Panik Corona, IHSG Melemah
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis (27/2) sore, ditutup melemah seiring kepanikan pasar terhadap dampak dari wabah virus corona atau COVID-19 yang makin meluas.
JAKARTA, NusaBali
IHSG ditutup melemah 153,23 poin atau 2,69 persen ke posisi 5.535,69. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 bergerak turun 29,9 poin atau 3,24 persen menjadi 892,76.
Analis Binaartha Sekuritas M Nafan Aji Gusta mengatakan penyebaran COVID-19 secara agresif sepertinya masih memberikan dampak sistemik bagi pasar seiring dengan peningkatan tajam infeksi virus tersebut yang terjadi pada Korea Selatan, Italia dan Iran. "Penyebaran COVID-19 tersebut berpotensi mengancam pertumbuhan ekonomi global apabila masih belum ditemukan obat antivirusnya. Sehingga terjadilah kondisi 'panic selling'," ujar Nafan.
Di sisi lain, lanjut Nafan, perkembangan data-data makroekonomi domestik masih minim memberikan dampak yang besar terhadap pasar saat ini. Dibuka melemah, IHSG tak mampu beranjak dari zona merah hingga penutupan perdagangan saham. Secara sektoral, seluruh sektor terkoreksi di mana sektor keuangan turun paling dalam yaitu minus 3,94 persen, diikuti sektor industri dasar dan sektor pertambangan masing-masing minus 2,66 persen dan minus 2,43 persen. Penutupan IHSG diiringi aksi jual saham oleh investor asing yang ditunjukkan dengan jumlah jual bersih asing atau net foreign sell sebesar Rp1,05 triliun.
Frekuensi perdagangan saham tercatat sebanyak 493.507 kali transaksi dengan jumlah saham yang diperdagangkan sebanyak 6,34 miliar lembar saham senilai Rp7,1 triliun. Sebanyak 77 saham naik, 335 saham menurun, dan 117 saham tidak bergerak nilainya.
Sementara itu, bursa saham regional Asia sore ini antara lain indeks Nikkei melemah 478 poin atau 2,13 persen ke 21.948,2, indeks Hang Seng menguat 82,1 poin atau 0,31 persen ke 26.778,6, dan indeks Straits Times melemah 4,95 poin atau 0,16 persen ke 3.112,57. *ant
Analis Binaartha Sekuritas M Nafan Aji Gusta mengatakan penyebaran COVID-19 secara agresif sepertinya masih memberikan dampak sistemik bagi pasar seiring dengan peningkatan tajam infeksi virus tersebut yang terjadi pada Korea Selatan, Italia dan Iran. "Penyebaran COVID-19 tersebut berpotensi mengancam pertumbuhan ekonomi global apabila masih belum ditemukan obat antivirusnya. Sehingga terjadilah kondisi 'panic selling'," ujar Nafan.
Di sisi lain, lanjut Nafan, perkembangan data-data makroekonomi domestik masih minim memberikan dampak yang besar terhadap pasar saat ini. Dibuka melemah, IHSG tak mampu beranjak dari zona merah hingga penutupan perdagangan saham. Secara sektoral, seluruh sektor terkoreksi di mana sektor keuangan turun paling dalam yaitu minus 3,94 persen, diikuti sektor industri dasar dan sektor pertambangan masing-masing minus 2,66 persen dan minus 2,43 persen. Penutupan IHSG diiringi aksi jual saham oleh investor asing yang ditunjukkan dengan jumlah jual bersih asing atau net foreign sell sebesar Rp1,05 triliun.
Frekuensi perdagangan saham tercatat sebanyak 493.507 kali transaksi dengan jumlah saham yang diperdagangkan sebanyak 6,34 miliar lembar saham senilai Rp7,1 triliun. Sebanyak 77 saham naik, 335 saham menurun, dan 117 saham tidak bergerak nilainya.
Sementara itu, bursa saham regional Asia sore ini antara lain indeks Nikkei melemah 478 poin atau 2,13 persen ke 21.948,2, indeks Hang Seng menguat 82,1 poin atau 0,31 persen ke 26.778,6, dan indeks Straits Times melemah 4,95 poin atau 0,16 persen ke 3.112,57. *ant
Komentar