Sang Vokalis Comar: Bukan Berarti Saya Suami Takut Istri
Acara launching yang digelar di Antida SoundGarden Kamis (30/1) malam besok akan dimeriahkan Bayu KW, Made Bawa ‘Lolot’ dan DJ Saylow.
DENPASAR, NusaBali
Band indie Bali, Marco Punx Bali, merilis single dan video klip teranyar berbahasa Bali berjudul ‘Punx Ci Nawang’, Kamis (30/1) besok malam di Antida SoundGarden, Jalan Waribang, Kesiman, Denpasar. Single tersebut menjadi karya keempat yang dikeluarkan oleh band bergenre alternative punk tersebut. Konon, ‘Punx Ci Nawang’ adalah sebuah cerminan hidup sang vokalis, Comar, yang dituangkan ke dalam sebuah lagu.
“Punx Ci Nawang merupakan sebuah lagu yang sangat berarti bagi saya. Lagu ini adalah cerminan dari kehidupan saya di mana saya bisa menjadi figur ayah, suami, dan juga penulis lagu serta vokalis band seperti saat ini dalam sekali waktu. Saya menyadari pilihan saya untuk menjalani itu semua dengan sederhana,” ujar I Komang Eka Darma Usadha alias Comar, sang vokalis Marco Punx Bali, saat jumpa pers di Kubu Kopi Denpasar, Selasa (28/1).
Comar mengakui bahwa kehidupannya sebagai seorang musisi di atas panggung berbanding terbalik dengan aktivitasnnya di rumah, sebagai seorang suami dan ayah. “Mungkin kalau saya di atas panggung (sebagai musisi), saya kelihatannya macho, keren, gagah, dengan jaket, bertato memainkan gitar, tapi kalau di rumah ya saya kadang nyapu, nyuci, ngempu dan aktivitas rumah tangga lainnya. Saya tidak malu melakukannya. Nah, kehidupan saya inilah saya tuangkan dalam lagu Punk Ci Nawang ini,” ujar bapak empat anak ini. “Tapi bukan berarti saya ini suami takut istri lo..,” imbuh vokalis berusia 37 tahun asal Karangasem ini, dengan nada bercanda.
Sementara itu, Ayyiek Falgunadi, sang sutradara mengaku terinspirasi dari kehidupan pribadi Comar dalam penggarapan video klip. Dikatakan, video klipnya digarap secara sederhana dalam waktu tiga hari dengan berdurasi kurang dari tiga menit. “Konsepnya diambil dari kehidupan Comar. Intinya, perbedaan kehidupan dia di rumah, sebagai suami dan bapak dengan kehidupan dia sebagai personel band,” ungkap Ayyiek.
Penggarapan single tersebut dilakukan selama hampir setahun. Single ini merupakan karya keempat setelah single pertama ‘Tresna Setonden Mati’ (2015), ‘De Ngutang Lulu Ngawag-Ngawag’ (2016), dan ‘Jelema Serakah’ (2017). Acara launching yang akan digelar meriah di Antida SoundGarden pada Kamis (30/1) malam besok akan dimeriahkan oleh musisi-musisi ternama Bali, seperti Bayu KW dan Made Bawa ‘Lolot’. Sebagai penutup, akan tampil DJ Saylow yang akan mengisi seluruh telinga pengunjung dengan irama koplo.
Marco Punx Bali sendiri terbentuk pada tahun 2008. Awalnya band ini merupakan sebuah site project dari Comar bersama gitaris Lolot, Doni Lesmana, dan juga Lelut (Bass), serta Hendra (drum). Seiring waktu, karena kesibukan masing-masing, akhinya Doni Lesmana mengundurkan diri sebagai gitaris dan hanya ingin fokus memproduseri Marco Punx Bali. Hal tersebut pun diikuti oleh Lelut dan Hendra.
Tak lama, formasi barupun dibentuk. Marco Punx Bali aktif menciptakan lagu-lagu dengan formasi baru ini yang terdiri dari I Komang Eka Darma Usadha alias Comar, 37, pada vokalis, I Made Gede Adi Kusuma alias Adi, 30, pada gitar, I Komang Dedy Suryawan alias Marlyn, 33, pada bass, dan I Made Ade Ananta Saputra alias Ade, 30, pada drum. *ind
“Punx Ci Nawang merupakan sebuah lagu yang sangat berarti bagi saya. Lagu ini adalah cerminan dari kehidupan saya di mana saya bisa menjadi figur ayah, suami, dan juga penulis lagu serta vokalis band seperti saat ini dalam sekali waktu. Saya menyadari pilihan saya untuk menjalani itu semua dengan sederhana,” ujar I Komang Eka Darma Usadha alias Comar, sang vokalis Marco Punx Bali, saat jumpa pers di Kubu Kopi Denpasar, Selasa (28/1).
Comar mengakui bahwa kehidupannya sebagai seorang musisi di atas panggung berbanding terbalik dengan aktivitasnnya di rumah, sebagai seorang suami dan ayah. “Mungkin kalau saya di atas panggung (sebagai musisi), saya kelihatannya macho, keren, gagah, dengan jaket, bertato memainkan gitar, tapi kalau di rumah ya saya kadang nyapu, nyuci, ngempu dan aktivitas rumah tangga lainnya. Saya tidak malu melakukannya. Nah, kehidupan saya inilah saya tuangkan dalam lagu Punk Ci Nawang ini,” ujar bapak empat anak ini. “Tapi bukan berarti saya ini suami takut istri lo..,” imbuh vokalis berusia 37 tahun asal Karangasem ini, dengan nada bercanda.
Sementara itu, Ayyiek Falgunadi, sang sutradara mengaku terinspirasi dari kehidupan pribadi Comar dalam penggarapan video klip. Dikatakan, video klipnya digarap secara sederhana dalam waktu tiga hari dengan berdurasi kurang dari tiga menit. “Konsepnya diambil dari kehidupan Comar. Intinya, perbedaan kehidupan dia di rumah, sebagai suami dan bapak dengan kehidupan dia sebagai personel band,” ungkap Ayyiek.
Penggarapan single tersebut dilakukan selama hampir setahun. Single ini merupakan karya keempat setelah single pertama ‘Tresna Setonden Mati’ (2015), ‘De Ngutang Lulu Ngawag-Ngawag’ (2016), dan ‘Jelema Serakah’ (2017). Acara launching yang akan digelar meriah di Antida SoundGarden pada Kamis (30/1) malam besok akan dimeriahkan oleh musisi-musisi ternama Bali, seperti Bayu KW dan Made Bawa ‘Lolot’. Sebagai penutup, akan tampil DJ Saylow yang akan mengisi seluruh telinga pengunjung dengan irama koplo.
Marco Punx Bali sendiri terbentuk pada tahun 2008. Awalnya band ini merupakan sebuah site project dari Comar bersama gitaris Lolot, Doni Lesmana, dan juga Lelut (Bass), serta Hendra (drum). Seiring waktu, karena kesibukan masing-masing, akhinya Doni Lesmana mengundurkan diri sebagai gitaris dan hanya ingin fokus memproduseri Marco Punx Bali. Hal tersebut pun diikuti oleh Lelut dan Hendra.
Tak lama, formasi barupun dibentuk. Marco Punx Bali aktif menciptakan lagu-lagu dengan formasi baru ini yang terdiri dari I Komang Eka Darma Usadha alias Comar, 37, pada vokalis, I Made Gede Adi Kusuma alias Adi, 30, pada gitar, I Komang Dedy Suryawan alias Marlyn, 33, pada bass, dan I Made Ade Ananta Saputra alias Ade, 30, pada drum. *ind
Komentar