Terjatuh Ketika Selebrasi Gol dalam Fun Football di Lapangan Senayan A, Jakarta
Legenda Timnas Sepakbola Indonesia, Ricky Yacobi Meninggal Dunia
Ricky Yacobi membela skuat Merah Putih di Asian Games 1986 dan melaju hingga semifinal, juga berjasa mengantarkan RI merebut emas SEA Games 1987.
JAKARTA, NusaBali
Legenda sepakbola (Timnas) Indonesia, Ricky Yacobi alias Ricky Yakob,57, menghembuskan napas terakhirnya tidak jauh dari dunia sepakbola. Dia terjatuh ketika akan melakukan selebrasi keberhasilannya menyarangkan gol dalam fun football Treveo Medan Selection di Lapangan A Senayan, Jakarta Pusat, Sabtu (21/11). Ricky Yacobi merupakan striker kenamaan pada periode pertengahan 80-an hingga awal 90-an. Dia paling dikenal ketika membela Arseto Solo dan klub Jepang, Matsushita FC.
Semasa di Timnas, Ricky pernah membela skuat Merah Putih di Asian Games 1986 dan melaju hingga semifinal. Dia juga berjasa mengantarkan RI merebut emas SEA Games 1987 dan mengemban ban kapten timnas Indonesia. Pelatih timnas saat Ricky Yakobi cs juara SEA Games 1987 adalah Bertje Matullapelwa.
Informasi yang dihimpun NusaBali, setelah terjatuh dan pingsan di lapangan Ricky dibawa ke RS Angkatan Laut Mintoharjo, Jakarta Pusat dan dinyatakan meninggal pada pukul 09.15 WIB. Diduga Ricky terkena serangan jantung. Ricky meninggalkan istri Harly Ramayani, dua anak Sabihisma Arsyi dan Tri Eka Sandiri serta dua orang cucu Adriana Arsyi Macanlalay dan Adish. Ricky selanjutnya dimakamkan di TPU Tanah Kusir, Jakarta Selatan
Menurut salah satu rekannya di tim Medan Selection, Lody Hutabarat, Medan Selection merupakan kumpulan perantau anak-anak Medan yang kerap main bola. Mereka biasa main sekali atau dua kali dalam sebulan. Saat main di Senayan, tim terbagi tiga yaitu Ini Medan Bung, Rap-rap dan Halak Hita.
Masing-masing tim mendapat jatah bermain selama 30 menit. Ricky berada di tim Ini Medan Bung. Sementara Lody di tim Rap-rap. Saat kejadian tim Lody dan Ricky sedang berhadapan. Pertandingan baru berjalan 15 menit dengan kedudukan masih 1-1. Namun Ricky mampu membuat gol tambahan bagi timnya. Gol tercipta saat dia menerima bola, lalu membalikkan badan dan sukses membuat gol. Selanjutnya dia melakukan selebrasi dan tiba-tiba jatuh tidak bergerak.
"Kejadiannya pas di depan saya. Saya sedih dan menangis-nangis di sana. Bola matanya putih dan mulutnya terkatup. Lalu saya buka mulutnya dan ada teman-teman memberikan napas buatan serta oksigen. Dari sana ada respons positif sehingga dibawa ke RS Mintoharjo," ujar Lody, Sabtu (21/11).
Dari info temannya yang menghantarkan Ricky ke RS Mintoharjo, Lody memperoleh kabar, Ricky mendapat penanganan dengan baik. "Tapi beberapa menit kemudian saya memperoleh informasi bang Ricky meninggal dunia," papar Lody. Jenazah Ricky pun dibawa ke rumah duka yang terletak di Jalan Jalak Utama, Blok A3 No 2A, Pondok Ranji, Bintaro, Tangerang Selatan, Provinsi Banten. Jenazah kemudian disholatkan tak jauh dari rumahnya di Masjid Al Iklas usai bada Asar, kemarin. Sejumlah karangan bunga dari sejumlah pengurus olahraga seperti dari Persija Jakarta, PB PRSI dan KONI Pusat memenuhi rumah duka.
Nampak sejumlah teman-teman Ricky, tetangga dan mantan pelatih nasional, Rahmad Darmawan (RD) hadir meski hujan turun. Rahmad Darmawan mengatakan, banyak kenangan bersama Ricky. Salah satunya saat dia mengikuti Merdeka Games di Kuala Lumpur tahun 1989 silam. Kala itu Ricky merupakan pemain senior, sedangkan Rahmad Darmawan pemain junior yang baru naik ke senior. Namun mereka ditempatkan dalam satu kamar. Rahmad sempat minder, tetapi Ricky sangat humble. Dia justru mengajak Rahmad mengobrol terlebih dahulu.
"Dia memberi tahu apa yang perlu dilakukan sebagai pemain timnas. Lalu dia menyatakan harus menjaga fisik dengan baik agar tetap bisa main bola lebih lama," ucap Rahmad. Di mata Rahmad Darmawan, Ricky adalah sosok yang mudah dekat dengan orang. Sayang adanya pandemi Covid-19 membuat mereka lama tidak bertemu.
"Kami bertemu sebelum pandemi. Kami bicara tentang bola dan bagaimana men-develop-nya. Bang Ricky konsisten dengan bola dan punya Sekolah Sepak Bola (SSB)," terang Rahmad Darmawan. Dia berharap SSB yang didirikan Ricky terus dilanjutkan. Sebab itu adalah pondasi bagus dan kuat untuk menciptakan pemain handal seperti Ricky Yacobi. "Semoga penerusnya dapat melanjutkan itu untuk mencari striker seperti bang Ricky. Di mana bang Ricky saat mendapatkan bola, langsung membalikan badan dan mengarahkan ke gawang. Hal tersebut pun dilakukan bang Ricky sebelum meninggal tadi," terang Rahmad.
Sementara tetangga sekaligus teman kecil Ricky Yacobi saat berada di Medan, Irianto Hasan atau biasa disapa Anto mengenang Ricky sebagai sosok yang baik. Ketika pulang latihan atau ke Medan, kerap mentraktir dia dan teman-temannya makan. "Ricky biasa traktir martabak telur atau kwetiau," ucap Anto.
Anto sendiri hampir dua tahun tidak bertemu Ricky karena sama-sama sibuk bekerja. Dia mendapatkan informasi Ricky meninggal dari group anak-anak Medan di Jakarta. "Mendengar kabar itu, saya langsung ke rumah duka," kata Anto.
Sementara anak pertama Ricky Yacobi, Sabihisma Arsyi di tengah-tengah menerima pelayat di rumah duka mengatakan tidak menyangka ayahnya secepat itu pergi. Lantaran saat pertemuan terakhirnya dengan sang ayah pada Kamis (19/11) lalu nampak sehat. Bahkan senang bercanda dengan anaknya yang berusia tiga tahun, Andriana Arsyi Macanlalay.
"Kemarin bapak nampak sehat. Dia juga ketawa-tawa saat main dengan anak saya. Kami tidak menyangka dia secepat itu perginya," imbuh Arsyi, Sabtu malam. Memang, kata Arsyi, ayahnya sempat sakit jantung enam tahun lalu sehingga tidak sering bermain bola.
Kini kondisinya sudah membaik dan Sabtu pagi kemarin memutuskan bermain bola dengan teman-temannya. Berdasarkan cerita dari teman-teman sang ayah, ayahnya bermain sangat exited dan mencetak gol. Tapi jatuh saat ingin melakukan selebrasi golnya. "Beliau tidak ada pesan khusus kepada keluarga. Beliau adalah sosok ayah yang baik, sabar dan tidak pernah bilang sakit kepada kami serta tidak ingin menyusahkan orang lain," kata Arsyi. Terkait SSB yang didirikan oleh ayahnya, lanjut Arsyi, kemungkinan akan dilanjutkan oleh teman ayahnya.
Sementara dia tidak mungkin melanjutkan SSB tersebut, karena saat ini menjadi pelatih renang indah untuk tim PON DKI Jakarta. Sedangkan adiknya Tri Eka Sandiri berada di Bombay, India mengikuti suami tinggal di sana. Sedangkan ibunya adalah pelatih loncat indah timnas. Ricky Yacobi sendiri merupakan atlet sepak bola kelahiran Medan, 12 Maret 1963. Dia adalah anak laki satu-satunya dari pasangan M Yacob dan Karlina. Ricky anak pertama dari empat bersaudara. *k22
Legenda sepakbola (Timnas) Indonesia, Ricky Yacobi alias Ricky Yakob,57, menghembuskan napas terakhirnya tidak jauh dari dunia sepakbola. Dia terjatuh ketika akan melakukan selebrasi keberhasilannya menyarangkan gol dalam fun football Treveo Medan Selection di Lapangan A Senayan, Jakarta Pusat, Sabtu (21/11). Ricky Yacobi merupakan striker kenamaan pada periode pertengahan 80-an hingga awal 90-an. Dia paling dikenal ketika membela Arseto Solo dan klub Jepang, Matsushita FC.
Semasa di Timnas, Ricky pernah membela skuat Merah Putih di Asian Games 1986 dan melaju hingga semifinal. Dia juga berjasa mengantarkan RI merebut emas SEA Games 1987 dan mengemban ban kapten timnas Indonesia. Pelatih timnas saat Ricky Yakobi cs juara SEA Games 1987 adalah Bertje Matullapelwa.
Informasi yang dihimpun NusaBali, setelah terjatuh dan pingsan di lapangan Ricky dibawa ke RS Angkatan Laut Mintoharjo, Jakarta Pusat dan dinyatakan meninggal pada pukul 09.15 WIB. Diduga Ricky terkena serangan jantung. Ricky meninggalkan istri Harly Ramayani, dua anak Sabihisma Arsyi dan Tri Eka Sandiri serta dua orang cucu Adriana Arsyi Macanlalay dan Adish. Ricky selanjutnya dimakamkan di TPU Tanah Kusir, Jakarta Selatan
Menurut salah satu rekannya di tim Medan Selection, Lody Hutabarat, Medan Selection merupakan kumpulan perantau anak-anak Medan yang kerap main bola. Mereka biasa main sekali atau dua kali dalam sebulan. Saat main di Senayan, tim terbagi tiga yaitu Ini Medan Bung, Rap-rap dan Halak Hita.
Masing-masing tim mendapat jatah bermain selama 30 menit. Ricky berada di tim Ini Medan Bung. Sementara Lody di tim Rap-rap. Saat kejadian tim Lody dan Ricky sedang berhadapan. Pertandingan baru berjalan 15 menit dengan kedudukan masih 1-1. Namun Ricky mampu membuat gol tambahan bagi timnya. Gol tercipta saat dia menerima bola, lalu membalikkan badan dan sukses membuat gol. Selanjutnya dia melakukan selebrasi dan tiba-tiba jatuh tidak bergerak.
"Kejadiannya pas di depan saya. Saya sedih dan menangis-nangis di sana. Bola matanya putih dan mulutnya terkatup. Lalu saya buka mulutnya dan ada teman-teman memberikan napas buatan serta oksigen. Dari sana ada respons positif sehingga dibawa ke RS Mintoharjo," ujar Lody, Sabtu (21/11).
Dari info temannya yang menghantarkan Ricky ke RS Mintoharjo, Lody memperoleh kabar, Ricky mendapat penanganan dengan baik. "Tapi beberapa menit kemudian saya memperoleh informasi bang Ricky meninggal dunia," papar Lody. Jenazah Ricky pun dibawa ke rumah duka yang terletak di Jalan Jalak Utama, Blok A3 No 2A, Pondok Ranji, Bintaro, Tangerang Selatan, Provinsi Banten. Jenazah kemudian disholatkan tak jauh dari rumahnya di Masjid Al Iklas usai bada Asar, kemarin. Sejumlah karangan bunga dari sejumlah pengurus olahraga seperti dari Persija Jakarta, PB PRSI dan KONI Pusat memenuhi rumah duka.
Nampak sejumlah teman-teman Ricky, tetangga dan mantan pelatih nasional, Rahmad Darmawan (RD) hadir meski hujan turun. Rahmad Darmawan mengatakan, banyak kenangan bersama Ricky. Salah satunya saat dia mengikuti Merdeka Games di Kuala Lumpur tahun 1989 silam. Kala itu Ricky merupakan pemain senior, sedangkan Rahmad Darmawan pemain junior yang baru naik ke senior. Namun mereka ditempatkan dalam satu kamar. Rahmad sempat minder, tetapi Ricky sangat humble. Dia justru mengajak Rahmad mengobrol terlebih dahulu.
"Dia memberi tahu apa yang perlu dilakukan sebagai pemain timnas. Lalu dia menyatakan harus menjaga fisik dengan baik agar tetap bisa main bola lebih lama," ucap Rahmad. Di mata Rahmad Darmawan, Ricky adalah sosok yang mudah dekat dengan orang. Sayang adanya pandemi Covid-19 membuat mereka lama tidak bertemu.
"Kami bertemu sebelum pandemi. Kami bicara tentang bola dan bagaimana men-develop-nya. Bang Ricky konsisten dengan bola dan punya Sekolah Sepak Bola (SSB)," terang Rahmad Darmawan. Dia berharap SSB yang didirikan Ricky terus dilanjutkan. Sebab itu adalah pondasi bagus dan kuat untuk menciptakan pemain handal seperti Ricky Yacobi. "Semoga penerusnya dapat melanjutkan itu untuk mencari striker seperti bang Ricky. Di mana bang Ricky saat mendapatkan bola, langsung membalikan badan dan mengarahkan ke gawang. Hal tersebut pun dilakukan bang Ricky sebelum meninggal tadi," terang Rahmad.
Sementara tetangga sekaligus teman kecil Ricky Yacobi saat berada di Medan, Irianto Hasan atau biasa disapa Anto mengenang Ricky sebagai sosok yang baik. Ketika pulang latihan atau ke Medan, kerap mentraktir dia dan teman-temannya makan. "Ricky biasa traktir martabak telur atau kwetiau," ucap Anto.
Anto sendiri hampir dua tahun tidak bertemu Ricky karena sama-sama sibuk bekerja. Dia mendapatkan informasi Ricky meninggal dari group anak-anak Medan di Jakarta. "Mendengar kabar itu, saya langsung ke rumah duka," kata Anto.
Sementara anak pertama Ricky Yacobi, Sabihisma Arsyi di tengah-tengah menerima pelayat di rumah duka mengatakan tidak menyangka ayahnya secepat itu pergi. Lantaran saat pertemuan terakhirnya dengan sang ayah pada Kamis (19/11) lalu nampak sehat. Bahkan senang bercanda dengan anaknya yang berusia tiga tahun, Andriana Arsyi Macanlalay.
"Kemarin bapak nampak sehat. Dia juga ketawa-tawa saat main dengan anak saya. Kami tidak menyangka dia secepat itu perginya," imbuh Arsyi, Sabtu malam. Memang, kata Arsyi, ayahnya sempat sakit jantung enam tahun lalu sehingga tidak sering bermain bola.
Kini kondisinya sudah membaik dan Sabtu pagi kemarin memutuskan bermain bola dengan teman-temannya. Berdasarkan cerita dari teman-teman sang ayah, ayahnya bermain sangat exited dan mencetak gol. Tapi jatuh saat ingin melakukan selebrasi golnya. "Beliau tidak ada pesan khusus kepada keluarga. Beliau adalah sosok ayah yang baik, sabar dan tidak pernah bilang sakit kepada kami serta tidak ingin menyusahkan orang lain," kata Arsyi. Terkait SSB yang didirikan oleh ayahnya, lanjut Arsyi, kemungkinan akan dilanjutkan oleh teman ayahnya.
Sementara dia tidak mungkin melanjutkan SSB tersebut, karena saat ini menjadi pelatih renang indah untuk tim PON DKI Jakarta. Sedangkan adiknya Tri Eka Sandiri berada di Bombay, India mengikuti suami tinggal di sana. Sedangkan ibunya adalah pelatih loncat indah timnas. Ricky Yacobi sendiri merupakan atlet sepak bola kelahiran Medan, 12 Maret 1963. Dia adalah anak laki satu-satunya dari pasangan M Yacob dan Karlina. Ricky anak pertama dari empat bersaudara. *k22
Komentar