Idianto Lengser, Erbagtyo Jabat Kajati Bali
Erbagtyo Rohan sebelumnya menjabat sebagai Direktur Ekonomi Moneter di Kejaksaan Agung.
DENPASAR, NusaBali
Belum genap satu tahun menjabat, Kajati Bali, Idianto sudah harus lengser dari jabatannya. Idianto digeser sebagai Direktur Pengamanan Pembangunan Strategis di Kejaksaan Agung. Sebagai gantinya, ditunjuk Erbagtyo Rohan yang sebelumnya menjabat sebagai Direktur Ekonomi Moneter di Kejaksaan Agung.
Kajati Bali, Idianto yang ditemui Rabu (27/5) mengatakan pelantikan dirinya sebagai Direktur Pengamanan Pembangunan Strategis akan dilakukan di Kejaksaan Agung pada Jumat (29/5) mendatang. Sementara serah terima jabatan di Kejati Bali akan dijadwalkan setelahnya.
Ditanya terkait masa jabatan yang singkat di Kejati Bali, Idianto mengatakan jika hal tersebut hal yang wajar. Pejabat asal Kaur, Bengkulu ini juga membantah mutasi ini karena suatu masalah. Malah dirinya menyebut jika mutasi ini merupakan promosi jabatan. “Jabatan baru ini merupakan promosi di Kejagung,” ujarnya.
Idianto pun memuji Bali dengan situasi kondusifnya. Bahkan dia menyebut tidak ada daerah lain yang kondusif seperti Bali. “Selama saya bertugas disini situasi Bali sangat kondusif dan semoga tetap kondusif. Bahkan saya tidak pernah melihat ada demo disini,” ujar Idianto yang mengucapkan terima kasih kepada seluruh jaksa dan staf Kejati Bali yang selama ini sudah mendukungnya.
Seperti diketahui, beberapa jabatan strategis juga sempat dijabat Idianto. Diantaranya sebagai Kajari Simpang Empat (2013) dan Kajari Pekanbaru (2016). Bahkan, saat menjabat sebagai Kajari Simpang Empat menjadi Kejari terbaik nomor dua nasional pada tahun 2013. Atas prestasinya itu, Idianto mendapat penghargaan Sidhakarya dari Kejaksaan Agung di bidang penindakan kasus korupsi.
Nama Idianto sendiri juga sempat tersandung masalah saat menjabat sebagai Kajari Pekanbaru pada 2016. Idianto yang saat menjabat Kajari Pekanbaru diduga terlibat dalam memberikan dukungan kepada calon Bupati Kaur (Gusril Fauzi, S.Sos) yang merupakan adik kandungnya pada Pilkada 2015 yang lalu.
Sementara itu, pengganti Idianto sebagai Kajati Bali, Erbagtyo Rohan merupakan Direktur Ekonomi Moneter Kejagung sejak Oktober 2019 lalu. Sebelumnya, Erbagtyo juga tercatat sebagai Kajati DIY selama 16 bulan. Nama Erbagtyo sempat viral saat salah satu jaksa Kejati DIY ditangkap Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) pada 2019 lalu karena menerima gratifikasi proyek rehabilitasi saluran air hujan di Jalan Supomo Yogyakarta dan sekitarnya. *rez
Kajati Bali, Idianto yang ditemui Rabu (27/5) mengatakan pelantikan dirinya sebagai Direktur Pengamanan Pembangunan Strategis akan dilakukan di Kejaksaan Agung pada Jumat (29/5) mendatang. Sementara serah terima jabatan di Kejati Bali akan dijadwalkan setelahnya.
Ditanya terkait masa jabatan yang singkat di Kejati Bali, Idianto mengatakan jika hal tersebut hal yang wajar. Pejabat asal Kaur, Bengkulu ini juga membantah mutasi ini karena suatu masalah. Malah dirinya menyebut jika mutasi ini merupakan promosi jabatan. “Jabatan baru ini merupakan promosi di Kejagung,” ujarnya.
Idianto pun memuji Bali dengan situasi kondusifnya. Bahkan dia menyebut tidak ada daerah lain yang kondusif seperti Bali. “Selama saya bertugas disini situasi Bali sangat kondusif dan semoga tetap kondusif. Bahkan saya tidak pernah melihat ada demo disini,” ujar Idianto yang mengucapkan terima kasih kepada seluruh jaksa dan staf Kejati Bali yang selama ini sudah mendukungnya.
Seperti diketahui, beberapa jabatan strategis juga sempat dijabat Idianto. Diantaranya sebagai Kajari Simpang Empat (2013) dan Kajari Pekanbaru (2016). Bahkan, saat menjabat sebagai Kajari Simpang Empat menjadi Kejari terbaik nomor dua nasional pada tahun 2013. Atas prestasinya itu, Idianto mendapat penghargaan Sidhakarya dari Kejaksaan Agung di bidang penindakan kasus korupsi.
Nama Idianto sendiri juga sempat tersandung masalah saat menjabat sebagai Kajari Pekanbaru pada 2016. Idianto yang saat menjabat Kajari Pekanbaru diduga terlibat dalam memberikan dukungan kepada calon Bupati Kaur (Gusril Fauzi, S.Sos) yang merupakan adik kandungnya pada Pilkada 2015 yang lalu.
Sementara itu, pengganti Idianto sebagai Kajati Bali, Erbagtyo Rohan merupakan Direktur Ekonomi Moneter Kejagung sejak Oktober 2019 lalu. Sebelumnya, Erbagtyo juga tercatat sebagai Kajati DIY selama 16 bulan. Nama Erbagtyo sempat viral saat salah satu jaksa Kejati DIY ditangkap Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) pada 2019 lalu karena menerima gratifikasi proyek rehabilitasi saluran air hujan di Jalan Supomo Yogyakarta dan sekitarnya. *rez
Komentar