Dirut RSUD Sanjiwani Positif Covid-19
Jembrana Diterjang 6 Kasus Baru
dr Ida Komang Upeksa sempat sehari karantina mandiri di rumah atas permintaannya, sebelum kemudian bersedia diisolasi di RS Bali Mandara
GIANYAR, NusaBali
Direktur Utama RSUD Sanjiwani Gianyar, dr Ida Komang Upeksa, terkonfirmasi positif Covid-19. Saat ini, yang bersangkutan dirawat di RS Bali Mandara, Jalan Bypass Ngurah Rai Sanur, Denpasar Selatan, setelah sempat karantina mandiri di rumahnya.
Ketua Harian Gugus Tugas Percepatan Penanganan (GTPP) Covid-19 Kabupaten Gianyar, Made Gede Wisnu Wijaya, menyatakan hasil swab dr Ida Komang Upeksa positif terpapar Corona sudah diterimanya, Senin (2/8) sore. Hanya saja, karena berstatus Orang Tanpa Gejala (OTG), saat itu dr Upeksa tidak langsung diisolasi di rumah sakit. "Lagipula, dr Ida Komang Upeksa sendiri meminta dikarantina secara mandiri di rumahnya," jelas Wisnu Wijaya yang juga Sekda Kabupaten Gianyar, Rabu (5/8).
Namun, dengan mempertimbangkan beberapa hal terkait pelayanan isolasi di rumah, akhirnya dr Upeksa bersedia menjalani isolasi di RS Bali Mandara, sejak Selasa (4/8). Jadi, dr Upeksa hanya sehari semalam karantina mandiri di rumahnya kawasan Kota Denpasar. "Awalnya memang kita sempat karantina mandiri di rumahnya. Tapi, karena merasa memang perlu diisolasi, mengingat di rumahnya kesulitan melayani kebutuhannya, maka sejak kemarin (Selasa) dr Upeksa sudah dirujuk ke RS Bali Mandara,” ungkap Wisnu Wijaya.
Wisnu Wijaya mengaku belum bisa memastikan, di mana dan bagaimana Dirut RSUD Sanjiwani ini sampai tertular Covid-19. Yang jelas, birokrat asal Desa/Kecamatan Banjar, Buleleng tersebut kesehariannya dalam kondisi sehat. “Kita tidak tahu beliau kenanya di mana?” terang Wisnu Wijaya.
Dengan tertularnya dr Upeksa, maka semakin panjang daftar tenaga kesehatan di RSUD Sanjiwani yang terpapar Covid-19. Sebelumnya, ada 8 tenaga kesehatan di RSUD Sanjiwani yang terkonfirmasi positif Covid-19, sepekan lalu. Imbasnya, pelayanan di Poli Rawat Jalan RSUD Sanjiwani sempat ditutup selama 3 hari.
Wisnu Wijaya menyebutkan, meski dr Upeksa dinyatakan terpapar Covid-19, namun operasional RSUD Sanjiwani saat tidak terpengaruh. Operasional RSUD Sanjiwani tetap berjalan seperti biasa. Hanya saja, sejumlah staf yang sempat kontak erat dengan Dirut RSUD Sanjiwani ini akan diuji swab. "Sejauh ini tidak ada penutupan ruangan di RSUD Sanjiwani. Tapi, segera akan dilakukan uji swab terhadap staf yang kontak erat, terutama di kawasan Ruang Direktur RSUD Sanjiwani," katanya.
Pemkab Gianyar juga tidak merasa perlu menunjuk Pelaksana Tugas (Plt) Dirut RSUD Sanjiwani. "Untuk tugas sementara di rumah sakit, saya kira kan ada Wadir RSUD Sanjiwani. Jadi, tidak perlu kita limpahkan (tugasnya). Selain itu, dr Upeksa kan dalam status OTG. Saya optimistis beliau akan secepatnya sembuh,” tegas Wisnu Wijaya.
Dikonfirmasi NusaBali secara terpisah per telepon, Rabu kemarin, dr I Komang Upeksa mengaku dalam kondisi baik. Dirut RSUD Gianyar ini pun meminta agar kondisinya yang dirawat di rumah sakit tidak diberitakan. "Tiyang sehat-sehat dan baik. Ampura, yen dados ampunang (Maaf, kalau bisa jangan diberitakan, Red). Mangda ten (Supaya tidak) tambah resah masyarakat kita sedang menuju new normal," pinta dr Upeksa.
Selama ini, dr Upeksa dikenal sebagai pejabat yang disiplin dalam tugas. Dia selalu berada di kator lebih awal dari pegawai umumnya. “Biasanya, jam tujuh pagi (pukul 07.00 Wita) beliau sudah sembahyang di Padmasana RSUD Sanjiiwani. Beliau juga hampir setiap hari keliling rumah sakit untuk memastikan pelayanan berjalan baik,” ujar sumber NusaBali di lingkungan RSUD Sanjiwani.
Ketua Harian Gugus Tugas Percepatan Penanganan (GTPP) Covid-19 Kabupaten Gianyar, Made Gede Wisnu Wijaya, menyatakan hasil swab dr Ida Komang Upeksa positif terpapar Corona sudah diterimanya, Senin (2/8) sore. Hanya saja, karena berstatus Orang Tanpa Gejala (OTG), saat itu dr Upeksa tidak langsung diisolasi di rumah sakit. "Lagipula, dr Ida Komang Upeksa sendiri meminta dikarantina secara mandiri di rumahnya," jelas Wisnu Wijaya yang juga Sekda Kabupaten Gianyar, Rabu (5/8).
Namun, dengan mempertimbangkan beberapa hal terkait pelayanan isolasi di rumah, akhirnya dr Upeksa bersedia menjalani isolasi di RS Bali Mandara, sejak Selasa (4/8). Jadi, dr Upeksa hanya sehari semalam karantina mandiri di rumahnya kawasan Kota Denpasar. "Awalnya memang kita sempat karantina mandiri di rumahnya. Tapi, karena merasa memang perlu diisolasi, mengingat di rumahnya kesulitan melayani kebutuhannya, maka sejak kemarin (Selasa) dr Upeksa sudah dirujuk ke RS Bali Mandara,” ungkap Wisnu Wijaya.
Wisnu Wijaya mengaku belum bisa memastikan, di mana dan bagaimana Dirut RSUD Sanjiwani ini sampai tertular Covid-19. Yang jelas, birokrat asal Desa/Kecamatan Banjar, Buleleng tersebut kesehariannya dalam kondisi sehat. “Kita tidak tahu beliau kenanya di mana?” terang Wisnu Wijaya.
Dengan tertularnya dr Upeksa, maka semakin panjang daftar tenaga kesehatan di RSUD Sanjiwani yang terpapar Covid-19. Sebelumnya, ada 8 tenaga kesehatan di RSUD Sanjiwani yang terkonfirmasi positif Covid-19, sepekan lalu. Imbasnya, pelayanan di Poli Rawat Jalan RSUD Sanjiwani sempat ditutup selama 3 hari.
Wisnu Wijaya menyebutkan, meski dr Upeksa dinyatakan terpapar Covid-19, namun operasional RSUD Sanjiwani saat tidak terpengaruh. Operasional RSUD Sanjiwani tetap berjalan seperti biasa. Hanya saja, sejumlah staf yang sempat kontak erat dengan Dirut RSUD Sanjiwani ini akan diuji swab. "Sejauh ini tidak ada penutupan ruangan di RSUD Sanjiwani. Tapi, segera akan dilakukan uji swab terhadap staf yang kontak erat, terutama di kawasan Ruang Direktur RSUD Sanjiwani," katanya.
Pemkab Gianyar juga tidak merasa perlu menunjuk Pelaksana Tugas (Plt) Dirut RSUD Sanjiwani. "Untuk tugas sementara di rumah sakit, saya kira kan ada Wadir RSUD Sanjiwani. Jadi, tidak perlu kita limpahkan (tugasnya). Selain itu, dr Upeksa kan dalam status OTG. Saya optimistis beliau akan secepatnya sembuh,” tegas Wisnu Wijaya.
Dikonfirmasi NusaBali secara terpisah per telepon, Rabu kemarin, dr I Komang Upeksa mengaku dalam kondisi baik. Dirut RSUD Gianyar ini pun meminta agar kondisinya yang dirawat di rumah sakit tidak diberitakan. "Tiyang sehat-sehat dan baik. Ampura, yen dados ampunang (Maaf, kalau bisa jangan diberitakan, Red). Mangda ten (Supaya tidak) tambah resah masyarakat kita sedang menuju new normal," pinta dr Upeksa.
Selama ini, dr Upeksa dikenal sebagai pejabat yang disiplin dalam tugas. Dia selalu berada di kator lebih awal dari pegawai umumnya. “Biasanya, jam tujuh pagi (pukul 07.00 Wita) beliau sudah sembahyang di Padmasana RSUD Sanjiiwani. Beliau juga hampir setiap hari keliling rumah sakit untuk memastikan pelayanan berjalan baik,” ujar sumber NusaBali di lingkungan RSUD Sanjiwani.
Sementara itu, perkembangan pandemi Covid-19 di Bali per Rabu kemarin ditandai munculnya 39 kasus baru dan tambahan 45 pasien sembuh. Berdasarkan data terbaru yang dirilis GTPP Covid-19 Provinsi Bali, 39 kasus baru ini semuanya merupakan transmisi lokal (penularan di daerah).
Tambahan kasus terbanyak kemarin terjadi di Kota Denpasar, yakni 9 pasien Corona. Terbanyak berikutnya berada di Badung dengan 6 kasus baru, Jembrana (6 kasus baru), Gianyar (4 kasus baru), Karangasem (4 kasus baru), Buleleng (4 kasus baru), Klungkung (3 kasus baru), dan Tabanan (3 kasus ba-ru). Satu-satunya daerah di Bali yang nihil kasus baru adalah Bangli.
Dengan tambahan 39 pasien baru kemarin, maka jumlah kumulatif positif Covid-19 di Bali saat ini tembus 3.617 kasus. Berdasarkan klasifikasi penyebarannya, terbanyak merupakan kasus transmisi lokal yakni 3.226 orang atau 89,07 persen dari total 3.617 kasus positif. Sisanya, 298 orang imported case dari PMI yang punya riwayat perjalanan ke luar negeri (8,24 persen), 85 orang imported case dari riwayat perjalanan ke luar daerah Bali (2,35 persen), dan 8 orang WNA (0,22 persen).
Daerah di Bali yang paling parah terpapar Covid-19 masih tetap Denpasar, yakni mencapai 1.375 kasus, yang mana 1.310 orang di antaranya merupakan transmisi lokal. Disusul kemudian Badung dengan 515 kasus positif Corona, Bangli (367 kasus), Klungkung (324 kasus), Gianyar (320 kasus), Karangasem (268 kasus), Buleleng (196 kasus), Tabanan (132 kasus), dan Jembrana paling ‘steril’ (dengan 66 kasus).
Yang menggemburakan, per Rabu kemarin kembali terdapat tambahan 45 pasien sembuh di Bali. Jumlah tambahan pasien sembuh paling banyak berada di Denpasar yakni 20 orang. Sedangkan tambahan pasien sembuh terbanyak kedua terjadi di Klungkung sebanyak 7 orang, disusul Gianyar (5 pasien sem-buh), Karangasem (4 pasien sembuh), Badung (3 pasien sembuh), Buleleng (3 pasisen sembuh), Tabanan (2 pasien sembuh), dan Jembrana (1 pasien sembuh).
Dengan tambahan 45 pasien sembuh kemarin, maka jumlah kumulatif positif Covid-19 di Bali yang sudah berhasil sembuh kini mencapai 3.130 orang. Artinya, angka kesembuhan di Bali kini berhasil tembus 86,54 persen dari total 3.617 kasus positif. Inilah rekor kesembuhan tertinggi di Bali sejak pandemi Covid-19 yang sudah berkecamuk 4 bulan lebih. Satu catatan lagi, trend pasien sembuh jauh melampaui kasus baru Covid-19 terus berlanjut hingga 14 hari secara berturut-turut, sejak 23 Juli 2020.
Hingga saat ini, jumlah pasien Covid-19 di Bali yang masih dalam perawatan tinggal 439 orang atau hanya 12,14 persen dari total 3.617 kasus positif. Sedangkan jumlah kumulatif pasien di Bali yang meninggal dunia tetap 48 orang atau 1,32 persen dari total 3.617 kasus positif. Mereka yang meninggal terdiri dari 46 orang WNI dan 2 orang WNA.
Berita mengejutkan muncul dari Kabupaten Jembrana, di mana untuk kali pertama terjadi ledakan 6 kasus baru Corona dalam sehari. Menurut Juru Bicara GTPP Covid-19 Jembrana, dr I Gusti Agung Putu Arisantha, 6 kasus baru ini semuanya merupakan hasil contact tracing kasus pasien terkonfirmasi ke-60, yakni seorang perempuan usia 58 tahun asal Kelurahan Baler Bale Agung, Kecamatan Negara, yang kini dirawat di RSUP Sanglah, Denpasar.
Dari 6 pasien baru tersebut, 2 orang merupakan anggota keluarga pasien terkonfirmasi ke-60, yakni sang suami anak lelaki-lakinya yang berprofesi sebagai dokter di RSUD Negara. Sedangkan 4 pasien lainnya, adalah para rekan bisnis pasien positif ke-60 yang berprofesi sebagai tukang jahit sekaligus pengusaha tenun.
“Pasien ibu yang sekarang dirawat di RSUP Sanglah itu pekerjaannya tukang jahit dan pengusaha tenun. Yang 4 orang di luar keluarganya itu, tukang tenun yang biasa dipanggil menenun di rumahnya. Keempat rekan bisnisnya itu perempuan semua, 2 orang dari Desa Berangbang dan 2 lagi dari Kelurahan Baler Bale Agung,” ujar dr Arisantha yang juga Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit pada Dinas Kesehatan Jembrana, di Negara, Rabu kemarin.
Dengan tambahan 6 pasien baru per Rabu kemarin, maka jumlah kumulatif positif Covid-19 di Jembrana kini mencapai 66 kasus. Dari jumlah itu, 56 orang sudah berhasil sembuh, sementara 10 pasien lagi masih dalam perawatan---9 orang di antaranya dirawat di RSUD Negara.
Berdasarkan sebarannya, kasus terbanyak terjadi di wilayah Kecamatan Negara yakni 25 kasus. Sedangkan terbanyak kedua di Kecamatan Melaya dengan 14 kasus Corona, disusul Kecamatan Mendoyo (13 kasus), Kecamatan Jembrana (9 kasus), dan Kecamatan Pekutatan (5 kasus).
Ledakan 6 kasus baru di Jembrana ini terbilang mengejutkan. Sebab, pandemi Covid-19 di Jembrana sempat lama reda. Jembrana cukup lama bertahan dengan 60 kasus Corona, sejak 2 Agustus 2020. Sebelumnya, Jembran juga sempat lama bertahan dengan total 59 kasus Corona, sejak 26 Juli hingga 1 Agustus 2020. Berdasarkan catatan NusaBali, Jembrana terakhir kali diwarnai ledakan 4 kasus baru tanggal 26 Juli 2020, dari semula 55 kasus. *nvi,ind,ode
Komentar