Genjot Kakao Bali
Biji kakao merupakan bahan utama industri olahan atau produk coklat. Bali memiliki potensi cukup besar dalam produk itu. Salah satunya di kawasan Melaya, Kabupaten Jembrana.
Luas lahan sekitar 500 hektar dari 38 abian. Namun produksinya baru 57 ton sekali musim panen. “Produksi masih kurang, masih sangat mungkin digenjot,” ujar I Ketut Wiadnyana, Ketua Koperasi Kerta Semaya Samaniya, di Desa Nusa Sari, Malaya, Jembrana. Produksi kakao itu untuk memasok industri coklat di Bali dab juga ekspor. Data dari Dinas Perdagangan dan Perindustrian Provinsi Bali, kakao merupakan salah satu dari tiga komoditas ekspor Bali, selain kopi dan vanili. Per Januari-Februari 2020, nilai ekspor ketiga komoditas perkebunan itu mencapai 42.699,68 dollar atau hanya 0,08 persen dari total nilai ekspor Bali 51.032.750,46 dollar AS. *K17
Komentar