Bergulir Wacana Sudikerta-Rochineng
Kandidat Calon Gubernur (Cagub) Bali yang diusung Golkar ke Pilgub 2018, I Ketut Sudikerta, diam-diam sudah disiapkan tandemnya di posisi Calon Wakil Gubernur (Cawagub).
DENPASAR, NusaBali
Dia adalah I Ketut Rochineng, birokrat yang kini menjabat Kepala Badan Kepegawaian (BKD) Provinsi Bali. Informasi yang dihimpun NusaBali dari sumber di lingkaran Golkar Bali, Jumat (2/12), pasangan Ketut Sudikerta-Ketut Rochineng ini digulirkan sebagai representasi kekuatan Bali Selatan dan Bali Utara. Ketut Sudikerta merupakan politisi Golkar asal Desa Pecatu, Kecamatan Kuta Selatan, Badung dan dianggap sebagai representasi kekuatan Bali Selatan.
Saat ini, Sudikerta masih menjabat sebagai Wakil Gubernur Bali 2013-2018, selain juga Ketua DPD I Golkar Bali. Setelah dideklarasikan menjadi Cagub Bali oleh Golkar beberapa bulan lalu, Sudikerta akrab dengan jargon SGB (Sudikerta Gubernur Bali).
Sedangkan Ketut Rochineng merupakan birokrat asal Desa Patemon, Kecamatan Seririt, Buleleng dan dianggap sebagai representasi kekuatan Bali Utara. Rochineng sebelumnya sempat digadsang-gadang maju sebagai Calon Bupati (Cabup) Buleleng yang diusung Golkar-Demokrat ke Pilkada 2017, namun batal tarung karena berbagai pertimbangan.
Kini, Rochineng memantapkan diri maju ke Pilgub Bali 2018, karena tak lama lagi akan pensiun. Rochineng pun jual jargon RBD (Rochineng Bali Dua). Bahkan, para relawan sudah mulai membuat baliho RBD lengkap berisi foto Rochineng, untuk dipasang di sejumlah titik strategis.
"Rochineng akan pensiun tahun 2018 nanti. Dia pastikan maju ke Pilgub Bali 2018. Rochineng punya elektibilitas bagus untuk bertandem dengan Sudikerta," ujar sumber di Golkar tersebut. "Bicara soal wilayah, Paket Sudikerta-Rochineng ini memenuhi peta kewilayahan untuk meraup dukungan," lanjutnya.
Ditanya kenapa Rochineng tidak maju sebagai Cabup Buleleng ke Pilkada 2017, menurut sumber tadi, ini merupakan bagian dari stratgei. "Rochineng tidak diusung di Buleleng dan Golkar pilih tidak mengusung calon di sana, karena itu juga bagian dari strategi," tandas kader militan Golkar ini.
Sementara itu, Rochineng mengatakan sejumlah relawannya sudah memasang baliho RBD. "Itu karena relawan mendorong dan memberikan dukungan bagi saya untuk maju ke Pilgub Bali 2018. Apakah saya maju atau tidak, kita lihat perkembangan nanti. Pilgub Bali kan masih jauh, 2 tahun lagi," ujar Rochineng saat dikonfirmasi NusaBali secara terpisah di Denpasar, Jumat kemarin.
Rochineng menegaskan, dirinya tidak bisa melarang relawan di seluruh Bali untuk membuat baliho RBD. "Relawan itu gotong-royong dan spontan. Kalau nanti ada ko-munikasi dengan partai politik dan elektibilitas memungkinkan, tentu saya akan ambil langkah. Kan ini juga mengabdi untuk Bali," papar Rochineng.
Menurut Rochineng, dirinya tidak mau muluk-muluk. Maju tidak ke Pilgub Bali 2018 mendatang, semua tergantung dukungan masyarakat Bali. "Partai politik yang akan mengusung calon juga memutuskan lewat survei. Kan survei itu sebagai bukti suara rakyat," tandas mantan Sekretaris Dinas Kehutanan Provinsi Bali ini.
Sayangnya, Ketut Sudikerta belum bisa dimintai komentar soal wacana Paket Sudikerta-Rochineng ke Pilgub Bali 2018. Namun, dalam acara simakrama beberapa waktu lalu, Sudikerta mengakui dirinya sudah menjajaki beberapa calon tandemnya untuk posisi Cawagub Bali. Hanya saja, Sudikerta tidak mau membuka nama-nama kandidat yang dijajaki.
"Nanti kan ada survei dan uji elektibilitas. Kalau tanpa tandem, surveinya bagaimana, dengan ada tandem surveinya kayak apa? Kita bertahap surveinya. H-6 bulan Pilgub, sudah ada survei penguatan," tandas Sudikerta yang mantan Wakil Bupati Badung 2005-2010 dan 2010-2013. * nat
Dia adalah I Ketut Rochineng, birokrat yang kini menjabat Kepala Badan Kepegawaian (BKD) Provinsi Bali. Informasi yang dihimpun NusaBali dari sumber di lingkaran Golkar Bali, Jumat (2/12), pasangan Ketut Sudikerta-Ketut Rochineng ini digulirkan sebagai representasi kekuatan Bali Selatan dan Bali Utara. Ketut Sudikerta merupakan politisi Golkar asal Desa Pecatu, Kecamatan Kuta Selatan, Badung dan dianggap sebagai representasi kekuatan Bali Selatan.
Saat ini, Sudikerta masih menjabat sebagai Wakil Gubernur Bali 2013-2018, selain juga Ketua DPD I Golkar Bali. Setelah dideklarasikan menjadi Cagub Bali oleh Golkar beberapa bulan lalu, Sudikerta akrab dengan jargon SGB (Sudikerta Gubernur Bali).
Sedangkan Ketut Rochineng merupakan birokrat asal Desa Patemon, Kecamatan Seririt, Buleleng dan dianggap sebagai representasi kekuatan Bali Utara. Rochineng sebelumnya sempat digadsang-gadang maju sebagai Calon Bupati (Cabup) Buleleng yang diusung Golkar-Demokrat ke Pilkada 2017, namun batal tarung karena berbagai pertimbangan.
Kini, Rochineng memantapkan diri maju ke Pilgub Bali 2018, karena tak lama lagi akan pensiun. Rochineng pun jual jargon RBD (Rochineng Bali Dua). Bahkan, para relawan sudah mulai membuat baliho RBD lengkap berisi foto Rochineng, untuk dipasang di sejumlah titik strategis.
"Rochineng akan pensiun tahun 2018 nanti. Dia pastikan maju ke Pilgub Bali 2018. Rochineng punya elektibilitas bagus untuk bertandem dengan Sudikerta," ujar sumber di Golkar tersebut. "Bicara soal wilayah, Paket Sudikerta-Rochineng ini memenuhi peta kewilayahan untuk meraup dukungan," lanjutnya.
Ditanya kenapa Rochineng tidak maju sebagai Cabup Buleleng ke Pilkada 2017, menurut sumber tadi, ini merupakan bagian dari stratgei. "Rochineng tidak diusung di Buleleng dan Golkar pilih tidak mengusung calon di sana, karena itu juga bagian dari strategi," tandas kader militan Golkar ini.
Sementara itu, Rochineng mengatakan sejumlah relawannya sudah memasang baliho RBD. "Itu karena relawan mendorong dan memberikan dukungan bagi saya untuk maju ke Pilgub Bali 2018. Apakah saya maju atau tidak, kita lihat perkembangan nanti. Pilgub Bali kan masih jauh, 2 tahun lagi," ujar Rochineng saat dikonfirmasi NusaBali secara terpisah di Denpasar, Jumat kemarin.
Rochineng menegaskan, dirinya tidak bisa melarang relawan di seluruh Bali untuk membuat baliho RBD. "Relawan itu gotong-royong dan spontan. Kalau nanti ada ko-munikasi dengan partai politik dan elektibilitas memungkinkan, tentu saya akan ambil langkah. Kan ini juga mengabdi untuk Bali," papar Rochineng.
Menurut Rochineng, dirinya tidak mau muluk-muluk. Maju tidak ke Pilgub Bali 2018 mendatang, semua tergantung dukungan masyarakat Bali. "Partai politik yang akan mengusung calon juga memutuskan lewat survei. Kan survei itu sebagai bukti suara rakyat," tandas mantan Sekretaris Dinas Kehutanan Provinsi Bali ini.
Sayangnya, Ketut Sudikerta belum bisa dimintai komentar soal wacana Paket Sudikerta-Rochineng ke Pilgub Bali 2018. Namun, dalam acara simakrama beberapa waktu lalu, Sudikerta mengakui dirinya sudah menjajaki beberapa calon tandemnya untuk posisi Cawagub Bali. Hanya saja, Sudikerta tidak mau membuka nama-nama kandidat yang dijajaki.
"Nanti kan ada survei dan uji elektibilitas. Kalau tanpa tandem, surveinya bagaimana, dengan ada tandem surveinya kayak apa? Kita bertahap surveinya. H-6 bulan Pilgub, sudah ada survei penguatan," tandas Sudikerta yang mantan Wakil Bupati Badung 2005-2010 dan 2010-2013. * nat
Komentar