Jero Mangku Dalang Lumut Batu Adakan Kelas Wayang, Diikuti Enam WNA
Pedalangan, dikenal sebagai suatu seni yang bersinergi dengan ritus keagamaan, utamanya di Bali
DENPASAR, NusaBali
Enam orang warga negara asing tampak antusias mempelajari seni pewayangan dari Jero Mangku Dalang Lumut Batu. Pemandangan ini terlihat di sebuah rumah yang berlokasi di Jalan Sulatri, Kesiman, Denpasar. Rumah ini merupakan milik Jero Mangku Dalang Lumut Batu, yang memang pada Rabu (5/8) mengadakan kelas seni pewayangan dengan jumlah peserta yang terbatas, yakni sejumlah 6 orang.
Materi kelas ini sendiri berpusat pada seni wayang dan pedalangan. Pedalangan, dikenal sebagai suatu seni yang bersinergi dengan ritus keagamaan. Maka dari itu, Mangku Dalang dalam kelas ini menjelaskan mengenai hubungan antara dalang itu sendiri, wayang, dan ritual agama Hindu dalam konteks tradisi di Bali.
Dalam kelas ini, turut diperlihatkan pula beragam wayang. Seluruh wayang yang diperlihatkan ini merupakan wayang-wayang yang bersifat sakral, yang sering digunakan oleh Mangku Dalang dalam upacara keagamaan, seperti dalam upacara peruwatan.
Enam orang peserta kelas wayang yang merupakan warga negara asing ini, merupakan mahasiswa asing yang kini tengah mengikuti program pertukaran pelajar di Institu Seni Indonesia (ISI) Denpasar. “Jadi mereka semua datang dari segala penjuru dunia, datang bersekolah di ISI untuk mempelajari kebudayaan kita. Ada teman-teman kami datang dari Jerman, dari Argentina, dari Meksiko, dan satu lagi dari Rusia,” ujar Devi, murid Jero Mangku Dalang yang membantu dalam kelas ini.
Diharapkan, melalui event ini, para peserta yang berasal dari berbagai negara ini bisa mengenal lebih baik tradisi-tradisi Bali dengan korelasinya pada ritual keagamaan di Bali, dan juga kelas ini diharapkan menjadi suatu wadah agar tradisi tetap terjaga. “Kita tahu, di dunia yang serba modern sekarang, kadang hal-hal yang sifatnya klasik spiritual ini hampir terabaikan. Sehingga kalau kita bandingkan berapa orang yang mengambil jurusan pedalangan? Mungkin perbandingannya teramat sangat jauh,” ungkap sang Mangku Dalang.
“Harapan yang ingin kita capai dari eksisnya seorang dalang, eksisnya pemahaman akan dalang, yakni untuk mempertahankan: satu, bagaimana yang disebut dengan budaya dan kebudayaan, yang kedua, bagaimana warisan tradisi leluhur kita tetap eksis. Karena di wayang itu sesungguhnya sarat dengan filosofi-filosofi kehidupan,” lanjutnya.*cr74
Komentar