Siswa SMPN 1 Abang Diajari Cara Berkebun yang Benar
Kelompok Tani Bajatani (Bangga Jadi Petani) di Subak Embukan, Banjar Tanah Lengis, Desa Ababi, Kecamatan Abang, Karangasem, Sabtu (21/12) mengajari siswa SMPN 1 Abang berkebun dengan memanfaatkan lahan 10 are.
AMLAPURA, NusaBali
Mulai dari mengolah lahan, menaburkan pupuk organik, hingga bertanam hortikultura, sebelum bertanam terlebih dahulu dengan cara menutup lahan gunakan mulsa plastik.
Pengelola Bajatani, I Ketut Semadiyasa, mengatakan selama ini SMPN 1 Abang yang meminta bekerjasama dalam hal tata cara bertani yang baik dan benar, di samping bertujuan untuk memperkenalkan teknologi pertanian sejak dini. Sehingga nantinya lebih mudah melakukan alih generasi.
Sedangkan petani yang masih ada dari kalangan generasi tua, secara fisik tidak kuat lagi bekerja di ladang. Itulah sebabnya, sangat antusias Bajatani melatih kalangan siswa agar paham bertani yang benar dalam hal mengolah lahan. Apalagi pangsa pasar hasil produksi hortikultura organik ditunggu pasar.
Ketut Semadiyasa mengatakan, tahapan memberikan pemahaman bertani kepada siswa, terlebih dahulu memberikan penjelasan, mengolah lahan basah tidak mesti melulu bertanam padi. Perlu dilakukan olah tanam yang bergantian, usai bertanam padi, kemudian berlanjut bertanam palawija. Tujuannya adalah agar struktur tanah jadi subur, napas dan PH tanah terjaga. Apalagi menggunakan pupuk organik, hasilnya akan lebih bermanfaat untuk kesehatan dan keberadaan dari struktur tanah akan lebih terjaga.
Selanjutnya, praktek langsung di lahan basah, dengan mengoperasikan traktor untuk proses menggemburkan lahan, membuat bedengan dengan cara membagi-bagi jadi beberapa bagian petak-petak untuk ditanami beragam jenis hortikultura.
Setelah tanah siap ditanami, terlebih dahulu dilapisi mulsa plastik, tujuannya agar tidak mudah tumbuh rumput liar. Mulsa plastik telah berisi lubang-lubang tempat tanaman. Setelah bibit tanaman ditanam, dilengkapi memasang ajir penyangga tanaman gunakan bambu, untuk tanaman mentimun. Tanam hortikultura lainnya, yang ditanam terong, tomat, jagung dan kacang panjang.
"Saya sudah berikan penjelasan, manfaat tanaman menggunakan pupuk organik buat kesehatan dan PH tanah. Sangat berbeda dengan pupuk kimia, yang cenderung merusak tanah dan hasil produksinya tidak baik untuk kesehatan," kata Ketut Semadiyasa.
Guru pembina yang mengantar siswa adalah I Gede Ariyasa, dan I Gusti Bagus Putra. Kerjasama itu katanya berkelanjutan, setiap tahun membuat kebun percontohan mirip demplot.
Tujuannya untuk mengedukasi siswa, bercocok tanam yang baik mulai dari mengolah lahan hingga panen. Kasek SMPN 1 Abang, I Gusti Bagus Putra, mengatakan mengajak siswa berkebun agar siswa belajar langsung di lapangan, sehingga mendapatkan ilmu pengetahuan tentang bertani yang baik dan benar. Selama ini terkesan, petani begitu gampang bertanam dan memelihara dengan menaburkan pupuk urea. "Tetapi berdasarkan teknologi pertanian, ada tahapan-tahapannya, termasuk yang diberdayakan gunakan produk organik," katanya. *k16
Pengelola Bajatani, I Ketut Semadiyasa, mengatakan selama ini SMPN 1 Abang yang meminta bekerjasama dalam hal tata cara bertani yang baik dan benar, di samping bertujuan untuk memperkenalkan teknologi pertanian sejak dini. Sehingga nantinya lebih mudah melakukan alih generasi.
Sedangkan petani yang masih ada dari kalangan generasi tua, secara fisik tidak kuat lagi bekerja di ladang. Itulah sebabnya, sangat antusias Bajatani melatih kalangan siswa agar paham bertani yang benar dalam hal mengolah lahan. Apalagi pangsa pasar hasil produksi hortikultura organik ditunggu pasar.
Ketut Semadiyasa mengatakan, tahapan memberikan pemahaman bertani kepada siswa, terlebih dahulu memberikan penjelasan, mengolah lahan basah tidak mesti melulu bertanam padi. Perlu dilakukan olah tanam yang bergantian, usai bertanam padi, kemudian berlanjut bertanam palawija. Tujuannya adalah agar struktur tanah jadi subur, napas dan PH tanah terjaga. Apalagi menggunakan pupuk organik, hasilnya akan lebih bermanfaat untuk kesehatan dan keberadaan dari struktur tanah akan lebih terjaga.
Selanjutnya, praktek langsung di lahan basah, dengan mengoperasikan traktor untuk proses menggemburkan lahan, membuat bedengan dengan cara membagi-bagi jadi beberapa bagian petak-petak untuk ditanami beragam jenis hortikultura.
Setelah tanah siap ditanami, terlebih dahulu dilapisi mulsa plastik, tujuannya agar tidak mudah tumbuh rumput liar. Mulsa plastik telah berisi lubang-lubang tempat tanaman. Setelah bibit tanaman ditanam, dilengkapi memasang ajir penyangga tanaman gunakan bambu, untuk tanaman mentimun. Tanam hortikultura lainnya, yang ditanam terong, tomat, jagung dan kacang panjang.
"Saya sudah berikan penjelasan, manfaat tanaman menggunakan pupuk organik buat kesehatan dan PH tanah. Sangat berbeda dengan pupuk kimia, yang cenderung merusak tanah dan hasil produksinya tidak baik untuk kesehatan," kata Ketut Semadiyasa.
Guru pembina yang mengantar siswa adalah I Gede Ariyasa, dan I Gusti Bagus Putra. Kerjasama itu katanya berkelanjutan, setiap tahun membuat kebun percontohan mirip demplot.
Tujuannya untuk mengedukasi siswa, bercocok tanam yang baik mulai dari mengolah lahan hingga panen. Kasek SMPN 1 Abang, I Gusti Bagus Putra, mengatakan mengajak siswa berkebun agar siswa belajar langsung di lapangan, sehingga mendapatkan ilmu pengetahuan tentang bertani yang baik dan benar. Selama ini terkesan, petani begitu gampang bertanam dan memelihara dengan menaburkan pupuk urea. "Tetapi berdasarkan teknologi pertanian, ada tahapan-tahapannya, termasuk yang diberdayakan gunakan produk organik," katanya. *k16
Komentar