Produksi Kedelai di Bali Turun 15,07 Persen
Produksi kedelai di Bali berdasarkan angka ramalan II (Aram II) tahun 2015 diperkirakan sebanyak 6.953 ton biji kering, menurun 1.234 ton atau 15,07 persen dibanding tahun sebelumnya.
DENPASAR, NusaBali
"Menurunnya produksi kedelai itu akibat berkurangnya luas panen 242 hektare atau 4,52 persen dan menurunnya produktivitas sebesar 1,69 persen (11,06 persen," kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali, Panasunan Siregar di Denpasar, Kamis (12/11).
Ia mengatakan, Bali pada tahun 2014 menghasilkan kedelai sebanyak 8.187 ton biji kering, meningkat 754 ton atau 10,14 persen dibandingkan tahun 2013.
Berkurangnya produksi kedelai di Bali terjadi pada subround II yakni pada periode Mei-Agustus 2015 sebanyak 1.189 ton biji kering (19,96 persen) dan subround III (September-Desember) sebesar 123 ton biji kering (6.51 persen). Panasunan Siregar menambahkan, peningkatan produksi justru terjadi pada subround I (Januari-April 2015) sebesar 78 ton biji kering (22,94 persen).
Menurunnya produksi kedelai di Bali paling tinggi terjadi di Kabupaten Jembrana, Bali barat sebesar 1.115 ton dan secara persentase penurunan produksi kedelai terjadi di Kabupaten Buleleng yang mencapai 86,05 persen.
Panasunan Siregar menjelaskan, menurunnya produksi kedelai di Bali akibat berkurangnya luas panen 242 hektare (4,52 persen) sebagai akibat menurunnya luas panen dan pengalihan komoditas lain seperti semangka dan melon di Kabupaten Jembrana.
Selain itu sebagian tanaman kedelai di Kabupaten Klungkung dialihkan ke tanaman jagung manis akibat persediaan air yang sangat terbatas pada musim kemarau, disamping perbaikan saluran irigasi.
Menurunnya produktivitas kedelai sebesar 1,69 kwintal/hektare (11,06 persen) akibat faktor kurangnya pemeliharaan dan keterbatasan air irigasi.
Kata Panasunan Siregar, di Kecamatan Sukawati, Gianyar misalnya tanaman kedelai seluas 600 hektare dialihkan ke lokasi lain akibat sedang perbaikan saluran irigasi.
Kabupaten Jembrana memberikan kontribusi terbesar yakni 30,68 persen atau 2.133 ton dari total produksi di Bali sebanyak 6.953 ton . Menyusul Kabupaten Badung menempati posisi kedua yang memberikan andil 21,16 persen atau 1.505 ton. ‘’Kabupaten Klungkung menempati posisi ketiga dengan andil 21,16 persen (1.471 ton), sementara enam kabupaten lainnya di Bali memberikan andil di bawah 21,16 persen,’’ ujar Panasunan Siregar.
Komentar