'Taman Jepun Dunia' Ketinggalan Zaman
Taman Jepun Dunia yang dibangga-banggakan sebagai salah satu ikon di Pusat Pemerintahan (Puspem) Badung kondisinya memprihatinkan.
MANGUPURA, NusaBali
Sejak diperkenalkan pertamakali tahun 2012, sampai sekarang belum tersentuh peremajaan. Kompleks Taman Jepun Dunia itu pun terkesan ketinggalan zaman alias kuno.
Papan nama yang roboh termakan usia hingga kini belum juga diganti. Alhasil Taman Jepun Dunia, bantuan Kementerian Pekerjaan Umum (PU) tersebut seperti kehilangan identitas. Padahal puluhan jenis jepun dari luar dan dalam negeri masih tegak berdiri.
“Memang belum ada peremajaan (Taman Jepun Dunia). Tapi kami sudah siapkan program penataan agar terlihat lebih modern, kalau sekarang kami akui kesannya kuno,” kata Kepala Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP) Badung I Putu Eka Merthawan, Senin (3/10).
Pejabat asal Sempidi, Mengwi, itu menjelaskan sejak proyek dibangun tahun 2012 sama sekali belum ada penataan lanjutan. Paling petugas kebersihan hanya melakukan pembersihan rutin agar bersih dari rumput-rumput liar.
“Dulu kami hanya terima beres dari Kementerian PU. Pohon jepunnya semua pemerintah pusat yang kasih, begitu juga dengan toilet di sana. Kalau tidak salah dulu anggarannya Rp 800 juta,” tutur Merthawan.
Lalu ke mana papan namanya sekarang? “Oooo, itu karena ulung (roboh). Kemungkinan dimakan rayap,” ucapnya. Dia menyatakan akan mengganti papan dengan yang baru tahun 2017 mendatang.
Menurutnya, tahun depan dirancang sekaligus penataan menyeluruh agar Taman Jepun Dunia tampak lebih modern. “Papan namanya juga akan kami pasang baru mirip papan nama di Taman Rama Shinta di Mengwitani. Konsepnya sudah ada, mudah-mudahan tahun depan dapat terealisasi,” tandasnya.
Taman Jepun Dunia memiliki 30 koleksi. Sebanyak 26 jenis berasal dari luar negeri, dan empat lainnya jenis jepun lokal. Pihaknya berjanji ke depannya akan menambah jenis jepun yang lain untuk melengkapi koleksi yang ada sekarang. * asa
Papan nama yang roboh termakan usia hingga kini belum juga diganti. Alhasil Taman Jepun Dunia, bantuan Kementerian Pekerjaan Umum (PU) tersebut seperti kehilangan identitas. Padahal puluhan jenis jepun dari luar dan dalam negeri masih tegak berdiri.
“Memang belum ada peremajaan (Taman Jepun Dunia). Tapi kami sudah siapkan program penataan agar terlihat lebih modern, kalau sekarang kami akui kesannya kuno,” kata Kepala Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP) Badung I Putu Eka Merthawan, Senin (3/10).
Pejabat asal Sempidi, Mengwi, itu menjelaskan sejak proyek dibangun tahun 2012 sama sekali belum ada penataan lanjutan. Paling petugas kebersihan hanya melakukan pembersihan rutin agar bersih dari rumput-rumput liar.
“Dulu kami hanya terima beres dari Kementerian PU. Pohon jepunnya semua pemerintah pusat yang kasih, begitu juga dengan toilet di sana. Kalau tidak salah dulu anggarannya Rp 800 juta,” tutur Merthawan.
Lalu ke mana papan namanya sekarang? “Oooo, itu karena ulung (roboh). Kemungkinan dimakan rayap,” ucapnya. Dia menyatakan akan mengganti papan dengan yang baru tahun 2017 mendatang.
Menurutnya, tahun depan dirancang sekaligus penataan menyeluruh agar Taman Jepun Dunia tampak lebih modern. “Papan namanya juga akan kami pasang baru mirip papan nama di Taman Rama Shinta di Mengwitani. Konsepnya sudah ada, mudah-mudahan tahun depan dapat terealisasi,” tandasnya.
Taman Jepun Dunia memiliki 30 koleksi. Sebanyak 26 jenis berasal dari luar negeri, dan empat lainnya jenis jepun lokal. Pihaknya berjanji ke depannya akan menambah jenis jepun yang lain untuk melengkapi koleksi yang ada sekarang. * asa
Komentar