Stories From Your Home Dinobatkan Film Terbaik, Nemu Sengkala Terfavorit
Dari Ajang ‘NusaBali Horror Film Festival’ Serangkaian HUT ke-26 Harian Umum NusaBali
Gelaran NusaBali Horror Film Festival bertujuan untuk mewadahi para sineas muda berkarya. Festival ini diikuti 31 karya film horor dari berbagai wilayah di Indonesia, dengan dewan juri beranggotakan I Gusti Putu Samar Gantang, I Gusti Made Aryadi, dan Defina Sofianti
DENPASAR, NusaBali
Memperingati HUT ke-26 yang jatuh 3 Oktober 2020 lalu, Harian Umum NusaBali menggelar ‘NusaBali Horror Film Festival’, yang bertujuan untuk mewadahi para senias muda berkarya. Film berjudul ‘Nemu Sengkala’ produksi Infinity Pictures Production terpilih sebagai Film Terfavorit, sementara ‘Stories From Your Home’ produksi Halaman Depan Pictures terpilih jadi Film Terbaik.
Malam Penghargaan ‘NusaBali Horror Film Festival’ dilangsungkan di Gedung Dharma Negara Alaya Lumintang, Kecamatan Denpasar Utara, Sabtu (10/11), di mana peserta mengikutinya secara virtual. NusaBali Horror Film Festival 2020 melombakan karya film horror berdurasi maksimal 15 menit, sudah termasuk credit title. Selain itu, film juga tidak boleh menyinggung SARA dan merupakan karya orisinil.
Ada 7 kategori yang dilombakan dalam festival perdana gelaran NusaBali ini, yakni Film Terbaik, Fuilem Tervaforit, Penyutradaraan Terbaik, Skenario Terbaik, Sinematografi dan Editing Terbaik, Penata Suara Terbaik, Penata Artistik Terbaik, dan Pemain Terbaik. Khusus untuk kategori Film Terfavorit, dipilih dengan perhitungan melalui jumlah statistik film pendek yang telah diunggah pada kanal YouTube NusaBali TV.
NusaBali Horror Film Festival ini dibuka secara luas untuk para sineas se-Indonesia. Buktinya, dari pendaftaran yang dibuka sejak 1 Agustus 2020 hingga batas pengumpulan karya, 19 September 2020, banyak sineas dari luar Bali yang ikut festival. Ada sineas dari Lombok (NTB), Bandung (Jawa Barat), Jogjakarta, hingga Padang (Sumatra Barat).
Tercatat, 31 film yang mendaftar ikut NusaBali Horror Film Festival. Terhadap 31 karya yang masuk tersebut, selanjutnya diproses melalui proses kurasi oleh panitia dan penjurian dari 3 anggota dewan juri. Mereka yang didaulat menjadi juri, masing-masing I Gusti Putu Bawa Samar Gantang, Devina Sofiyanti, dan I Gusti Made Aryadi.
I Gusti Putu Bawa Samar Gantang adalah sastrawan dan budayawan Bali asal Tabanan. Puisi Modre Samar Gantang, kumpulan puisi berjudul Leak Jagat, dan banyak lagi karya fenomenalnya merupakan bukti bahwa yang bersangkutan Gantang merupakan sastrawan dan budayawan yang memiliki ‘sisi horror’ dalam karyanya itu. “Beliau adalah budayawan yang mengerti bagaimana membuat sebuah cerita horror, tidak sekedar hantu-hantuan,” ungkap pentolan panitia NusaBali Horror Film Festival, Maha Dwija Santya, tentang alasan memilih 3 figur juri tersebut.
Sedangkan juri kedua, Devina Sofiyanti, merupakan ssosok yang sudah malang melintang di dunia filmografi Indonesia, mulai dari director, production assistant, hingga penulis naskah. Namanya saat ini tengah naik daun. Sementara juri ketiga, I Gusti Made Aryadi, adalah seorang filmmaker muda Indonesia asal Klungkung, yang kerap menjuri berbagai kompetisi film dan menjembatani karya-karya potensial anak muda Bali, agar karyanya semakin dikenal luas. (Simak pandangan mereka soal NusaBali Horror Film Festival pada edisi Selasa besok).
Dari proses kurasi dan penjurian yang berlangsung Agustus-Oktober 2020, terpilih 15 film yang lolos seleksi. Ke-15 film tersebut masing-masing berjudul Bawah Sadar, Clinophobic, Hi Ri, Jangan Buka Pintu, Janggal, Kala Niskalaning Sekala, Matilar Tanpa Gatra, Mayang-Abdi Kanjeng Ratu Kidul, Ngancik, Pasung, Pepasangan, Pertuq, Stories From Your Home, Sugih Gen Tunas, dan The Deep Dinner.
Pada Malam Penghargaan NusaBali Horror Film Festival, Sabtu kemarin, tujuh kategori dan satu film favorit masing-masing dimenangkan oleh Stories From Your Home produksi Halaman Depan Pictures (sebagai Film Terbaik), Husnul Chotimah, Irfan S Mamonto dalam film Stories From Your Home (Skenario Terbaik), Irfan S Mamonto dalam film Stories From Your Home (Sutradara Terbaik), dan Wayan Tisna Dana dalam Film Sugih Gen Tunas produksi Mumed Visual (Pemain Terbaik). Film Stories From Your Home yang dinobatkan sebagai yang terbaik dibuat di Badung, Jawa Barat.
Sementara Trisna Amarthya, Agus Suputra, Galing, dalam film The Deep Dinner produksi Dread Team (terpilih sebagai Penata Artistik Terbaik), Wiwin Wiguna dalam film Jangan Buka Pintu produksi Imagine Pilem (dinobatkan sebagai Penata Suara Terbaik), Ari Zamanin dalam film Pertuq produksi SMKN 2 Kuripan Lombok Barat, NTB (dinobatkan sebagai Sinematografi Terbaik). Sedangkan film berjudul Nemu Sengkala produksi Infinity Pictures Production, terpilih sebagai Film Terfavorit.
Sukses menyelenggarakan NusaBali Horror Film Festival perdana, diharapkan menjadi suatu ajang bergengsi yang mewadahi para sineas muda berbakat. Terbesit pula harapan agar perfilman di Bali makin berkembang, layaknya Jogjakarta yang telah memiliki ekosistem perfilman yang cukup baik. Meski Bali memiliki kekayaan seni budaya, namun sejauh ini belum terbangun ekosistem bidang perfilman di Pulau Dewata.
“Ini memang ajang pertama. Kami berharap bisa menjadikan NusaBali Horror Film Festival ini sebagai salah satu ajang bergengsi dari NusaBali yang dikenal luas secara nasional. Dengan harapan pula, Bali bisa memiliki ekosistem perfilman yang bagus seperti halnya di Jogjakarta, yang sudah sangat berkembang saat ini,” tandas Maha.
Disebutkan, film horor diangkat dalam festival perdana ini, mengingat audio visual belakangan berkembang pesat sebagai media penyampaian informasi maupun karya. Potensi ini harus dimanfaatkan, apalagi Bali memiliki beragam cerita lokal yang bisa diangkat ke dalam karya film. Secara statistik, dari 15 film yang ditonton di Indonesia, film dengan genre horor termasuk meraup jumlah penonton terbanyak.
“Sekarang film-film Indonesia sudah mulai dilirik oleh orang luar, secara kualitas. Di samping itu, Indonesia banyak sekali memiliki cerita-cerita lokal, yang ide ceritanya tidak kalah dengan yang ada di luar, termasuk salah satunya genre horror,” ujarnya.
Sementara itu, Pemimpin Umum Harian Umum NusaBali, I Gde Muliarsana, mengapresiasi kesuksesan penyelenggaraan perdana festival film horor yang diikuti oleh para sineas dari berbagai daerah di Indonesia ini. Selain menyajikan berita-berita aktual dan faktual setiap harinya, NusaBali Horror Film Festival menjadi suatu inovasi baru dari NusaBali yang menghadirkan ruang bagi para pembuat karya untuk menampilkan karyanya sekaligus menjadi motivasi untuk terus berkarya.
“Kami dari NusaBali melihat ini adalah saat yang tepat untuk memulai era baru membangun suasana kondusif dan lingkungan sehat bagi pengembangan film Indonesia yang lebih terarah di masa depan. Selamat kepada para pemenang, dan yang belum beruntung jangan patah semangat,” pesan Muliarsana, yang malam itu hadir bersama Pemimpin Redaksi NusaBali I Ketut Naria dan Sekretaris Redaksi Ketut Ayu Puspawati. *ind
Malam Penghargaan ‘NusaBali Horror Film Festival’ dilangsungkan di Gedung Dharma Negara Alaya Lumintang, Kecamatan Denpasar Utara, Sabtu (10/11), di mana peserta mengikutinya secara virtual. NusaBali Horror Film Festival 2020 melombakan karya film horror berdurasi maksimal 15 menit, sudah termasuk credit title. Selain itu, film juga tidak boleh menyinggung SARA dan merupakan karya orisinil.
Ada 7 kategori yang dilombakan dalam festival perdana gelaran NusaBali ini, yakni Film Terbaik, Fuilem Tervaforit, Penyutradaraan Terbaik, Skenario Terbaik, Sinematografi dan Editing Terbaik, Penata Suara Terbaik, Penata Artistik Terbaik, dan Pemain Terbaik. Khusus untuk kategori Film Terfavorit, dipilih dengan perhitungan melalui jumlah statistik film pendek yang telah diunggah pada kanal YouTube NusaBali TV.
NusaBali Horror Film Festival ini dibuka secara luas untuk para sineas se-Indonesia. Buktinya, dari pendaftaran yang dibuka sejak 1 Agustus 2020 hingga batas pengumpulan karya, 19 September 2020, banyak sineas dari luar Bali yang ikut festival. Ada sineas dari Lombok (NTB), Bandung (Jawa Barat), Jogjakarta, hingga Padang (Sumatra Barat).
Tercatat, 31 film yang mendaftar ikut NusaBali Horror Film Festival. Terhadap 31 karya yang masuk tersebut, selanjutnya diproses melalui proses kurasi oleh panitia dan penjurian dari 3 anggota dewan juri. Mereka yang didaulat menjadi juri, masing-masing I Gusti Putu Bawa Samar Gantang, Devina Sofiyanti, dan I Gusti Made Aryadi.
I Gusti Putu Bawa Samar Gantang adalah sastrawan dan budayawan Bali asal Tabanan. Puisi Modre Samar Gantang, kumpulan puisi berjudul Leak Jagat, dan banyak lagi karya fenomenalnya merupakan bukti bahwa yang bersangkutan Gantang merupakan sastrawan dan budayawan yang memiliki ‘sisi horror’ dalam karyanya itu. “Beliau adalah budayawan yang mengerti bagaimana membuat sebuah cerita horror, tidak sekedar hantu-hantuan,” ungkap pentolan panitia NusaBali Horror Film Festival, Maha Dwija Santya, tentang alasan memilih 3 figur juri tersebut.
Sedangkan juri kedua, Devina Sofiyanti, merupakan ssosok yang sudah malang melintang di dunia filmografi Indonesia, mulai dari director, production assistant, hingga penulis naskah. Namanya saat ini tengah naik daun. Sementara juri ketiga, I Gusti Made Aryadi, adalah seorang filmmaker muda Indonesia asal Klungkung, yang kerap menjuri berbagai kompetisi film dan menjembatani karya-karya potensial anak muda Bali, agar karyanya semakin dikenal luas. (Simak pandangan mereka soal NusaBali Horror Film Festival pada edisi Selasa besok).
Dari proses kurasi dan penjurian yang berlangsung Agustus-Oktober 2020, terpilih 15 film yang lolos seleksi. Ke-15 film tersebut masing-masing berjudul Bawah Sadar, Clinophobic, Hi Ri, Jangan Buka Pintu, Janggal, Kala Niskalaning Sekala, Matilar Tanpa Gatra, Mayang-Abdi Kanjeng Ratu Kidul, Ngancik, Pasung, Pepasangan, Pertuq, Stories From Your Home, Sugih Gen Tunas, dan The Deep Dinner.
Pada Malam Penghargaan NusaBali Horror Film Festival, Sabtu kemarin, tujuh kategori dan satu film favorit masing-masing dimenangkan oleh Stories From Your Home produksi Halaman Depan Pictures (sebagai Film Terbaik), Husnul Chotimah, Irfan S Mamonto dalam film Stories From Your Home (Skenario Terbaik), Irfan S Mamonto dalam film Stories From Your Home (Sutradara Terbaik), dan Wayan Tisna Dana dalam Film Sugih Gen Tunas produksi Mumed Visual (Pemain Terbaik). Film Stories From Your Home yang dinobatkan sebagai yang terbaik dibuat di Badung, Jawa Barat.
Sementara Trisna Amarthya, Agus Suputra, Galing, dalam film The Deep Dinner produksi Dread Team (terpilih sebagai Penata Artistik Terbaik), Wiwin Wiguna dalam film Jangan Buka Pintu produksi Imagine Pilem (dinobatkan sebagai Penata Suara Terbaik), Ari Zamanin dalam film Pertuq produksi SMKN 2 Kuripan Lombok Barat, NTB (dinobatkan sebagai Sinematografi Terbaik). Sedangkan film berjudul Nemu Sengkala produksi Infinity Pictures Production, terpilih sebagai Film Terfavorit.
Sukses menyelenggarakan NusaBali Horror Film Festival perdana, diharapkan menjadi suatu ajang bergengsi yang mewadahi para sineas muda berbakat. Terbesit pula harapan agar perfilman di Bali makin berkembang, layaknya Jogjakarta yang telah memiliki ekosistem perfilman yang cukup baik. Meski Bali memiliki kekayaan seni budaya, namun sejauh ini belum terbangun ekosistem bidang perfilman di Pulau Dewata.
“Ini memang ajang pertama. Kami berharap bisa menjadikan NusaBali Horror Film Festival ini sebagai salah satu ajang bergengsi dari NusaBali yang dikenal luas secara nasional. Dengan harapan pula, Bali bisa memiliki ekosistem perfilman yang bagus seperti halnya di Jogjakarta, yang sudah sangat berkembang saat ini,” tandas Maha.
Disebutkan, film horor diangkat dalam festival perdana ini, mengingat audio visual belakangan berkembang pesat sebagai media penyampaian informasi maupun karya. Potensi ini harus dimanfaatkan, apalagi Bali memiliki beragam cerita lokal yang bisa diangkat ke dalam karya film. Secara statistik, dari 15 film yang ditonton di Indonesia, film dengan genre horor termasuk meraup jumlah penonton terbanyak.
“Sekarang film-film Indonesia sudah mulai dilirik oleh orang luar, secara kualitas. Di samping itu, Indonesia banyak sekali memiliki cerita-cerita lokal, yang ide ceritanya tidak kalah dengan yang ada di luar, termasuk salah satunya genre horror,” ujarnya.
Sementara itu, Pemimpin Umum Harian Umum NusaBali, I Gde Muliarsana, mengapresiasi kesuksesan penyelenggaraan perdana festival film horor yang diikuti oleh para sineas dari berbagai daerah di Indonesia ini. Selain menyajikan berita-berita aktual dan faktual setiap harinya, NusaBali Horror Film Festival menjadi suatu inovasi baru dari NusaBali yang menghadirkan ruang bagi para pembuat karya untuk menampilkan karyanya sekaligus menjadi motivasi untuk terus berkarya.
“Kami dari NusaBali melihat ini adalah saat yang tepat untuk memulai era baru membangun suasana kondusif dan lingkungan sehat bagi pengembangan film Indonesia yang lebih terarah di masa depan. Selamat kepada para pemenang, dan yang belum beruntung jangan patah semangat,” pesan Muliarsana, yang malam itu hadir bersama Pemimpin Redaksi NusaBali I Ketut Naria dan Sekretaris Redaksi Ketut Ayu Puspawati. *ind
1
Komentar