Pemanfaatkan DD di Bangli Terancam Tak Maksimal
Penanganan realisasi dan laporan pemanfaatan Dana Desa (ADD) untuk Bangli terancam tak maksimal.
BANGLI, NusaBali
Salah satunya penyebabnya, jumlah personel atau tenaga pendamping yang kurang. Informasinya, Pendamping Lokal Desa (PDL) baru ada 11 orang, idealnya 17 orang. Pendamping Desa (PD) yakni personel pendamping di tingkat kecamatan baru ada 2 orang dari 7 yang dibutuhkan.
Hal yang sama terjadi pada pendamping di tingkat kabubaten yang disebut tenaga ahli (TA), baru ada 1 orang. Idealnya, ada 4 orang TA. “Karena itulah pendampingan DD tidak maksimal,” duga sumber di Bangli, Kamis (20/10). Otomatis, hal itu berpengaruh terhadap teknis administrasi yang menyangkut pelaporan dan pemanfaatan Dana Desa. Dikhawatirkan pertanggungjawaban tidak tuntas sehingga berdampak pada kucuran DD dari pusat tahun berikutnya. “Ada juga tenaga pendamping yang mundur,” tambahnya.
Kepala Badan Pemerintahan Desa dan Pemberdayaan Masyarakat (BPDPM) I Dewa Agung Riana Putra membenarkan kekurangan pendamping DD tersebut. Dikatakan, Pemkab Bangli telah melaporkan dan meminta ke pusat. “Sudah kami sampaikan lewat forum resmi,” papar Agung Riana Putra. Tentunya, kata Agung Riana Putra semua harus menunggu proses. Karena rekrutmen pendamping dilakukan pusat.
Sementara menunggu pengisian kekurangan itu, pendamping yang ada dimanfaatkan semaksimal mungkin. “Itu kan seninya kita bekerja,” kata mantan Camat Bangli ini. Salah satunya dengan memberi tambahan cakupan pendampingan pada petugas yang sudah ada. Misalnya jika seorang PLD idealnya menangani 3 desa, maka diberi tambahan desa untuk didampingi. “Pendamping bukan soal adminstrasi saja, namun pendampingan secara integral,” jelas Agung Riana.
Demikian pula untuk jenjang pendamping di atasnya, Pendamping Desa di tingkat kecamatan dan Tenaga Ahli di tingkat kabupaten diberikan tambahan beban. “Kita berharap tambahan pendamping segera diisi,” pinta Agung Riana Putra. Di Bangli tercatat ada 68 desa. Sedang Dana Desa yang diperoleh Bangli tahun 2016 sebesar Rp 43 miliar. k17
Salah satunya penyebabnya, jumlah personel atau tenaga pendamping yang kurang. Informasinya, Pendamping Lokal Desa (PDL) baru ada 11 orang, idealnya 17 orang. Pendamping Desa (PD) yakni personel pendamping di tingkat kecamatan baru ada 2 orang dari 7 yang dibutuhkan.
Hal yang sama terjadi pada pendamping di tingkat kabubaten yang disebut tenaga ahli (TA), baru ada 1 orang. Idealnya, ada 4 orang TA. “Karena itulah pendampingan DD tidak maksimal,” duga sumber di Bangli, Kamis (20/10). Otomatis, hal itu berpengaruh terhadap teknis administrasi yang menyangkut pelaporan dan pemanfaatan Dana Desa. Dikhawatirkan pertanggungjawaban tidak tuntas sehingga berdampak pada kucuran DD dari pusat tahun berikutnya. “Ada juga tenaga pendamping yang mundur,” tambahnya.
Kepala Badan Pemerintahan Desa dan Pemberdayaan Masyarakat (BPDPM) I Dewa Agung Riana Putra membenarkan kekurangan pendamping DD tersebut. Dikatakan, Pemkab Bangli telah melaporkan dan meminta ke pusat. “Sudah kami sampaikan lewat forum resmi,” papar Agung Riana Putra. Tentunya, kata Agung Riana Putra semua harus menunggu proses. Karena rekrutmen pendamping dilakukan pusat.
Sementara menunggu pengisian kekurangan itu, pendamping yang ada dimanfaatkan semaksimal mungkin. “Itu kan seninya kita bekerja,” kata mantan Camat Bangli ini. Salah satunya dengan memberi tambahan cakupan pendampingan pada petugas yang sudah ada. Misalnya jika seorang PLD idealnya menangani 3 desa, maka diberi tambahan desa untuk didampingi. “Pendamping bukan soal adminstrasi saja, namun pendampingan secara integral,” jelas Agung Riana.
Demikian pula untuk jenjang pendamping di atasnya, Pendamping Desa di tingkat kecamatan dan Tenaga Ahli di tingkat kabupaten diberikan tambahan beban. “Kita berharap tambahan pendamping segera diisi,” pinta Agung Riana Putra. Di Bangli tercatat ada 68 desa. Sedang Dana Desa yang diperoleh Bangli tahun 2016 sebesar Rp 43 miliar. k17
Komentar