11 ABK Belum Ada Titik Terang
Pencarian KM Tanjung Permai yang Karam di Selat Badung
Selain di lokasi hilang kontak, tim juga menyisir di sekitar perairan Uluwatu yang merupakan lokasi ditemukannya seorang ABK.
MANGUPURA, NusaBali
Petugas Basarnas Denpasar melakukan pencarian terhadap 11 orang anak buah kapal (ABK) kapal nelayan KM Tanjung Permai yang karam di perairan selat Badung. Pencarian hari keempat pada, Jumat (9/10) menyusuri lokasi hilang kontak terakhir di selat Badung. Namun, dalam penyisiran yang dilakukan sejak pagi hingga malam, keberadaan 11 ABK tersebut belum diketahui. Selain di lokasi hilang kontak, tim juga menyisir di sekitar perairan Uluwatu yang merupakan lokasi ditemukannya seorang ABK bernama Nurohman, 30.
Kepala Basarnas Denpasar, I Gede Darmada, mengatakan pencarian hari keempat pada, Jumat pagi tersebut menggunakan Kapal Arjuna dengan melibatkan puluhan personel dari berbagai unsur. Tim gabungan itu menuju lokasi pertama hilang kontak, namun penyisiran di lokasi itu tidak menemukan tanda-tanda keberadaan ABK maupun bangkai kapal tersebut. "Penyisiran ulang di lokasi hilang kontak itu karena berdasarkan pengakuan dari salah satu ABK yang selamat, kapal ikan tersebut memang karam di lokasi terakhir itu. Tapi, tim kita yang turun belum menemukan tanda-tanda," terangnya, Jumat (9/10) malam.
Selain di titik terakhir hilang kontak, tim SAR juga menyusuri perairan Uluwatu, Desa Pecatu, Kecamatan Kuta Selatan, Badung. Penyisiran di perairan itu karena salah satu ABK kapal naas itu ditemukan terkatung-katung di sana. ABK Nurohman berhasil diselamatkan setelah bertahan di atas tumpukan kayu yang mengapung. "Saat pertama ditemukan ABK ini, kita langsung sisir di lokasi itu. Tapi, tidak ada tanda-tanda juga. Nah, tadi juga dilakukan penyisiran ulang hingga sore, pun hasilnya juga belum menemukan titik terang," ungkap Darmada.
Selain melakukan pencarian di dua titik itu, pihaknya terus berkoordinasi dengan unsur lainnya termasuk dengan sejumlah kapal yang melintas di sekitar lokasi kapal karam. Sejauh ini, belum ada laporan adanya tanda-tanda keberadaan ke 11 ABK itu. "Sampai saat ini belum ada temuan lagi. Hanya pada operasi hari ke tiga saja yang menemukan satu ABK selamat. Meski demikian, kita tetap melakukan pencarian agar bisa menemukan para ABK lainnya," terangnya.
Sebelumnya diberitakan, Kapal ikan KM Tanjung Permai yang mengangkut 12 ABK dilaporkan hilang kontak saat berada di perairan Selat Badung pada, Selasa (6/10). Dari laporan terakhir dari Kapten kapal, kondisi kapal tersebut kemasukan air.
Namun dua hari kemudian, Basarnas Denpasar memastikan kapal ikan KM Tanjung Permai tenggelam di Selat Badung usai berlayar dari Pelabuhan Benoa, Denpasar Selatan. Kepastian karamnya kapal ikan milik perusahaan PT Lianiti Abadi itu setelah petugas Basarnas menemukan satu ABK yang terkatung-katung di perairan Uluwatu, Desa Pecatu, Kecamatan Kuta Selatan pada, Kamis (8/10) sore.
Saat ditemukan, ABK bernama Nurohman, 30, dalam kondisi lemas dan bertahan di atas kayu yang mengapung. Sehingga langsung dievakuasi ke Pelabuhan Benoa untuk mendapatkan penanganan. Saat ini, petugas Basarnas masih berusaha melakukan pencarian terhadap 11 ABK lainnya. *dar
Petugas Basarnas Denpasar melakukan pencarian terhadap 11 orang anak buah kapal (ABK) kapal nelayan KM Tanjung Permai yang karam di perairan selat Badung. Pencarian hari keempat pada, Jumat (9/10) menyusuri lokasi hilang kontak terakhir di selat Badung. Namun, dalam penyisiran yang dilakukan sejak pagi hingga malam, keberadaan 11 ABK tersebut belum diketahui. Selain di lokasi hilang kontak, tim juga menyisir di sekitar perairan Uluwatu yang merupakan lokasi ditemukannya seorang ABK bernama Nurohman, 30.
Kepala Basarnas Denpasar, I Gede Darmada, mengatakan pencarian hari keempat pada, Jumat pagi tersebut menggunakan Kapal Arjuna dengan melibatkan puluhan personel dari berbagai unsur. Tim gabungan itu menuju lokasi pertama hilang kontak, namun penyisiran di lokasi itu tidak menemukan tanda-tanda keberadaan ABK maupun bangkai kapal tersebut. "Penyisiran ulang di lokasi hilang kontak itu karena berdasarkan pengakuan dari salah satu ABK yang selamat, kapal ikan tersebut memang karam di lokasi terakhir itu. Tapi, tim kita yang turun belum menemukan tanda-tanda," terangnya, Jumat (9/10) malam.
Selain di titik terakhir hilang kontak, tim SAR juga menyusuri perairan Uluwatu, Desa Pecatu, Kecamatan Kuta Selatan, Badung. Penyisiran di perairan itu karena salah satu ABK kapal naas itu ditemukan terkatung-katung di sana. ABK Nurohman berhasil diselamatkan setelah bertahan di atas tumpukan kayu yang mengapung. "Saat pertama ditemukan ABK ini, kita langsung sisir di lokasi itu. Tapi, tidak ada tanda-tanda juga. Nah, tadi juga dilakukan penyisiran ulang hingga sore, pun hasilnya juga belum menemukan titik terang," ungkap Darmada.
Selain melakukan pencarian di dua titik itu, pihaknya terus berkoordinasi dengan unsur lainnya termasuk dengan sejumlah kapal yang melintas di sekitar lokasi kapal karam. Sejauh ini, belum ada laporan adanya tanda-tanda keberadaan ke 11 ABK itu. "Sampai saat ini belum ada temuan lagi. Hanya pada operasi hari ke tiga saja yang menemukan satu ABK selamat. Meski demikian, kita tetap melakukan pencarian agar bisa menemukan para ABK lainnya," terangnya.
Sebelumnya diberitakan, Kapal ikan KM Tanjung Permai yang mengangkut 12 ABK dilaporkan hilang kontak saat berada di perairan Selat Badung pada, Selasa (6/10). Dari laporan terakhir dari Kapten kapal, kondisi kapal tersebut kemasukan air.
Namun dua hari kemudian, Basarnas Denpasar memastikan kapal ikan KM Tanjung Permai tenggelam di Selat Badung usai berlayar dari Pelabuhan Benoa, Denpasar Selatan. Kepastian karamnya kapal ikan milik perusahaan PT Lianiti Abadi itu setelah petugas Basarnas menemukan satu ABK yang terkatung-katung di perairan Uluwatu, Desa Pecatu, Kecamatan Kuta Selatan pada, Kamis (8/10) sore.
Saat ditemukan, ABK bernama Nurohman, 30, dalam kondisi lemas dan bertahan di atas kayu yang mengapung. Sehingga langsung dievakuasi ke Pelabuhan Benoa untuk mendapatkan penanganan. Saat ini, petugas Basarnas masih berusaha melakukan pencarian terhadap 11 ABK lainnya. *dar
Komentar