Dua Pegiat Keaksaraan Raih Penghargaan Nasional
Berkat Inovasi Berantas Buta Aksara
AMLAPURA, NusaBali
Dua pegiat keaksaraan dari Bali berhasil meraih penghargaan tingkat nasional ‘Anugerah Pegiat Aksara’ dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), yakni I Wayan Mertayasa SPd MPd, 30, dan I Gusti Agung Ayu Putu Darmayanti SE MPd, 52.
Keduanya mendapat penghargaan berkat inovasinya dalam pemberantasan buta huruf. Penyerahan penghargaan ‘Anugerah Pegiat Aksara’ dari Kemendikbud untuk Wayan Mertayasa dan IGA Putu Darmayanti tersebut akan dilakukan di Jakarta, Senin (7/9) ini. Wayan Mertayasa adalah tokoh muda asal Banjar Kubakal, Desa Pempatan, Kecamatan Rendang, Karangasem. Saat ini, sarjana pendidikan kelahiran 24 Juni 1990 terse-but menjadi pengelola Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) Amerta Yulia Ganesha di Banjar Kubakal, Desa Pempatan.
Sedangkan IGA Putu Darmayani adalah Srikandi asal Banjar Pangsan, Kecamatan Petang, Badung. Selama ini, perempuan kelahiran 22 Desember 1968 tersebut aktif di PKBM Yayasan Dharma Wangsa di kawasan Desa Padangsambian Kelod, Kecamatan Denpasar Barat. Anugerah Pegiat Aksara itu sendiri dimenangkan IGA Putu Darmayanti berkat karyanya yang mengangkat tentang pemberantasan buta huruf pada anak-anak jalanan di Kota Denpasar, program yang dijalankannya di Yayasan Dharma Wangsa.
Khusus untuk penghargaan yang diterima Wayan Mertayasa adalah dari kategori apresiasi publikasi video keaksaraan. "Ada enam orang menerima penghargaan apresiasi publikasi video keaksaraan tingkat nasional, termasuk saya," ungkap Mertayasa saat dihubungi NusaBali di Amlapura, Minggu (6/9).
Di kategori apresiasi publikasi video keaksaraan ini, kata Mertayasa, dirinya lolos dengan membuat video pembelajaran keaksaraan, kemudian videonya ditayangkan di medsos, lalu dikirim ke panitia. Syaratnya, video harus asli, durasi 3-8 menit, video dibuat dalam orientasi landscape, kualitas video minimal high definition, dan audio dalam bentuk stereo. Video keaksaraan itu lebih dulu mesti tayang di medsos dalam rentang waktu 9 September 2019 hingga 31 Juli 2020.
Selain harus karya asli, kata Mertayasa, materi video keaksaraan tersebut juga tidak boleh mengandung SARA, pornografi, politik, kekerasan, dan perundungan. Tema videonya adalah ‘Pendidikan Keaksaraan Menjawab Tantangan Zaman’.
Menurut Mertayasa, tujuan lomba ini agar mampu memberikan informasi, inspirasi, dan inovasi kepada masyarakat luas, sehingga dapat memberikan referensi model pembelajaran pendidikan keaksaraan bagi lembaga penyelenggara dalam upaya penuntasan buta aksara di Indonesia. “Darti ratusan video keaksaraan asal 34 provinsi se-Indonesia yang ambil bagian dalam lomba ini, akhirnya hanya 6 video dinyatakan meraih penghargaan tingkat nasional, termasuk video karya saya,” jelas tokoh berusia 30 tahun yang menempuh pendidikan S1 di Uniksha Sinngaraja (tamat 2012) dan S2 Pendidikan Agama Hindu (tamat 2019) ini.
Mertayasa merupakan satu-satunya pemenang video keaksaraan tingkat nasional asal Bali. Sedangkan 5 video keaksaraan lainnya, dari luar Bali, masing-masing hasil karya Fitri Fathia Paramitha Kinanti (dari Provinsi Gorontalo), Irham Yuda Permana (Lombok Barat, NTB), Juarita Manurung (Deli Serdang, Sumatra Utara), dan Nurjaya (Kabupaten Jayapura, Papua), dan karya PKBM Rumpin Inddas (Situbondo, Jawa Timur).
Sumertayasa mengaku bersyukur dan sekaligus bangga dapat penghargaan tingkat nasional. "Setelah meraih Anugerah Pegiat Aksara dari Kemendikbud ini, saya berharap mampu menginspirasi pembelajaran keaksaraan di Kabupaten Karangasem, sehingga pemberantasan buta aksara cepat tuntas," jelas ayah dua anak dari pernikahannya dengan Ni Nyoman Yuliani SPd ini.
Sementara itu, Kadis Pendidikan, Kepemudaan, dan Olahraga Karangasem, I Gusti Ngurah Kartika, mengapresiasi inovasi yang dilakukan PKBM Amertha Yulia Ganesha di bawah pimpinan Wayan Mertayasa. "Dengan inovasi yang membuahkan penghargaan nasional ini, kita harapkan paling tidak pembelajaran keaksaraan di Karangasem termotivasi dan tambah maju," harap IGN Kartika saat dikonfirmasi terpisah, Minggu kemarin. *k16
Komentar