Pengusaha Rafting Tolak Bendungan
Rencananya bendungan sedalam 95 meter itu bakal dibangun di pertengahan jalur rafting sungai Telaga Waja. Industri jasa wisata menolak karena ratusan pekerjanya terancam.
Kelian Banjar Dinas Rendang Tengah, Desa Rendang I Nengah Sumadana mengakui, dari Balai Wilayah Sungai Bali Penida, sempat sosialisasi rencana membangun bendungan. Ternyata aspirasi masyarakat pro dan kontra. “Kebanyakan warga masyarakat setuju terbangun bendungan, tetapi para pengusaha rafting tidak setuju. Menurut saya, kembalikan saja kepada masyarakat,” kata Sumadana.
Sesuai hasil sosialisasi kata Sumadana, pentingnya terbangun bendungan, manfaatnya, untuk pembangkit listrik tenaga air, untuk kepentingan air baku, irigasi dan pengembangan objek wisata.
Kepala Bappeda Karangasem I Ketut Sedana Merta dihubungi, mengaku masih tugas dinas di Yogyakarta. Sedangkan Kadis PU I Nyoman Sutirtayasa mengatakan, sebelumnya Balai Wilayah Sungai Bali Penida, sempat menggelar sosialisasi. “Itu program dari Bali Wilayah Sungai Bali Penida, teknisnya ada di sana, di bawah Kementerian ESDM,” kata Sutirtayasa, tanpa merinci lebih detail.
Sesuai catatan dari Balai Wilayah Sungai Bali Penida, rencana ke depan membangun 7 bendungan di Bali: Sorga, Tambalng, Telaga Waja, Lambuk, Sidan, Selat Kiri dan Ayung, serta Jehem.
Khusus di Sungai Telaga Waja, airnya bersumber dari lima mata air masing-masing: Mata Air Isah 94 liter per detik, Mata Air Celuk 104 liter per detik, Mata Air Bangol 119 liter per detik, Mata Air Surya 146 liter per detik dan Mata Air Gerubuk 170,9 liter per detik.
1
2
Komentar