Asita Bali Lakukan Kordinasi Mitra Bisnis
Soal Protokol Pariwisata di Masa Pandemi
DENPASAR, NusaBali
Seluruh travel agent yang bernaung di DPD Asita Bali menyatakan siap dengan Tatatan Kehidupan Era Baru dengan SOP kesehatan pencegahan penularan Covid-19.
Bukan hanya di internal, Asita memastikan juga berkoordinasi dan konfirmasi kepada mitra bisnis, baik di dalam maupun luar negeri tentang penerapan SOP Tatanan Kehidupan Era Baru tersebut.
Bagi Asita, penerapan SOP Kesehatan Tatanan Kehidupan Era Baru sejalan dengan apa yang sudah dilakoni Asita dan anggotanya selama ini. “Kami di Asita sudah biasa memberikan pelayanan wisatawan secara profesional,” tegas Ketua DPD Asita Bali I Ketut Ardana, Kamis (16/7).
Karena itulah, Ardana memastikan 404 anggota Asita Bali sudah sangat siap menerapkan Tatanan Kehidupan Era Baru atau new normal berdasarkan SOP atau protokol kesehatan yang mengacu pada cleanliness, healthy dan safety (CHS). Kesiapan tersebut baik di kantor atau sekretariat anggota maupun di lapangan.
Di kantor atau di sekretariat, diakui memang kecil kemungkinan ada tamu atau wisatawan yang berhubungan langsung. Namun travel agent punya mitra bisnis, ada vendor-vendor, demikian juga dengan pihak luar. “Kan bisa saja ada pihak partner yang datang,” ungkapnya.
Makanya SOP-nya diterapkan. Mulai dari pemeriksaan pemakaian masker, cuci tangan, pemeriksaan suhu tubuh dan jaga jarak atau social distancing.
Demikian juga di lapangan saat menghandel wisatawan SOP sudah pasti juga dilakukan saat menghandle wisatawan di lapangan. Bagaimana menangani wisatawan sesuai CHS.
Asita, kata Ardana, sudah memberi konfirmasi hal tersebut kepada mitra mereka, baik di dalam negeri dan dalam negeri tentang prosedur penanganan wisatawan atau klien pada tatatan kehidupan era baru. “Mereka sudah tahu dan paham itu,” jelasnya.
Namun demikian, Ardana menyatakan akan ada semacam fleksibilitas. Contohnya dalam menghandle wisatawan yang merupakan wisatawan family atau wisatawan keluarga. “Karena wisatawan family tak mungkin dipisah mereka,” ujarnya. Karena itu solusinya adalah penggunaan moda transportasi model kendaraan keluarga. Bukan bus atau kendaraan lain dengan kapasitas puluhan seat. “Ini juga sudah dipikirkan,” kata praktisi pariwisata asal Desa/Kecamatan Manggis, Karangasem.
Ardana optimis seluruh anggota Asita Bali lulus mengantongi sertifikat setelah verifikasi. “Yang terpenting adalah pariwisata Bali buka dulu,” tandas Ardana.
Untuk kepentingan verifikasi tersebut seluruh anggota Asita wajib mengisi formulir tentang SOP yang telah disiapkan secara online. Kemudian diunduh ke Asita untuk verifikasi secara internal, yang dilakukan verifikator Asita yang telah ditunjuk. “Ini assessment mandiri. Jika semua sudah siap, disampaikan kepada Tim Verifikasi Provinsi (Diparda Bali) untuk turun melakukan pengecekan,” tambah Sekretaris DPD Asita Bali Putu Winastra. *k17
Bagi Asita, penerapan SOP Kesehatan Tatanan Kehidupan Era Baru sejalan dengan apa yang sudah dilakoni Asita dan anggotanya selama ini. “Kami di Asita sudah biasa memberikan pelayanan wisatawan secara profesional,” tegas Ketua DPD Asita Bali I Ketut Ardana, Kamis (16/7).
Karena itulah, Ardana memastikan 404 anggota Asita Bali sudah sangat siap menerapkan Tatanan Kehidupan Era Baru atau new normal berdasarkan SOP atau protokol kesehatan yang mengacu pada cleanliness, healthy dan safety (CHS). Kesiapan tersebut baik di kantor atau sekretariat anggota maupun di lapangan.
Di kantor atau di sekretariat, diakui memang kecil kemungkinan ada tamu atau wisatawan yang berhubungan langsung. Namun travel agent punya mitra bisnis, ada vendor-vendor, demikian juga dengan pihak luar. “Kan bisa saja ada pihak partner yang datang,” ungkapnya.
Makanya SOP-nya diterapkan. Mulai dari pemeriksaan pemakaian masker, cuci tangan, pemeriksaan suhu tubuh dan jaga jarak atau social distancing.
Demikian juga di lapangan saat menghandel wisatawan SOP sudah pasti juga dilakukan saat menghandle wisatawan di lapangan. Bagaimana menangani wisatawan sesuai CHS.
Asita, kata Ardana, sudah memberi konfirmasi hal tersebut kepada mitra mereka, baik di dalam negeri dan dalam negeri tentang prosedur penanganan wisatawan atau klien pada tatatan kehidupan era baru. “Mereka sudah tahu dan paham itu,” jelasnya.
Namun demikian, Ardana menyatakan akan ada semacam fleksibilitas. Contohnya dalam menghandle wisatawan yang merupakan wisatawan family atau wisatawan keluarga. “Karena wisatawan family tak mungkin dipisah mereka,” ujarnya. Karena itu solusinya adalah penggunaan moda transportasi model kendaraan keluarga. Bukan bus atau kendaraan lain dengan kapasitas puluhan seat. “Ini juga sudah dipikirkan,” kata praktisi pariwisata asal Desa/Kecamatan Manggis, Karangasem.
Ardana optimis seluruh anggota Asita Bali lulus mengantongi sertifikat setelah verifikasi. “Yang terpenting adalah pariwisata Bali buka dulu,” tandas Ardana.
Untuk kepentingan verifikasi tersebut seluruh anggota Asita wajib mengisi formulir tentang SOP yang telah disiapkan secara online. Kemudian diunduh ke Asita untuk verifikasi secara internal, yang dilakukan verifikator Asita yang telah ditunjuk. “Ini assessment mandiri. Jika semua sudah siap, disampaikan kepada Tim Verifikasi Provinsi (Diparda Bali) untuk turun melakukan pengecekan,” tambah Sekretaris DPD Asita Bali Putu Winastra. *k17
Komentar