Minyak Lebih Deras di Malam Hari
Heboh Munculnya Ladang Minyak di Barat Depo Pertamina Manggis
Depo Pertamina Manggis sedang tunggu tim ahli guna melakukan penyelidikan jenis minyak yang muncul dan asal usul minyak tersebut.
AMLAPURA, NusaBali
Warga Banjar Labuan, Desa Antiga, Kecamatan Manggis, Karangasem semakin tak terkendali menambang minyak di ladang seluas sekitar 10 are di barat Depo Pertamina Manggis. Warga pun membuat kelompok di internal keluarganya untuk bergantian (shift) selama 24 jam lakukan penambangan minyak. Maklum saja, di malam hari minyak diketahui lebih deras mengalir dari lubang-lubang yang dibuat warga.
I Made Astawa, warga Banjar Labuan saat ditemui di lokasi, Sabtu (19/9) pukul 11.30 Wita menuturkan, aktivitas menambang minyak kini berlangsung 24 jam. Di siang hari warga yang menambang minyak tidak begitu banyak, karena minyak tidak banyak muncul dari lubang-lubang sedalam 1 meter yang digali warga. Menurut Made Astawa, warga mulai membuat lubang itu sejak, Jumat (18/9) berawal sebanyak 6 lubang dengan diameter rata-rata 30 cm. Hingga kemarin lubang galian yang dibuat bertambah jadi 30 lubang di lahan seluas sekitar 10 are milik investor Wawan Danu Sartika di dekat pagar Depo Pertamina Manggis atau tepi Sungai Moaran.
“Setiap lubang ada pemiliknya. Biasanya di malam hari warga makin ramai menambang minyak, sebab minyak lebih deras muncul mulai sore pukul 17.30 Wita hingga pukul 05.30 Wita dinihari. Entah apa penyebabnya saya tidak tahu," kata Made Astawa didampingi warga lainnya, Nengah Merta.
Rata-rata kata Made Astawa tiap warga dapat menambang minyak selama siang hari sekitar 1 jerigen isinya 35 liter, ditambah malam hari rata-rata 35 liter. Minyak didapatkan warga warnanya kehitam-hitaman, mirip warna oli bekas, tetapi baunya identik dengan premium, pertalite atau pertamax. Minyak yang didapatkan warga tersebut belum ada rencana untuk dijual, hanya disimpan saja.
Selama warga melakukan aktivitas menambang minyak tampak dijaga dua petugas selama 24 jam dari Depo Pertamina Manggis, yakni I Ketut Kamar dan I Gede Simpen. Tujuannya agar aktivitas menambang minyak berlangsung aman, tidak ada warga luar ikut di areal itu, apalagi selama ini warga dari luar Banjar Labuan banyak yang datang di malam hari memancing ikan di alur Sungai Moaran, khawatir warga luar datang sambil merokok, riskan menimbulkan kebakaran. Terlebih lagi berdampingan dengan Depo Pertamina Manggis.
"Saya meyakini minyak itu berasal dari tangki Depo Pertamina Manggis, yang bocor. Kalau tidak lalu dari mana datangnya minyak itu," lanjut Made Astawa. Masih menurut Made Astawa, di dekat ladang minyak terpaut jarak sekitar 20 meter hanya dibatasi pagar ada tanki premium nomor 13 dan nomor 14, masing-masing kapasitas 10.000 kilo liter. Sedangkan jumlah tanki minyak di Depo Pertamina Manggis sebanyak 19 tanki dan LPG sebanyak 6 tanki.
Sebenarnya menurut Made Astawa, sejak dua bulan lalu sumur bor yang ada di ladang itu airnya telah bercampur minyak. Sumur bor dibuat investor selaku pemilik lahan untuk mengetahui ketebalan struktur tanah. Tetapi sejak, Senin (14/9) baru ketahuan air Sungai Moaran tercemar minyak, sehingga banyak peternak sapi hendak memandikan sapi dan memberikan sapi minum, batal.
Setelah warga mencoba menggali lahan di sekitarnya sejak, Jumat (18/9) sedalam sekitar 1 meter, ternyata keluar minyak. Sejak itu warga ramai-ramai membuat lubang menambang minyak.
Hanya saja lanjut Made Astawa ceceran minyak di sekitar ladang itu menimbulkan bau menyengat, hingga warga di Banjar Labuan yang tinggal di dekat ladang minyak tidak bisa tidur. Hanya kemarin saja baunya tidak terasa, karena sempat turun hujan.
Warga lainnya, I Komang Paklik berharap agar segera diatasi dugaan pencemaran lingkungan itu dengan mendatangkan ahli bidang minyak, dan ahli bidang lingkungan hidup, sehingga warga masyarakat tidak dirugikan dari segi kesehatan. "Saya berharap ada ahli bidang minyak segera turun, menuntaskan pencemaran minyak itu. Saya selaku warga Banjar Labuan merasa dirugikan, kesehatan terganggu, dampak dari pencemaran itu agar Depo Pertamina Manggis, memberikan perhatian kepada warga," harap Komang Paklik. Sementara air Sungai Moaran, dibendung agar tidak mengalir ke laut, hanya saja jika hujan deras turun dan air akan mengalir ke laut, pencemaran laut tidak bisa dihindari.
Secara terpisah Integrated Terminal Manager Depo Pertamina Manggis, Bambang Soeprijono, mengaku tidak mengerti kenapa di ladang dekat Depo Pertamina Manggis muncul minyak. Padahal setelah Depo Pertamina Manggis dicek, tidak ada kebocoran pipa, dan tidak ada tangki yang bocor.
"Setiap tangki berisi alat ukur volume minyak, semuanya normal, kami tidak merasa kehilangan minyak," jelas Bambang Soeprijono. Bambang Soeprijono mengaku telah bersurat untuk mendatangkan ahli tentang minyak, guna melakukan penyelidikan jenis minyak yang muncul dan asal usul minyak itu. Hanya saja, ahli yang dimaksud belum datang.
"Saya sudah tugaskan dua orang dari Depo Pertamina Manggis untuk berjaga-jaga, jangan sampai di areal tempat menambang minyak tidak ada yang merokok. Di samping juga telah melakukan edukasi kepada masyarakat, dan telah pula membantu warga terdampak dengan sembako," lanjut Bambang Soeprijono.
Perbekel Antiga, I Wayan Madra, juga mengatakan dengan munculnya minyak di Banjar Labuan, agar warga tidak sembarangan merokok, karena membahayakan bisa menimbulkan kebakaran. "Kalau warga lokal, sudah paham, yang perlu dipantau warga luar, yang biasanya memancing di tengah malam di Sungai Moaran," katanya.
Seperti diberitakan sebelumnya, sebuah sumur bor di tepi Sungai Moar, sebelah barat Depo Pertamina Manggis di di Banjar Labuan, Desa Antiga, Kecamatan Manggis, Karangasem mendadak keluarkan minyak yang bisa langsung digunakan sebagai bahan bakar sepeda motor. Warga setempat pun ramai-ramai terjun menggali lubang untuk mendapatkan minyak, Jumat (18/9).
Sumur bor yang mengeluarkan minyak tersebut berada di lahan seluas 5 hektare milik investor Wawan Danu Sartika. Lahan yang dibeli Wawan Danu Sartika tahun 2014 itu rencananya untuk membangun hotel berbintang, namun hingga kini proyek belum jalan.
Selama ini, air sumur bor tersebut dimanfaatkan warga sekitar untuk menyiram tanaman, minum ternak sapi, dan kebutuhan lainnya. Menurut ke-saksian seorang warga Banjar Labuan, Desa Antiga, I Komang Paklik, sumur bor ini mengeluarkan air bercampur minyak, sejak 2 bulan lalu. *k16
I Made Astawa, warga Banjar Labuan saat ditemui di lokasi, Sabtu (19/9) pukul 11.30 Wita menuturkan, aktivitas menambang minyak kini berlangsung 24 jam. Di siang hari warga yang menambang minyak tidak begitu banyak, karena minyak tidak banyak muncul dari lubang-lubang sedalam 1 meter yang digali warga. Menurut Made Astawa, warga mulai membuat lubang itu sejak, Jumat (18/9) berawal sebanyak 6 lubang dengan diameter rata-rata 30 cm. Hingga kemarin lubang galian yang dibuat bertambah jadi 30 lubang di lahan seluas sekitar 10 are milik investor Wawan Danu Sartika di dekat pagar Depo Pertamina Manggis atau tepi Sungai Moaran.
“Setiap lubang ada pemiliknya. Biasanya di malam hari warga makin ramai menambang minyak, sebab minyak lebih deras muncul mulai sore pukul 17.30 Wita hingga pukul 05.30 Wita dinihari. Entah apa penyebabnya saya tidak tahu," kata Made Astawa didampingi warga lainnya, Nengah Merta.
Rata-rata kata Made Astawa tiap warga dapat menambang minyak selama siang hari sekitar 1 jerigen isinya 35 liter, ditambah malam hari rata-rata 35 liter. Minyak didapatkan warga warnanya kehitam-hitaman, mirip warna oli bekas, tetapi baunya identik dengan premium, pertalite atau pertamax. Minyak yang didapatkan warga tersebut belum ada rencana untuk dijual, hanya disimpan saja.
Selama warga melakukan aktivitas menambang minyak tampak dijaga dua petugas selama 24 jam dari Depo Pertamina Manggis, yakni I Ketut Kamar dan I Gede Simpen. Tujuannya agar aktivitas menambang minyak berlangsung aman, tidak ada warga luar ikut di areal itu, apalagi selama ini warga dari luar Banjar Labuan banyak yang datang di malam hari memancing ikan di alur Sungai Moaran, khawatir warga luar datang sambil merokok, riskan menimbulkan kebakaran. Terlebih lagi berdampingan dengan Depo Pertamina Manggis.
"Saya meyakini minyak itu berasal dari tangki Depo Pertamina Manggis, yang bocor. Kalau tidak lalu dari mana datangnya minyak itu," lanjut Made Astawa. Masih menurut Made Astawa, di dekat ladang minyak terpaut jarak sekitar 20 meter hanya dibatasi pagar ada tanki premium nomor 13 dan nomor 14, masing-masing kapasitas 10.000 kilo liter. Sedangkan jumlah tanki minyak di Depo Pertamina Manggis sebanyak 19 tanki dan LPG sebanyak 6 tanki.
Sebenarnya menurut Made Astawa, sejak dua bulan lalu sumur bor yang ada di ladang itu airnya telah bercampur minyak. Sumur bor dibuat investor selaku pemilik lahan untuk mengetahui ketebalan struktur tanah. Tetapi sejak, Senin (14/9) baru ketahuan air Sungai Moaran tercemar minyak, sehingga banyak peternak sapi hendak memandikan sapi dan memberikan sapi minum, batal.
Setelah warga mencoba menggali lahan di sekitarnya sejak, Jumat (18/9) sedalam sekitar 1 meter, ternyata keluar minyak. Sejak itu warga ramai-ramai membuat lubang menambang minyak.
Hanya saja lanjut Made Astawa ceceran minyak di sekitar ladang itu menimbulkan bau menyengat, hingga warga di Banjar Labuan yang tinggal di dekat ladang minyak tidak bisa tidur. Hanya kemarin saja baunya tidak terasa, karena sempat turun hujan.
Warga lainnya, I Komang Paklik berharap agar segera diatasi dugaan pencemaran lingkungan itu dengan mendatangkan ahli bidang minyak, dan ahli bidang lingkungan hidup, sehingga warga masyarakat tidak dirugikan dari segi kesehatan. "Saya berharap ada ahli bidang minyak segera turun, menuntaskan pencemaran minyak itu. Saya selaku warga Banjar Labuan merasa dirugikan, kesehatan terganggu, dampak dari pencemaran itu agar Depo Pertamina Manggis, memberikan perhatian kepada warga," harap Komang Paklik. Sementara air Sungai Moaran, dibendung agar tidak mengalir ke laut, hanya saja jika hujan deras turun dan air akan mengalir ke laut, pencemaran laut tidak bisa dihindari.
Secara terpisah Integrated Terminal Manager Depo Pertamina Manggis, Bambang Soeprijono, mengaku tidak mengerti kenapa di ladang dekat Depo Pertamina Manggis muncul minyak. Padahal setelah Depo Pertamina Manggis dicek, tidak ada kebocoran pipa, dan tidak ada tangki yang bocor.
"Setiap tangki berisi alat ukur volume minyak, semuanya normal, kami tidak merasa kehilangan minyak," jelas Bambang Soeprijono. Bambang Soeprijono mengaku telah bersurat untuk mendatangkan ahli tentang minyak, guna melakukan penyelidikan jenis minyak yang muncul dan asal usul minyak itu. Hanya saja, ahli yang dimaksud belum datang.
"Saya sudah tugaskan dua orang dari Depo Pertamina Manggis untuk berjaga-jaga, jangan sampai di areal tempat menambang minyak tidak ada yang merokok. Di samping juga telah melakukan edukasi kepada masyarakat, dan telah pula membantu warga terdampak dengan sembako," lanjut Bambang Soeprijono.
Perbekel Antiga, I Wayan Madra, juga mengatakan dengan munculnya minyak di Banjar Labuan, agar warga tidak sembarangan merokok, karena membahayakan bisa menimbulkan kebakaran. "Kalau warga lokal, sudah paham, yang perlu dipantau warga luar, yang biasanya memancing di tengah malam di Sungai Moaran," katanya.
Seperti diberitakan sebelumnya, sebuah sumur bor di tepi Sungai Moar, sebelah barat Depo Pertamina Manggis di di Banjar Labuan, Desa Antiga, Kecamatan Manggis, Karangasem mendadak keluarkan minyak yang bisa langsung digunakan sebagai bahan bakar sepeda motor. Warga setempat pun ramai-ramai terjun menggali lubang untuk mendapatkan minyak, Jumat (18/9).
Sumur bor yang mengeluarkan minyak tersebut berada di lahan seluas 5 hektare milik investor Wawan Danu Sartika. Lahan yang dibeli Wawan Danu Sartika tahun 2014 itu rencananya untuk membangun hotel berbintang, namun hingga kini proyek belum jalan.
Selama ini, air sumur bor tersebut dimanfaatkan warga sekitar untuk menyiram tanaman, minum ternak sapi, dan kebutuhan lainnya. Menurut ke-saksian seorang warga Banjar Labuan, Desa Antiga, I Komang Paklik, sumur bor ini mengeluarkan air bercampur minyak, sejak 2 bulan lalu. *k16
Komentar