Bisa Tingkatkan Daya Tahan Tubuh Cegah Corona
Unhi Denpasar Kembangkan Teh Herbal Taru Pramana
DENPASAR, NusaBali
Universitas Hindu Indonesia (Unhi) Denpasar mencoba kembangkan teh herbal, yang diyakini mampu menjaga daya tahan tubuh di tengah menghadapi pandemik Covid-19 (virus Corona).
Teh herbal bernama Taru Pramana ‘Papain Immunomodulator’ untuk melawan Corona ini dikembangkan Unhi Denpasar melalui salah satu start-up binaannya, yakni Taru Pramana. Rektor Unhi Denpasar, Prof drh I Made Damriyasa MS, mengatakan produk Teh Herbal Taru Pramana ‘Papain Immunomodulator’ ini merupakan hasil riset dosen yang juga alumni Fakultas Kesehatan Ayur Weda. Dalam pengembangan produk yang dipakai di Geria Sehat Fakultas Kesehatan Ayur Weda ini, didampingi oleh Inkubator Bisnis (Inbis) Unhi Denpasar.
Menurut Prof Damriyasa, ada beberapa tanaman herbal yang dipakai dalam pembuatan Teh Herbal Taru Pramana ini, seperti simplesia piduh, tumbuhan kemeniran, daun papaya, kunir putih, kejangutan, cengkih, buah bengkudu, dan jahe. Ramuan ini dibuat dalam bentuk teh. Dan, masing-masing bahan herbal memiliki kandungan yang spesifik.
“Jadi, Teh Herbal Taru Pramana ini sudah diramu dengan komposisi yang tepat, tinggal melalui beberapa uji lagi. Perlu saya tegaskan, ini bukan untuk pengobatan coronavirus, tetapi ramuan untuk meningkatkan daya tahan tubuh, agar tidak gampang terkena flu dan terinfeksi virus,” papar Prof Damriyasa saat mengenalkan Teh Herbal Taru Pramana di Kampus Unhi, Jalan Sanggalangit Denpasar kawasan Tembau, Kelurahan Penatih, Kecamatan Denpasar Timur, Senin (23/3) lalu.
Prof Damriyasa menyebutkan, berdasarkan referensi usadha Bali dan ilmu herbal, kandungan dari beberapa tanaman herbal tersebut memang mampu meningkatkan ketahanan imunitas tubuh. Namun, Prof Damriyasa mengingatkan bahwa menjaga daya tahan tubuh juga harus diimbangi dengan makanan yang sehat dan bergizi, olahraga dan instirahat yang cukup, mengelola stres, serta menjaga kesehatan diri dengan Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).
Khusus untuk ramuan herbal, Prof Damriyasa mengingatkan masyarakat agar memperhatikan takaran yang pas. Sebab, bisa saja kelebihan takaran justru membuat bagian tubuh mengalami iritasi, yang akhirnya memudahkan virus masuk ke dalam tubuh.
“Banyak masyarakat yang sekarang meramu sendiri di rumah, tanpa mengetahui apa yang terkandung dalam bahan herbal tersebut. Di sini perlu juga diberikan pemahaman kepada masyarakat bahwa takarannya harus sesuai. Misalnya, kalau jahenya terlalu banyak, itu malah bisa menyebabkan iritasi pada tenggorokan,” jelas Prof Damriyasa.
“Nah, kalau misalnya terpapar oleh virus, maka iritasi ini malah mempermudah berkembangnya virus. Kedua, dalam proses pembuatannya juga harus memperhatikan kebersihan bahannya,” lanjut akademisi dari Fakultas Kedokteran Hewan Unud asal asal Desa Rendang, Kecamatan Rendang, Karangasem ini.
Sementara itu, inventor (peneliti) ramuan Teh Herbal Taru Pramana ‘Papain Immunomodulator’, I Nyoman Sridana, memaparkan teh herbal ini dibuat karena melihat banyaknya tanaman obat yang sudah digunakan oleh leluhur. Didasari beberapa referensi, salah satunya teks kuno Bali ‘Geguritan Sugita-Sebudhi’ di mana disebutkan bahwa tumbuhan pegagan atau piduh, tanaman meniran, kejangutan masing-masing tanaman memiliki manfaat meningkatkan daya tahan tubuh.
Menurut Nyoman Sridana, secara kajian ilmiah, bahan-bahan herbal tersebut juga memiliki manfaat yang sama. Begitu juga daun papaya, kunir putih, cengkih, buah bengkudu, dan jahe. “Karena ini untuk meningkatkan kekebalan tubuh, umumnya setelah pemakaian 2-3 hari dengan secara rutin konsumsi 3 kali sehari, bisa dirasakan tubuhnya lebih fit. Pada pernapasan juga bisa dirasakan lebih plong,” terang Sri-dana. *ind
Komentar