Dua Kekuatan Besar Bersatu di NasDem
Dua kekuatan besar dari Tabanan sesama mantan politisi PDIP, Wayan Sukaja dan Wayan Sarjana, bersatu di Partai NasDem.
Sarjana Sumringah Sukaja Ikuti Jejaknya Gabung NasDem
TABANAN, NusaBali
Setelah Wayan Sarjana dikukuhkan menjadi Ketua DPD NasDem Tabanan, kini Wayan Sukaja masuk struktur kepengurusan DPW NasDem Bali.
Wayan Sarjana sudah lebih dulu jadi Ketua DPD NasDem Tabanan, Maret 2016 lalu. Sebelum dipinang sebagai ketua partai, politisi kawakan asal Banjar Pacung, Desa/Kecamatan Baturiti, Tabanan ini sempat diusung NasDem menjadi Calon Bupati (Cabup) Tabanan di Pilkada 2015. Sarjana diusung NasDem bersama Gerindra, Hanura, dan Demokrat. Sedangkan Wayan Sukaja baru diumumkan menjadi Wakil Ketua Bidang Politik dan Pemerintahan DPD NasDem Provinsi Bali, 18 Agustus 2018 lalu. Sebelum gabung ke NasDem, mantan Sekretaris DPC PDIP Tabanan 2005-2010 ini sempat lompat-lompat dari PDIP ke Hanura, lalu ke Golkar.
Sarjana sendiri sumringah dengan bergabungnya Sukaja ke NasDem. Sarjana mengaku sudah lama menunggu keputusan mantan koleganya di PDIP dan DPRD Tabanan itu bergabung di partai yang baru dipimpinnya. Dengan bergabungnya Sukaja di NasDem, Sarjana menyatakan cita-cita menuju ’Tabanan Baru’ akan lebih mudah terwujud.
“Selamat datang Pak Yan Sukaja. Ini justru yang kita tunggu-tunggu,” ujar Sarjana kepada NusaBali di Tabanan, Jumat (19/8) lalu. Sarjana berharap dengan bergabungnya Sukaja, NasDem akan semakin besar di Tabanan. Tujuan dan cita-cita bersama membawa perubahan Tabanan ke arah lebih baik pun segera bakal terwujud. Menurut Sarjana, Tabanan saat ini di bawah kepemimpinan Ni Putu Eka Wiryastuti-I Komang Gede Sanjaya (Eka Jaya) sudah baik di tataran elite. Namun, rakyat merasakan pembangunan yang merata.
Karena itu, lanjut Sarjana, NasDem terus mengincar tokoh-kokoh mumpuni untuk gabung ke NasDem, guna mempercepat terwujudnya cita-cita menuju ‘Tabanan Baru’. “Saya tidak mau menyebut nama. Yang pasti, sebentar lagi tokoh masyarakat dan tokoh politik lainnya akan menyatakan gabung ke NasDem,” kata Sarjana, yang dalam Pilkada Tabanan 2015 berpasangan dengan politisi Demokrat IB Nyomnan Astawa Merta di posisi Calon Wakil Bupati (Cawabup).
Baik Sarjana maupun Sukaja merupakan dua kekuatan besar sesama mantan kader PDIP, dengan gerbong massa masing-masing. Sarjana merupakan politisi kawakan asal Banjar Pacu-ng, Desa/Kecamatan Baturiti, Tabanan. Sarjana adalah mantan Bendahara DPC PDIP Tabanan 2010-2015, selain sempat tiga kali periode menjadi anggota Fraksi PDIP DPRD Tabanan (1999-2004, 2004-2009, 2009-2014). Sarjana kemudian dipecat dari PDIP, jelang Pilkada Tabanan, 15 Desember 2015, karena membalot nyalon melalui partai lain.
Sebaliknya, Sukaja adalah politisi kawakan asal Desa Marga Dajan Puri, Kecamatan Marga, Tabanan, yang sempat pindah-pindah partai. Semula, Sukaja jadi Sekretaris DPC PDIP Tabanan 2005-2010, sekaligus jadi Ketua DPRD Tabanan 2004-2014, bahkan sempat duduk di Fraksi PDIP DPRD Bali hasil Pileg 2009. Namun, Sukaja dipecat dari PDIP, karena membelot nyalon Bupati Tabanan melalui Golkar di Pilkada 2010.
Pasca dipecat dari PDIP, Sukaja sempat gabung ke Hanura hingga jadi caleg DPRD Bali dari Hanura Dapil Tabanan di Pileg 2014. Selepas dar tahanan selaku terpidana 4 tahun penjara kasus korupsi dana Bansos, empat bulan lalu, Sukaja gabung ke Golkar. Namun, Sukaja kembali kabur ke NasDem, setelah terpental dari pencalonan Ketua DPD II Golkar Tabanan melalui Musda yang deadlock, 21 Juni 2016. Akhirnya, nama Sukaja diumumkan menjadi Wakil Ketua Bidang Politik DPW NasDem Bali, 18 Agustus 2016 lalu.
Baik Sukaja maupun Sarjana sama-sama politisi kawakan dengan gerbong pendukung kuat di Tabanan. Buktinya, Sarjana tiga periode terpilih ke DPRD Tabanan dengan sura signifikan. Sedangkan Sukaja bahkan tercatat sebagai caleg peraih suara terbanyak se-Bali untuk kursi DPRD Provinsi di Pileg 2009.
Sukaja dan Sarjana juga punya riwayat karir yang sama. Keduanya sama-sama memulai karier sebagai anggota DPRD Tabanan melalui Pileg 1999. Dalam Pilkada Tabanan 2010, Sarjana dan Sukaja buat pertama kali berseberangan paham. Sebelumnya, muncul kekuatan 3S di Tabanan yakni Made Sudana, Wayan Sukaja, dan Wayan Sarjana. Tiga (3) S ini punya pengaruh luar biasa untuk lobi-lobi politik, salah satunya melahirkan Nyoman Adi Wiryatama sebagai Bupati Tabanan (2000-2005, 2005-2010). Trio inilah yang merupakan sumber suara PDIP.
Hanya saja, dalam Pilkada Tabanan 2010, Sukaja menyeberang ke Golkar untuk menjadi Calon Bupati setelah rekomendasi sebagai Cabup di partainya dianulir oleh DPP PDIP. Kekuatan 3S pecah, Sudana yang saat itu sebagai Ketua DPC PDIP Tabanan pilih dukung Sukaja, sementara Sarjana tetap setia ngabih (mengawal) Cabup Tabanan yang diusung PDIP, Ni Putu Eka Wiryastuti---yang notabene putri kandung Adi Wiryatama.
Sementara itu, Made Sudana mendukung langkah Wayan Sukaja bergabung ke NasDem. Mantan Ketua DPC PDIP Tabanan 2005-2010 yang juga sudah dipecat dan kini jadi kader Gerindra ini menyebutkan, partai yang tidak sepaham dengan visi misi perjuangan, harus ditinggalkan.
Hanya saja, kata Sudana, pindah partai untuk saat ini kurang baik di mata masyarakat. Namun, nantinya masyarakat akan paham bahwa tak ada partai yang harus dibela mati-matian. “Partai yang sakit dan mabuk kekuasaan, harus ditinggalkan,” ujar politisi kawakan asal Desa Lalanglinggah, Kecamatan Selemadeg Barat, Tabanan yang sempat jadi Ketua Fraksi PDIP DPRD Bali hasil Pileg 2009---sebelum kemudian dipecat dari PDIP---ini. * k21
Komentar