Aliansi Pemuda Hindu Pilih Tak Terprovokasi Kasus AWK

Anggota DPD RI asal Bali, Shri I Gusti Ngurah Arya Wedakarna MWS II alias AWK, melapor dugaan tindak pidana penganiayaan dan penyerangan ke Direktorat Reserse Kriminal Umum (Dit Reskrimum) Polda Bali. Selang dua hari kemudian, yakni Jumat (30/10) giliran dua orang pendemo melaporkan AWK atas dugaan penodaan agama.

Meski kedua belah pihak akhirnya sama-sama memilih jalur hukum, namun diskusi liar di berbagai media sosial tak terbendung. Meski banyak masyarakat yang masuk dalam posisi pro dan kontra, namun tidak semua komponen masyarakat Bali terlibat di dalamnya. Seperti Aliansi Pemuda Hindu (APH) Bali Cabang Badung yang memilih untuk netral.

"Setelah terjadi insiden itu kami APH Bali langsung berkoordinasi. Tujuannya agar tidak cepat terpancing untuk masuk ke dalam persoalan tersebut," ungkap Ketua APH Cabang Badung, IG Prayoga, Minggu (1/11).

Pria asal Kerobokan, Kecamatan Kuta Utara yang berprofesi dokter ini mengaku akan lebih bijak persoalan antara kedua belah pihak itu diselesaikan secara dialog atau musyawarah. "Kami hanya ingin agar masyarakat Bali utamanya anak muda Hindu Bali untuk menjaga kondusifitas Bali," harapnya.

Prayoga mengungkapkan ada beberapa hal yang harus digarisbawahi tentang Bali, yakni saat ini dalam masa susah akibat pandemi Covid-19. Jangan sampai Bali memberi contoh yang tidak baik. Selain itu Bali dikenal dunia internasional bahwa DNA orang Bali adalah toleransi, kedamaian, dan ketenangan.

"Wisatawan datang ke Bali bukan cuman karena adat dan budaya semata. Tapi, karena keramahtamahan masyarakat Bali. Setiap kali bertemu pasti senyum. Saya mengajak masyarakat Bali utamanya organisasi Hindu untuk tidak mudah terprovokasi. Mari bersama jaga Bali agar tetap aman dan damai," ajak Prayoga. *pol