Proyek Irigasi Subak Semagung Dikritik
Proyek pembangunan saluran irigasi di Subak Semagung, Dusun Tusan Kanginan, Desa Tusan, Kecamatan Banjarangkan, Klungkung, menuai kritik warga sekitar.
SEMARAPURA, NusaBali
Karena, konstruksi saluran irigasi pada sisi timur menggunakan pondasi gedung SDN 2 Tusan. Hal itu dikawatirkan warga karena akan bisa menggerus gadung sekolah. Informasi di lapangan, proyek pembangunan irigasi tersebut digarap 20 Agustus 2016 dengan dana desa Rp 27 juta. Dana itu belum termasuk ongkos tukang dan dikelola secara swadaya. Masalahnya, saat proses pembangunan konstruksi pembangunan irigasi tersebut, malah menggunakan pondasi senderan bangunan SDN 2 Tusan. “Saya sempat tanyakan kepada tukangnya, apakah lama-kelamaan tidak membuat gedung sekolah tergerus,” ujar Kepala SDN 2 Tusan, Sumarti, Senin (19/9). Namun, pihak tukang hanya melapisi dengan plestaran saja.
Dikonfirmasi terpisah, Plt Perbekel Desa Tusan Ngakan Made Kertasaya mengatakan, proyek tersebut merupakan usualan dari krama Subak Semagung. Untuk memperlancar saluran irigasi. Kemudian dianggarkan dari dana desa, dalam proses pengerjaan sudah dikaji oleh tim pengelola kegiatan (TPK) Desa Tusan. Memang sesuai hasil kajian konstruksi yang menempel pada bangunan sekolah itu sudah kuat. Apalagi saluran irigasi tersebut aliran airnya cukup kecil dan mengalir sewaktu-waktu.
Kata dia, supaya tidak mengurangi volume bangunannya, maka bangunan konstruksi digeser ke saluran irigasi di sebelahnya, tepat di depan SD 2 Tusan. “Kalau memang itu menjadi masukan, rencananya pada 2017 akan kita anggarkan,” katanya.
Diakui Tim Pengelola Kegiatan Desa tersebut belum memiliki tenaga ahli yang membidangi. Seperti halnya untuk mengkaji pembangunan irigasi ini, semestinya ada tenaga ahli yang benar-banar menguasai bidangnya. Kertayasa berharap pemerintah bisa menurunkan tenaga ahli sebagai pendamping di desa. “Sehingga dari proses perencanaan, hingga pembangunan bisa lebih maksimal,” katanya.
Dikonfirmasi terpisah, Kepala Dinas Pekerjaan Umum (PU) Klungkung I Gusti Ngurah Supartana, belum menerima informasi tersebut. Pihaknya mengaku akan segera mengecek. “Kita akan turun dulu ke lapangan, hasilnya nanti akan kita sampaikan,” katanya.
Dikonfirmasi terpisah Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Klungkung I Nyoman Mudarta, sekitar pukul 16.00 Wita, mengenai pembangunan saluran irigasi yang bersenderan pondasi gedung sekolah itu, handhonenya terhubung, namun tidak diangkat. *wa
Karena, konstruksi saluran irigasi pada sisi timur menggunakan pondasi gedung SDN 2 Tusan. Hal itu dikawatirkan warga karena akan bisa menggerus gadung sekolah. Informasi di lapangan, proyek pembangunan irigasi tersebut digarap 20 Agustus 2016 dengan dana desa Rp 27 juta. Dana itu belum termasuk ongkos tukang dan dikelola secara swadaya. Masalahnya, saat proses pembangunan konstruksi pembangunan irigasi tersebut, malah menggunakan pondasi senderan bangunan SDN 2 Tusan. “Saya sempat tanyakan kepada tukangnya, apakah lama-kelamaan tidak membuat gedung sekolah tergerus,” ujar Kepala SDN 2 Tusan, Sumarti, Senin (19/9). Namun, pihak tukang hanya melapisi dengan plestaran saja.
Dikonfirmasi terpisah, Plt Perbekel Desa Tusan Ngakan Made Kertasaya mengatakan, proyek tersebut merupakan usualan dari krama Subak Semagung. Untuk memperlancar saluran irigasi. Kemudian dianggarkan dari dana desa, dalam proses pengerjaan sudah dikaji oleh tim pengelola kegiatan (TPK) Desa Tusan. Memang sesuai hasil kajian konstruksi yang menempel pada bangunan sekolah itu sudah kuat. Apalagi saluran irigasi tersebut aliran airnya cukup kecil dan mengalir sewaktu-waktu.
Kata dia, supaya tidak mengurangi volume bangunannya, maka bangunan konstruksi digeser ke saluran irigasi di sebelahnya, tepat di depan SD 2 Tusan. “Kalau memang itu menjadi masukan, rencananya pada 2017 akan kita anggarkan,” katanya.
Diakui Tim Pengelola Kegiatan Desa tersebut belum memiliki tenaga ahli yang membidangi. Seperti halnya untuk mengkaji pembangunan irigasi ini, semestinya ada tenaga ahli yang benar-banar menguasai bidangnya. Kertayasa berharap pemerintah bisa menurunkan tenaga ahli sebagai pendamping di desa. “Sehingga dari proses perencanaan, hingga pembangunan bisa lebih maksimal,” katanya.
Dikonfirmasi terpisah, Kepala Dinas Pekerjaan Umum (PU) Klungkung I Gusti Ngurah Supartana, belum menerima informasi tersebut. Pihaknya mengaku akan segera mengecek. “Kita akan turun dulu ke lapangan, hasilnya nanti akan kita sampaikan,” katanya.
Dikonfirmasi terpisah Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Klungkung I Nyoman Mudarta, sekitar pukul 16.00 Wita, mengenai pembangunan saluran irigasi yang bersenderan pondasi gedung sekolah itu, handhonenya terhubung, namun tidak diangkat. *wa
Komentar