, I Made Wijaya. Politisi asal Kelurahan Panjer, Kecamatan Denpasar Selatan ini mundur diri setelah resmi bertugas di Komisi Informasi (KI) Provinsi Bali. Wijaya yang berlatar belakang advokat ini memilih menjadi Komisioner KI Provinsi Bali setelah sempat dipinang jadi pengurus Golkar Bali hasil Musda DPD I Golkar Bali 10 Desember 2015 silam.
”Saya sudah mundur dari Golkar. Suratnya sudah diteken Pak Gusti Putu Wijaya, Wakil Ketua Bidang Organisasi dan Daerah,” ujar Wijaya, Minggu (31/7). Wijaya menyebutkan mundur sebagai anggota Partai Golkar untuk menjaga independensi dalam bertugas. Komisi Informasi adalah lembaga yang mandiri menangani keterbukaaan Informasi Publik.
“Mengacu dari Undang-Undang yang ada Komisi Informasi kan harus independen, tidak boleh berpihak dengan kelompok, pribadi maupun golongan. Saya memilih di Komisi Informasi,” ujar mantan Sekretaris MKGR Bali ini. Bocoran yang diperoleh NusaBali, Minggu kemarin deretan kursi kosong di Golkar masih banyak. Sejumlah kadernya memang banyak mundur dari kursi kepengurusan. Seperti Wakil Ketua Pemenangan Pemilu Wilayah Bangli, yang ditinggalkan I Putu Yuda Suparsana. Politisi asal Desa Padangbai, Kecamatan Manggis, Karangasem ini mundur karena ditegur partainya lantaran menggelar acara tandingan saat pelantikan pengurus DPD II Golkar se Bali, Minggu (24/7) lalu.
Selain itu jabatan Bendahara DPD I Golkar Bali yang awalnya tercatat Anak Agung Alit Arimbawa juga kosong. Anak Agung Alit Arimbawa yang pengusaha hotel ini tidak pernah aktif dan memang tidak bersedia menjadi pengurus di Golkar Bali. Kemudian Wakil Sekretaris DPD I Golkar Bali, I Made Wijaya yang kini menjadi Komisioner Komisi Informasi (KI) Bali mundur dari Golkar Bali. Kemudian I Gusti Agung Daniel Yunandha Yudha putra mantan Ketua DPD I Golkar Bali I Gusti Ngurah Alit Yudha juga cabut dari kepengurusan.
Daniel Yudha memilih cabut setelah merasa tak nyaman di kepengurusan Golkar Bali. “Masih banyak yang kosong, kalaupun tercatat orangnya memang nggak aktif,” ujar sumber NusaBali. Sementara atas kondisi ini Ketua Bidang Organisasi dan Daerah DPD I Golkar Bali, I Gusti Putu Wijaya saat dikonfirmasi mengatakan kursi kepengurusan di Golkar Bali tidak ada yang kosong. “Sudah terisi semuanya. Cuman saya lupa orang-orangnya. Kalau Pak Wijaya kan memang menjadi Komisi Informasi dia. Kursinya dia sudah ada penggantinya,” tegas Wijaya.
Wijaya menyebutkan Golkar Bali telah melakukan reshuflle untuk mengisi kursi kepengurusan yang kosong. Pengisian itu dilaksanakan setelah ada evaluasi banyaknya kader yang tidak aktif. “Karena tidak aktif makanya dilakukan evaluasi dan mengisi yang kosong. Sekarang semuanya sudah terpenuhi,” ujar mantan Ketua DPD II Golkar Tabanan ini. Sementara untuk Yuda Suparsana, Wijaya mengatakan belum menerima surat undur dirinya. “Saya belum terima surat mundur Yuda Suparsana. Nanti kita cek,” kilah Wijaya. * nat
Komentar