Diskes Khawatiri Fogging Mandiri
GIANYAR, NusaBali
Dinas Kesehatan (Diskes) Gianyar khawatiri pelaksanaan fogging (pengasapan nyamuk) secara
mandiri di tengah mewabahnya kasus Demam Berdarah Dengue (DBD).
Lebih-lebih tak hanya masyarakat, fogging juga dilakukan beberapa anggota DPRD Gianyar tanpa didampingi dinas terkait.
‘’Ada beberapa bahaya fogging. Salah satunya memengaruhi kualitas sperma. Fogging juga tidak cukup efektif memberantas nyamuk. Justru sebaliknya, nyamuk bisa kebal jika terlalu sering defogging,’’ papar Kabid Pemberantsan Penyakit Diskes Gianyar Anak Agung Anom Sukamawa, saat ditemui Rabu (13/5).
Kata dia, fogging tidak boleh dilakukan secara mandiri karena harus berdasarkan indikasi kasus terlebih dahulu. "Ketika ada orang kena DB baru dilakukan penyelidikan. Setelah diperiksa di laboratorium, kemudian baru dilakukan fogging oleh dinas," jelasnya.
Lanjut Anom Sukamawa, fogging juga sangat berbahaya bagi kesehatan masyarakat atau manusia. Enam bahaya fogging bagi kesehatan manusia, yakni gangguan pencernaan, mual muntah, diare, gangguan sistem saraf atau kelumpuhan, kehilangan kesadaran. Gangguan sistem kekebalan tubuh, gangguan saluran pernafasan, iritasi, kanker saluran nafas, menurunkan kualitas sperma atau gangguan kesuburan pada pria, dan gangguan pada ibu hamil. "Termasuk anggota DPRD juga sering fogging mandiri. Kalau tidak didampingi petugas Diskes, bisa jadi takaran obatnya tidak sesuai. Karena yang dikeluarkan itu adalah racun, bahkan bisa menyebabkan gangguan sperma," tandasnya.
Terkait masih maraknya fogging mandiri,
Anom Sukamawa menambahkan agar lebih meningkatkan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) di rumah. Para anggota DPRD yang sering turun ke lapangan untuk memfogging juga agar lebih mengedukasi masyarakat dengan meningkatkan PSN.
Dia menambahkan, jentik nyamuk DBD tidak bisa hidup di air got, tapi di genangan air bersih. "Tempat air perlu dibersihkan secara rutin," imbuhnya. *nvi
‘’Ada beberapa bahaya fogging. Salah satunya memengaruhi kualitas sperma. Fogging juga tidak cukup efektif memberantas nyamuk. Justru sebaliknya, nyamuk bisa kebal jika terlalu sering defogging,’’ papar Kabid Pemberantsan Penyakit Diskes Gianyar Anak Agung Anom Sukamawa, saat ditemui Rabu (13/5).
Kata dia, fogging tidak boleh dilakukan secara mandiri karena harus berdasarkan indikasi kasus terlebih dahulu. "Ketika ada orang kena DB baru dilakukan penyelidikan. Setelah diperiksa di laboratorium, kemudian baru dilakukan fogging oleh dinas," jelasnya.
Lanjut Anom Sukamawa, fogging juga sangat berbahaya bagi kesehatan masyarakat atau manusia. Enam bahaya fogging bagi kesehatan manusia, yakni gangguan pencernaan, mual muntah, diare, gangguan sistem saraf atau kelumpuhan, kehilangan kesadaran. Gangguan sistem kekebalan tubuh, gangguan saluran pernafasan, iritasi, kanker saluran nafas, menurunkan kualitas sperma atau gangguan kesuburan pada pria, dan gangguan pada ibu hamil. "Termasuk anggota DPRD juga sering fogging mandiri. Kalau tidak didampingi petugas Diskes, bisa jadi takaran obatnya tidak sesuai. Karena yang dikeluarkan itu adalah racun, bahkan bisa menyebabkan gangguan sperma," tandasnya.
Terkait masih maraknya fogging mandiri,
Anom Sukamawa menambahkan agar lebih meningkatkan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) di rumah. Para anggota DPRD yang sering turun ke lapangan untuk memfogging juga agar lebih mengedukasi masyarakat dengan meningkatkan PSN.
Dia menambahkan, jentik nyamuk DBD tidak bisa hidup di air got, tapi di genangan air bersih. "Tempat air perlu dibersihkan secara rutin," imbuhnya. *nvi
Komentar