Pelaku Diduga Sopir Antar Jemput Anak Sekolah
Ketua Komisi Nasional Perlindungan Anak (Komnas PA), Arist Merdeka Sirait, datangi Polrsta Denpasar, Senin (10/10) siang, terkait kasus penculikan disertai pemerkosaan terhadap Ni Luh ACP, 10.
Komnas PA Datangi Polresta Denpasar Terkait Penculikan Bocah SD
DENPASAR, NusaBali
Berdasarkan investigasi Komnas PA, pelaku penculikan bocah perempuan yang diculik di kawasan Sesetan (Denpasar Selatan) dan ditemukan terbuang di Gianyar, Selasa (4/10) malam, diduga kuat sopir antar jemput siswa sekolah.
Arist Merdeka Sirait mendatangi Polresta Denpasar, Senin siang sekitar pukul 12.00 Wita. Dia diterima di Unit Perempuan dan Anak (PPA) Polresta Denpasar. Arist Merdeka mengakui kedatangannya ke Polresta Denpasar sebagai bentuk koordinasi dalam mengungkap pelaku penculikan bocah Ni Luh ACP dan sekaligus membawa bukti investigasi. Pasalnya, hampir sepekan pasca penculikan, aparat kepolisian belum mampu menangkap pelakunya.
“Polisi bisa menerbitkan skesta wajah pelaku, itu sudah luar biasa penanganannya. Tapi, perlu diingat, harus ada tindaklanjut atau pengembangan terkait skesta wajah pelaku tersebut. Nah, tujuan kita datang ke adalah untuk berkoordinasi juga terkait temuan kami di lapangan,” jelas Arist di Mapolresta Denpasar, Senin siang.
Menurut Arist, pihaknya sudah melakukan investigasi terkait kasus penculikan korban Luh ACP, bocah Kelas V SD yang diculik pelaku di depan gang rumahnya di Jalan Buaji Sesetan, Denpasar Selatan, 4 Oktober 2016 sore pukul 16.00 Wita. Berdasarkan hasil investigasi dan disesuaikan dengan sketsa wajah yang dikeluarkan oleh kepolisian, pelaku diduga kerap mendatangi lokasi TKP.
Dugaan itu, kata Arist, nyambung dengan keterangan sejumlah saksi di lokasi TKP. Dari investigasi tim Komnas PA, pelaku mengarah ke sopir antar jemput anak-anak sekolah. “Memang pelaku ini kerap datang ke lokasi kejadian. Meski tidak berhubungan langsung dengan korban, setidaknya pelaku sudah mengetahui seluk beluk korbannya. Kemungkinan pelaku adalah sopir antar jemput anak sekolah di sekitar lokasi,” papar Arist.
Karena itu, Arist meminta kepolisian agar mengusut tuntas kasus ini hingga ke sekolah-sekolah. Pihaknya berharap,polisi menelusuri kasus ini ke sekolah-sekolah yang melayani antar jemput siswa, selain juga menyebar skesta wajah pelaku. “Kalau pengakuan dari petgas kepolisian, kasus ini memang masih dalam penyelidikan. Tapi, penyelidikannya sejauh mana?” tegas Arist seraya berjanji akan terus memantau perkembangan kasus penculikan disertai pemerkosaan dengan korban Luh ACP ini.
Korban Luh ACP sendiri diculik pelaku bermobil saat sedang main dengan rekannya di depan ujung gang rumahnya, Selasa sore. Bocah yang merupakan anak sulung dari dua bersaudara keluarga pasangan I Wayan DEP, 39, dan MR, 39, ini dinaikkan ke dalam mobil, setelah pelaku lebih dulu menyuruh teman bermain korban, Stepen, membeli permen dan pulsa.
Sekitar 6 jam pasca penculikan, tepatnya Selasa sore pukul 22.00 Wita, seorang anggota TNI AD asal Banjar Negari, Desa Singapadu Kaler, I Nyoman Pawarta, menelepon orangtua korban untuk memberitahu keberadaan putrinya. Terungkap, Nyoman Parwata menemukan korban Luh ACP di pinggir jalan. Sebelum ditemukan dan dibawa ke rumah Nyoman Parwata, bocah malang ini sempat selama 2 jam berada di pinggir jalan, sejak diturunkan pengemudi Avanza pukul 20.00 Wita. Setelah diajak masuk ke dalam rumah, korban Luh ACP kemudian minta bantuan Nyoman Parwata menghubungi keluarganya di Sesetan, Denpasar Selatan. * dar
Komentar