Pohon Roboh 'Rusak' Pura Batukaru
Petaka pohon terjadi di Pura Luhur Batukaru, Banjar Wangaya Kaja, Desa Pakraman Wangaya Gede, Kecamatan Penebel, Tabanan, Jumat (18/11) dinihari sekitar pukul 02.30 Wita.
TABANAN, NusaBali
Akibatnya, empat bangunan di jaba Pura Luhur Batukaru hancur, yakni Pos pecalang, Pos Kesehatan, kamar mandi, dan garase kendaraan.
Ada tiga pohon yang roboh menghancurkan keempat bangunan di jaba Pura Luhur Batukaru, Jumat dinihari, masing-masing dua pohon Beringin dan pohon Legung. Bukan hanya empat bagunan yang ambruk, tapi dua unit sepeda motor milik pecalang juga remuk tertimpa pohon roboh. Beruntung, tak ada korban tewas maupun terluka dalam musibah ini.
Awalnya, dua pohon Beringin tumbang ke arah timur mengenai bangunan kamar mandi dan garase kendaraan hingga hancur total. Kemudian, pohon Legung yang tertimpa juga ikut roboh ke arah utara menimpa bangunan Pos Pecalang dan Pos Kesehatan hingga hancur.
Sedangkan dua sepeda motor yang remuk dihantam pohon roboh adalah milik pecalang yang malam itu kebagian tugas jaga di Pura Luhur Batukaru. Masing-masing, motor Yupiter MK swarna silver nopol DK 4808 HN milik I Nyoman Sumadia, 47, dan motor Mio warna hitam nopol DK 7004 CM milik I Ketut Suerta, 45. Beruntung, pemilik kendaraan selamat dari maut, karena saat kejadian mereka sedang istirahat di bangunan sebelah utara pohon roboh.
Peristiwa pohon roboh di jaba Pura Luhur Batukaru ini pertama kali diketahui I Wayan Sumadia, pecalang yang malam itu tengah mendapat giliran jaga bersama rekannya, I Ketut Suerta. Ketika keduanya sedang tiduran, tiba-tiba terdengar suara suara gemuruh. Ternyata, dua pohon Beringin berdiameter masing-masing 1 meter dengan tinggi 40 meter telah roboh. Selain itu, satu pohon Legung berdiamater 2 meter dengan tinggi 50 meter juga ikut roboh.
Pecalang Wayan Sumadia dan Ketut Suerta selamat dari maut tanpa terluka, karena mereka malam itu tiduran di bangunan yang berada sekitar 2 meter dari posisi pohon beringin roboh. Untungnya lagi, pohon Beringin ke arah timur. “Kami bersyukur selamat, tapi trauma dengan musibah ini,” cerita Sumadia, Jumat kemarin.
Menurut Sumadia, sebetulnya tidak ada hujan maupun angin kencang saat pohon roboh. Karenanya, peristiwa ini dikaitkan dengan faktor niskala. "Sebab, lima hari sebelum kejadian, pecalang yang berjaga malam hari sempat mendengar suara tertawa dan orang ribut-ribut di sekitaran pohon roboh itu,” tutur Sumadia.
Sementara, peristiwa pohon roboh dinihari kemarin langsung dilaporkan Sumadia kepada rekannya sesama pecalang, melalui HT. Kemudian, Jumat pagi sekitar pukul 06.00 Wita, prajuru desa terjun ke lokasi musibah di jaba Pura Luhur Batukaru. Kemudian, mereka menelepon Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Tabanan untuk bantu mem-bersihkan pohon roboh.
Petugas BPBD Tabanan kemarin sudah terjun ke lokasi bencana pohon roboh di jaba Pura Luhur Batukaru, untuk membantu krama setempat yang gotong royong. Selain petugas BPBD, juga ikut terjun petugas TNI dan kepolisian.
Kepala BPBD Tabanan, I Gusti Ngurah Made Sucita, menyatakan pihaknya menurunkan 6 anggota ke lapangan. Buat sementara, pihaknya baru turun memotong-motong dan membersihkan pohon roboh bersama krama setempat.
Terkait bantuan atasa kerusakan yang terjadi, menurut IGN Sucita, pihaknya pasti akan membantu sesuai dengan pengecekan di lapangan. "Kami akan berkoordinasi dengan pimpinan dulu terkait dana. Kami akan selesaikan bertahap, mengingat banyak terjadi bencana akhir-akhir ini karena cuaca ektrem," jelas IGN Sucita.
Sementara itu, Bendesa Pakraman Wangaya Gede, Kecamatan Penebel, I Gede Manu Ardana, 66, mengatakan heran dengan robohnya tiga pohon hingga menghancurkan empat bangunan di jaba Pura Luhur Batukaru. Padahal, ketiga pohon yang roboh ini batangnya tidak lapuk. Lagipula, tidak ada hujan dan angin saat kejadian. "Hanya saja, saja kemarin sore (Kamis) sempat turun hujan,” jelas Bendesa Manu Ardana, Jumat kemarin.
Manu Artana menyebutkan, pihaknya akan mengajukan proposal ke BPBD Tabanan untuk perbaikan bangunan yang dihancurkan pohon roboh. Selain itu, krama Desa Pakraman Wangaya Gede akan melaksanakan upacara pecaruan pasca musibah pohon roboh.
"Kami ingin secepatnya ini dikerjakan, karena pujawali di Pura Luhur Batukaru nanti akan dilaksanakan pada rahina Sugihan Bali (lima hari jelang Galungan). Kami akan meminta petunjuk dulu kepada Jero Kubayan," jelas Manu Artana, tokoh adat asal Banjar Wangaya Kaja, Desa Wangaya Gede yang juga Ketua Umum Pengurus Pura Luhur Batukaru. * ct61
Akibatnya, empat bangunan di jaba Pura Luhur Batukaru hancur, yakni Pos pecalang, Pos Kesehatan, kamar mandi, dan garase kendaraan.
Ada tiga pohon yang roboh menghancurkan keempat bangunan di jaba Pura Luhur Batukaru, Jumat dinihari, masing-masing dua pohon Beringin dan pohon Legung. Bukan hanya empat bagunan yang ambruk, tapi dua unit sepeda motor milik pecalang juga remuk tertimpa pohon roboh. Beruntung, tak ada korban tewas maupun terluka dalam musibah ini.
Awalnya, dua pohon Beringin tumbang ke arah timur mengenai bangunan kamar mandi dan garase kendaraan hingga hancur total. Kemudian, pohon Legung yang tertimpa juga ikut roboh ke arah utara menimpa bangunan Pos Pecalang dan Pos Kesehatan hingga hancur.
Sedangkan dua sepeda motor yang remuk dihantam pohon roboh adalah milik pecalang yang malam itu kebagian tugas jaga di Pura Luhur Batukaru. Masing-masing, motor Yupiter MK swarna silver nopol DK 4808 HN milik I Nyoman Sumadia, 47, dan motor Mio warna hitam nopol DK 7004 CM milik I Ketut Suerta, 45. Beruntung, pemilik kendaraan selamat dari maut, karena saat kejadian mereka sedang istirahat di bangunan sebelah utara pohon roboh.
Peristiwa pohon roboh di jaba Pura Luhur Batukaru ini pertama kali diketahui I Wayan Sumadia, pecalang yang malam itu tengah mendapat giliran jaga bersama rekannya, I Ketut Suerta. Ketika keduanya sedang tiduran, tiba-tiba terdengar suara suara gemuruh. Ternyata, dua pohon Beringin berdiameter masing-masing 1 meter dengan tinggi 40 meter telah roboh. Selain itu, satu pohon Legung berdiamater 2 meter dengan tinggi 50 meter juga ikut roboh.
Pecalang Wayan Sumadia dan Ketut Suerta selamat dari maut tanpa terluka, karena mereka malam itu tiduran di bangunan yang berada sekitar 2 meter dari posisi pohon beringin roboh. Untungnya lagi, pohon Beringin ke arah timur. “Kami bersyukur selamat, tapi trauma dengan musibah ini,” cerita Sumadia, Jumat kemarin.
Menurut Sumadia, sebetulnya tidak ada hujan maupun angin kencang saat pohon roboh. Karenanya, peristiwa ini dikaitkan dengan faktor niskala. "Sebab, lima hari sebelum kejadian, pecalang yang berjaga malam hari sempat mendengar suara tertawa dan orang ribut-ribut di sekitaran pohon roboh itu,” tutur Sumadia.
Sementara, peristiwa pohon roboh dinihari kemarin langsung dilaporkan Sumadia kepada rekannya sesama pecalang, melalui HT. Kemudian, Jumat pagi sekitar pukul 06.00 Wita, prajuru desa terjun ke lokasi musibah di jaba Pura Luhur Batukaru. Kemudian, mereka menelepon Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Tabanan untuk bantu mem-bersihkan pohon roboh.
Petugas BPBD Tabanan kemarin sudah terjun ke lokasi bencana pohon roboh di jaba Pura Luhur Batukaru, untuk membantu krama setempat yang gotong royong. Selain petugas BPBD, juga ikut terjun petugas TNI dan kepolisian.
Kepala BPBD Tabanan, I Gusti Ngurah Made Sucita, menyatakan pihaknya menurunkan 6 anggota ke lapangan. Buat sementara, pihaknya baru turun memotong-motong dan membersihkan pohon roboh bersama krama setempat.
Terkait bantuan atasa kerusakan yang terjadi, menurut IGN Sucita, pihaknya pasti akan membantu sesuai dengan pengecekan di lapangan. "Kami akan berkoordinasi dengan pimpinan dulu terkait dana. Kami akan selesaikan bertahap, mengingat banyak terjadi bencana akhir-akhir ini karena cuaca ektrem," jelas IGN Sucita.
Sementara itu, Bendesa Pakraman Wangaya Gede, Kecamatan Penebel, I Gede Manu Ardana, 66, mengatakan heran dengan robohnya tiga pohon hingga menghancurkan empat bangunan di jaba Pura Luhur Batukaru. Padahal, ketiga pohon yang roboh ini batangnya tidak lapuk. Lagipula, tidak ada hujan dan angin saat kejadian. "Hanya saja, saja kemarin sore (Kamis) sempat turun hujan,” jelas Bendesa Manu Ardana, Jumat kemarin.
Manu Artana menyebutkan, pihaknya akan mengajukan proposal ke BPBD Tabanan untuk perbaikan bangunan yang dihancurkan pohon roboh. Selain itu, krama Desa Pakraman Wangaya Gede akan melaksanakan upacara pecaruan pasca musibah pohon roboh.
"Kami ingin secepatnya ini dikerjakan, karena pujawali di Pura Luhur Batukaru nanti akan dilaksanakan pada rahina Sugihan Bali (lima hari jelang Galungan). Kami akan meminta petunjuk dulu kepada Jero Kubayan," jelas Manu Artana, tokoh adat asal Banjar Wangaya Kaja, Desa Wangaya Gede yang juga Ketua Umum Pengurus Pura Luhur Batukaru. * ct61
Komentar