UMKM Antusias Sambut Era Baru
DENPASAR, NusaBali
Pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) mengapresiasi dan menyambut gembira keputusan Pemprov Bali menerapkan Tatanan Kehidupan Era Baru atau new normal yang akan dimulai Kamis (9/7) ini.
Dengan tatatan kehidupan baru, roda ekonomi khususnya UMKM bisa menggeliat kembali, meskipun tidak secara spontan.
“Kalau kami pelaku UMKM sangat mengapresiasi dan menyambut gembira keputusan pemerintah soal new normal ini,” ujar Ni Putu Sudi Adnyani, pelaku UMKM perak dari Desa Celuk, Sukawati Gianyar. Perajin yang disapa Ibu Bara ini menuturkan bagaimana kondisi UMKM yang terpuruk akibat pandemi Covid-19. “Itu bukan saja soal kita pribadi, juga menyangkut nasib karyawan yang kita ajak bekerja,” ucapnya.
Sudi Adnyani mengaku, dari beberapa kontak partner maupun rekan bisnis di luar daerah, mereka pun kata Sudi Adnyani berharap segera bisa ke Bali.
Sebagai pelaku UMKM, Sudi Adnyani mengaku sangat berharap pasar UMKM khususnya kerajinan perak bisa bergerak kembali dengan diterapkannya tatatan kehidupan era baru. Walau pun belum sampai 100 persen, namun paling tidak UMKM sudah bisa bergerak. Apalagi lanjutnya, UMKM perak seperti yang dilakoni Sudi Adnyani dominan pasarnya adalah pasar lokal atau domestik.
“Jadi kami sangat siap. Apalagi sudah berbulan-bulan secara tak langsung training SOP new normal. Kami siap menerapkannya,” kata Sudi Adnyani.
Sebelumnya hal senada disampaikan Jro Gede Suardika, seorang pemilik art shop souvenir anyaman di Jalan Bakung Sari, Kuta. .
Walau wisatawan tidak langsung berbondong-bondong ke Bali, namun normalisasi pariwisata lewat penerapan tatanan kehidupan baru
Memberi harapan kondisi pariwisata akan membaik. “Meskipun tidak serta merta,”ucap pria yang terpaksa pulang kampung ke Karangasem, karena art shop-nya tutup sejak empat bulan lalu.
Selama empat bulan di kampung, Suardika mengaku tidak punya kegiatan pasti. Sementara pemasukan tidak ada. Keadaan tersebut jelas memusingkan. Setelah tahu Pemprov akan memulai penerapan tatanan kehidupan era baru, Suardika pun mengaku gembira.Dia menyatakan akan segera membuka art shopnya kembali. “Mudah-mudahan semua berjalan lancar dan wisatawan ramai kembali,” ujarnya.
Sejak pandemi Covid-19, art shop Suardika tutup sama sekali.Tidak hanya itu, pesanan atau order ekspor juga tidak ada akibat pandemi Covid-19. Sebelum pandemi Covid-19 merebak penjualan baik eceran maupun ekspor produk kerajinan khususnya anyaman cukup ramai. Sebaliknya setelah pandemi Covid-19, semuanya macet. “Yang sempat order tak jadi melanjutkan,” ungkapnya. *k17
“Kalau kami pelaku UMKM sangat mengapresiasi dan menyambut gembira keputusan pemerintah soal new normal ini,” ujar Ni Putu Sudi Adnyani, pelaku UMKM perak dari Desa Celuk, Sukawati Gianyar. Perajin yang disapa Ibu Bara ini menuturkan bagaimana kondisi UMKM yang terpuruk akibat pandemi Covid-19. “Itu bukan saja soal kita pribadi, juga menyangkut nasib karyawan yang kita ajak bekerja,” ucapnya.
Sudi Adnyani mengaku, dari beberapa kontak partner maupun rekan bisnis di luar daerah, mereka pun kata Sudi Adnyani berharap segera bisa ke Bali.
Sebagai pelaku UMKM, Sudi Adnyani mengaku sangat berharap pasar UMKM khususnya kerajinan perak bisa bergerak kembali dengan diterapkannya tatatan kehidupan era baru. Walau pun belum sampai 100 persen, namun paling tidak UMKM sudah bisa bergerak. Apalagi lanjutnya, UMKM perak seperti yang dilakoni Sudi Adnyani dominan pasarnya adalah pasar lokal atau domestik.
“Jadi kami sangat siap. Apalagi sudah berbulan-bulan secara tak langsung training SOP new normal. Kami siap menerapkannya,” kata Sudi Adnyani.
Sebelumnya hal senada disampaikan Jro Gede Suardika, seorang pemilik art shop souvenir anyaman di Jalan Bakung Sari, Kuta. .
Walau wisatawan tidak langsung berbondong-bondong ke Bali, namun normalisasi pariwisata lewat penerapan tatanan kehidupan baru
Memberi harapan kondisi pariwisata akan membaik. “Meskipun tidak serta merta,”ucap pria yang terpaksa pulang kampung ke Karangasem, karena art shop-nya tutup sejak empat bulan lalu.
Selama empat bulan di kampung, Suardika mengaku tidak punya kegiatan pasti. Sementara pemasukan tidak ada. Keadaan tersebut jelas memusingkan. Setelah tahu Pemprov akan memulai penerapan tatanan kehidupan era baru, Suardika pun mengaku gembira.Dia menyatakan akan segera membuka art shopnya kembali. “Mudah-mudahan semua berjalan lancar dan wisatawan ramai kembali,” ujarnya.
Sejak pandemi Covid-19, art shop Suardika tutup sama sekali.Tidak hanya itu, pesanan atau order ekspor juga tidak ada akibat pandemi Covid-19. Sebelum pandemi Covid-19 merebak penjualan baik eceran maupun ekspor produk kerajinan khususnya anyaman cukup ramai. Sebaliknya setelah pandemi Covid-19, semuanya macet. “Yang sempat order tak jadi melanjutkan,” ungkapnya. *k17
Komentar