Dua Ekor Bangkai Penyu Lekang Terdampar di Pantai Perancak
NEGARA, NusaBali
Dua ekor bangkai penyu ditemukan terdampar di Pantai Perancak, Desa Perancak, Kecamatan/Kabupaten Jembrana, dalam waktu dua hari, Minggu (12/7) dan Senin (13/7).
Tidak diketahui penyebab kematian satwa yang dilindungi itu. Kedua ekor bangkai penyu usia dewasa itu, ditemukan sudah dalam kondisi membusuk.
Koordinator Kelompok Pelestari Penyu (KPP) Kurma Asih di Desa Perancak I Wayan Anom Astika Jaya, mengatakan kedua ekor bangkai penyu itu sama-sama jenis penyu lekang (lepidochelys olivacea). Bangkai penyu lekang yang pertama ditemukan pada Minggu (12/7) lalu, memiliki ukuran karapas sepanjang 67 centimeter (cm) dan lebar 65 cm. Sedangkan bangkai penyu lekang yang kedua ditemukan pada Senin (13/7), memiliki ukuran karapas sepanjang 68 cm dan lebar 65 cm. “Keduanya sudah dewasa, dan sama-sama betina,” ujar Anom, Rabu (15/7).
Secara fisik, Anom mengatakan, saat ditemukan kedua ekor penyu itu sudah membusuk. Dagingnya sudah hancur, dan hanya tersisa bagian karapas. Setelah berkoordinasi dengan pihak Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA), pihaknya diminta membantu menguburkan kedua ekor bangkai penyu tersebut. “Kondisinya sudah hancur, dan sulit diidentifikasi. Bahkan, kerapasnya juga sudah keropos. Kemungkinan, bangkainya sempat lama terombang-ambing di laut,” ucap Anom, aktivis pelestari penyu yang sempat menyabet penghargaan Kalpataru tahun 2017 lalu.
Menurut Anom, jenis penyu lekang belakangan semakin banyak ditemukan di sekitar perairan selatan wilayah Jembrana. Khususnya di seputaran Pantai Yeh Kuning dan Perancak, seiring dengan upaya pelestarian penyu yang dilaksanakan KPP Kurma Asih sejak 1997 lalu. Pada Rabu sore kemarin, pihak KPP Kurmas Asih juga kembali melepasliarkan sebanyak 500 ekor tukik (anak penyu). Ratusan ekor tukik itu hasil penetasan di penangkaran KPP Kurma Asih yang aktif menyelamatkan telur penyu di sepanjang pantai se-Kabupaten Jembrana. *ode
Koordinator Kelompok Pelestari Penyu (KPP) Kurma Asih di Desa Perancak I Wayan Anom Astika Jaya, mengatakan kedua ekor bangkai penyu itu sama-sama jenis penyu lekang (lepidochelys olivacea). Bangkai penyu lekang yang pertama ditemukan pada Minggu (12/7) lalu, memiliki ukuran karapas sepanjang 67 centimeter (cm) dan lebar 65 cm. Sedangkan bangkai penyu lekang yang kedua ditemukan pada Senin (13/7), memiliki ukuran karapas sepanjang 68 cm dan lebar 65 cm. “Keduanya sudah dewasa, dan sama-sama betina,” ujar Anom, Rabu (15/7).
Secara fisik, Anom mengatakan, saat ditemukan kedua ekor penyu itu sudah membusuk. Dagingnya sudah hancur, dan hanya tersisa bagian karapas. Setelah berkoordinasi dengan pihak Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA), pihaknya diminta membantu menguburkan kedua ekor bangkai penyu tersebut. “Kondisinya sudah hancur, dan sulit diidentifikasi. Bahkan, kerapasnya juga sudah keropos. Kemungkinan, bangkainya sempat lama terombang-ambing di laut,” ucap Anom, aktivis pelestari penyu yang sempat menyabet penghargaan Kalpataru tahun 2017 lalu.
Menurut Anom, jenis penyu lekang belakangan semakin banyak ditemukan di sekitar perairan selatan wilayah Jembrana. Khususnya di seputaran Pantai Yeh Kuning dan Perancak, seiring dengan upaya pelestarian penyu yang dilaksanakan KPP Kurma Asih sejak 1997 lalu. Pada Rabu sore kemarin, pihak KPP Kurmas Asih juga kembali melepasliarkan sebanyak 500 ekor tukik (anak penyu). Ratusan ekor tukik itu hasil penetasan di penangkaran KPP Kurma Asih yang aktif menyelamatkan telur penyu di sepanjang pantai se-Kabupaten Jembrana. *ode
Komentar