Pura Ratu Subandar Besakih Sepi Pamedek
AMLAPURA, NusaBali
Pamedek sepi menggelar persembahyangan di palinggih Ida Ratu Subandar dan Ida Ratu Ulangalu di Pura Penataran Agung Besakih, Banjar Besakih Kangin, Desa Besakih, Kecamatan Rendang, Karangasem pada Purnama Kadasa, Anggara Pon Merakih, Selasa (7/4).
Biasanya para pedagang dan warga keturunan Tionghoa ramai berdatangan untuk menggelar persembahyangan. Pantauan NusaBali saat puncak Karya Ida Bhatara Turun Kabeh, belum terlihat ada yang sembahyang di dua palinggih berhias lampion dan pernak-pernik Tionghoa itu.
Pada tahun 2016, sempat ada pamangku keturunan Tionghoa, Jro Padma Rajesvari, ngayah di pura itu. Belakangan tidak terlihat lagi. Jro Mangku Warta mengatakan, sejak rangkaian Karya Ida Bhatara Turun Kabeh, baru ada dua pamedek yang sembahyang. “Biasanya para pedagang dan warga keturunan Tionghoa ramai melakukan persembahyangan di Pura Ida Ratu Subandar dan Ida Ratu Ulangalu,” jelas Jro Mangku Warta. Kedua palinggih di Mandala V Pura Penataran Agung Besakih ini berdampingan dengan 7 palinggih lainnya yakni: meru tumpang solas (tingkat 11) sebagai linggih Ida Ratu Sunaring Jagat, palinggih Surya Candra, palinggih Hyang Widyadara-Widyadari, palinggih Ida Bhatara Dancawara, palinggih Hyang Gendarwa, dan bale papelik.
Terpisah, Seksi Sulinggih Karya Agung Ida Bhatara Turun Kabeh, Jro Mangku Suyasa, membenarkan palinggih Ida Ratu Subandar dan palinggih Ida Ratu Ulangalu merupakan tempat pemujaan para pedagang dan keturunan Tionghoa. “Ida Ratu Subandar tempat memohon berkah dan perlindungan bagi kaum saudagar. Ida Ratu Ulangalu diyakini sebagai tempat memohon restu dan perlindungan bagi para pedagang kaki lima,” jelas Jro Mangku Suyasa. Biasanya, warga keturunan Tionghoa hadir berbaur dengan pamedek lainnya menggelar persembahyangan bersama, tahun ini suasananya sangat sepi. *k16
Komentar