Hari Ini Pencarian KM Tanjung Permai Dihentikan
MANGUPURA, NusaBali
Petugas Basarnas Denpasar resmi menghentikan pencarian kapal ikan KM Tanjung Permai yang karam di perairan Selat Badung.
Penghentian pencarian tersebut karena selama 7 hari sejak dilaporkan karam belum menemukan titik terang. Selain itu, pihak perusahaan dan juga keluarga para anak buah kapal (ABK) yang masih hilang belum meminta perpanjangan masa pencarian.
Kepala Basarnas Denpasar, I Gede Darmada, mengatakan proses pencarian KM Tanjung Permai yang karam pada, Senin (5/10) lalu itu resmi dihentikan pada, Senin (12/10) hari ini. Pasalnya, sesuai SOP pencarian di Basarnas hanya berlangsung selama sepekan saja atau 7 hari. "Kalau sesuai laporan, besok (Senin, Red) sudah sepekan kita melakukan pencarian di lokasi sekitar kapal karam. Sehingga, sesuai SOP, tentu (pencarian,red) akan sudah berakhir besok itu. Apalagi, saat ini belum ada permintaan untuk perpanjangan proses pencarian," beber Darmada saat dihubungi, Minggu (11/10) sore.
Dijelaskan, sebelum resmi menghentikan pencarian pada, Senin sore, pada Minggu (11/10) tim tetap dikerahkan untuk melakukan penyisiran di sekitar titik atau lokasi kapal karam berusaha semaksimal mungkin untuk menemukan bangkai kapal beserta 11 ABK. Namun, proses pencarian sejak pagi hingga sore, tim yang menggunakan kapal Arjuna belum menemukan titik terang.
"Proses pencarian pada hari Minggu dari pukul 07.00 Wita hingga pukul 18.00 Wita di wilayah perairan selatan Bali. Tapi masih belum ada tanda-tanda. Kita sudah memperluas area pencarian dari titik terakhir, tetap saja belum menemukan tanda-tanda bangkai kapal atau ABK," terangnya. Meski belum berhasil menemukan kapal dan ABK, Darmada mengaku kalau pihaknya masih memiliki waktu satu hari lagi untuk proses pencarian. Sehingga, pihaknya tetap mengoptimalkan penyisiran dengan mengerahkan puluhan petugas yang menggunakan kapal Arjuna. Dia berharap, kondisi cuaca pada pencarian terakhir hari ini bisa bersahabat agar dapat menemukan para ABK.
"Kalau hari ini, cuaca lumayan baik. Gelombang juga hanya 1 meter hingga 2 meter. Tentu harapannya pada hari terakhir pencarian besok (hari ini,red) cuacanya seperti ini," harapnya.
Sebelumnya diberitakan, Kapal ikan KM Tanjung Permai yang mengangkut 12 ABK dilaporkan hilang kontak saat berada di Selat Badung pada, Selasa (6/10). Dari laporan terakhir dari kapten kapal, kondisi kapal tersebut kemasukan air. Namun dua hari kemudian, Basarnas Denpasar memastikan kapal ikan KM Tanjung Permai tenggelam di Selat Badung pada Senin (5/10) pukul 22.00 Wita usai berlayar dari Pelabuhan Benoa, Denpasar Selatan.
Kepastian karamnya kapal ikan milik perusahaan PT Lianiti Abadi itu setelah petugas Basarnas menemukan satu orang ABK yang terkatung-katung di perairan Uluwatu, Desa Pecatu, Kecamatan Kuta Selatan pada Kamis (8/10) sore. Saat ditemukan, ABK bernama Nurohman, 30, dalam kondisi lemas dan bertahan di atas kayu yang mengapung. Sehingga langsung dievakuasi ke Pelabuhan Benoa untuk mendapatkan penanganan. Saat ini, petugas Basarnas masih berusaha melakukan pencarian terhadap 11 ABK lainnya. *dar
Kepala Basarnas Denpasar, I Gede Darmada, mengatakan proses pencarian KM Tanjung Permai yang karam pada, Senin (5/10) lalu itu resmi dihentikan pada, Senin (12/10) hari ini. Pasalnya, sesuai SOP pencarian di Basarnas hanya berlangsung selama sepekan saja atau 7 hari. "Kalau sesuai laporan, besok (Senin, Red) sudah sepekan kita melakukan pencarian di lokasi sekitar kapal karam. Sehingga, sesuai SOP, tentu (pencarian,red) akan sudah berakhir besok itu. Apalagi, saat ini belum ada permintaan untuk perpanjangan proses pencarian," beber Darmada saat dihubungi, Minggu (11/10) sore.
Dijelaskan, sebelum resmi menghentikan pencarian pada, Senin sore, pada Minggu (11/10) tim tetap dikerahkan untuk melakukan penyisiran di sekitar titik atau lokasi kapal karam berusaha semaksimal mungkin untuk menemukan bangkai kapal beserta 11 ABK. Namun, proses pencarian sejak pagi hingga sore, tim yang menggunakan kapal Arjuna belum menemukan titik terang.
"Proses pencarian pada hari Minggu dari pukul 07.00 Wita hingga pukul 18.00 Wita di wilayah perairan selatan Bali. Tapi masih belum ada tanda-tanda. Kita sudah memperluas area pencarian dari titik terakhir, tetap saja belum menemukan tanda-tanda bangkai kapal atau ABK," terangnya. Meski belum berhasil menemukan kapal dan ABK, Darmada mengaku kalau pihaknya masih memiliki waktu satu hari lagi untuk proses pencarian. Sehingga, pihaknya tetap mengoptimalkan penyisiran dengan mengerahkan puluhan petugas yang menggunakan kapal Arjuna. Dia berharap, kondisi cuaca pada pencarian terakhir hari ini bisa bersahabat agar dapat menemukan para ABK.
"Kalau hari ini, cuaca lumayan baik. Gelombang juga hanya 1 meter hingga 2 meter. Tentu harapannya pada hari terakhir pencarian besok (hari ini,red) cuacanya seperti ini," harapnya.
Sebelumnya diberitakan, Kapal ikan KM Tanjung Permai yang mengangkut 12 ABK dilaporkan hilang kontak saat berada di Selat Badung pada, Selasa (6/10). Dari laporan terakhir dari kapten kapal, kondisi kapal tersebut kemasukan air. Namun dua hari kemudian, Basarnas Denpasar memastikan kapal ikan KM Tanjung Permai tenggelam di Selat Badung pada Senin (5/10) pukul 22.00 Wita usai berlayar dari Pelabuhan Benoa, Denpasar Selatan.
Kepastian karamnya kapal ikan milik perusahaan PT Lianiti Abadi itu setelah petugas Basarnas menemukan satu orang ABK yang terkatung-katung di perairan Uluwatu, Desa Pecatu, Kecamatan Kuta Selatan pada Kamis (8/10) sore. Saat ditemukan, ABK bernama Nurohman, 30, dalam kondisi lemas dan bertahan di atas kayu yang mengapung. Sehingga langsung dievakuasi ke Pelabuhan Benoa untuk mendapatkan penanganan. Saat ini, petugas Basarnas masih berusaha melakukan pencarian terhadap 11 ABK lainnya. *dar
Komentar