Petani Cabai Tabanan Raup Untung Rp10 Juta
Kalangan petani Desa Antapan, Tabanan, membudidayakan tanaman cabai besar yang memiliki ukuran produktivitas cukup tinggi. Dari tanaman ini petani mampu meraup keuntungan Rp10 juta per tiga bulan (sekali tanam).
TABANAN, NusaBali
"Selama ini kami membudidayakan tanaman cabai besar jenis lokal," kata Made Tika, salah seorang petani cabai di desa setempat, Selasa (6/1).
Ia menuturkan, pihaknya membudidayakan tanaman cabai besar pada lahan seluas 20 are (1 are=100 M2) yang berlokasi di lahan pribadi di pinggiran jalan Bedugul - Denpasar.
Tika menambahkan, lahan seluas itu dapat menampung sekitar 1000 bibit cabai besar yang didapat dari penjual bibit di Kecamatan Baturiti masih di wilayah Kabupaten Tabanan.
Ia menjelaskan, pada awal proses penanaman sampai proses panen memerlukan waktu tiga bulan atau paling cepat selama 80 hari "Pertumbuhan tanamam cabai memang cukup lama," kata dia.
Dikatakan, selama periode penanaman pihaknya rutin melakukan perawatan dengan memberikan pupuk kandang berupa kotoran ayam agar tanamam cepat membesar.
Selain itu, pihaknya memberikan lapisan plastik khusus di atas tanamam menjaga agar tanaman cabai kecil terhindar dari penyakit dan menjaga unsur tanah tetap terjaga. Mengenai modal pembudidayaan, ia mengatakan menghabiskan total biaya bibit dan pupuk sekitar Rp5 Juta. "Kadang bisa melebihi karena kadang harga pupuk kandang mengalami kenaikan," imbuhnya.
Sementara itu, dalam satu kali masa panen, ia menghasilkan cabai besar sebanyak 15 kuintal, satu kilogramnya dijual dengan harga Rp10.000 per kilogram kepada pengepul yang siap menjual ke beberapa daerah di Denpasar dan beberapa kota lainnya di Bali. "Jadi, jika dipotong biaya bibit dan pupuk, kami mendapatkan keuntungan bersih sebesar Rp10 juta, atau paling rendah Rp3 juta setiap bulannya," kata dia.
Komentar