Puluhan Perempuan Mancanegara Surfing Pakai Kebaya di Pantai Kuta
MANGUPURA, NusaBali
Puluhan perempuan dari dalam negeri maupun luar negeri mengikuti kegiatan surfing bertajuk ‘Kartini Go Surf’ di Pantai Kuta, Kelurahan/Kecamatan Kuta, Badung, Jumat (16/4) pagi.
Berbeda dari biasanya, mereka semuanya berselancar mengenakan kebaya dalam kegiatan surfing yang digelar serangkaian peringatan Hari Kartini, 21 April 2021 tersebut. Tercatat ada 35 orang perempuan yang terdaftar ikut event ‘Kartini Go Surf’ yang digelar di Pantai Kuta, tepatnya di depan Wyndham Hotel, Jumat pagi mulai pukul 10.00 Wita tersebut. Mereka berasal dari berbagai negara, seperti Amerika Serikat, Australia, Korea Selatan, Jepang, Brasil, Rusia, Jerman, dan Indonesia. Khusus peserta dari luar negeri, mereka semuanya adalah WNA yang saat ini tinggal sementara di Bali saat pandemi Covid-19. Mereka rata-rata berselancar selama 30 menit di tengah deburan ombak Pantai Kuta.
Ketua Panitia ‘Kartini Go Surf’, Anak Agung Ayu Ngurah Tini Rusmini Gorda alias Gung Tini, menerangkan kegiatan surfing menggunakan kebaya ini digelar serangkaian peringatan Hari Kartini. Event ini sekaligus menjadi ajang mempromosikan pariwisata Bali yang aman di tengah pandemi Covid-19.
Menurut Gung Tini, kegiatan ini menjadi salah satu ajang efektif untuk mempromosikan pariwisata. Sebab, puluhan perempuan dari berbagai negara yang ikut surfing berkebaya ini terlibat langsung mempromosikan pariwisata melalui media sosial masing-masing. Unggahan mereka bisa menarik minat wisatawan asing untuk berkunjung ke Bali.
"Perempuan dari berbagai negara yang terlibat dalam kegiatan Kartini Go Surf ini memang sudah stay di Bali. Namun, tentu keberadaan mereka juga bisa memberikan dampak positif dalam mempromosikan pariwisata Bali ke depannya,” jelas Gung Tini.
Gung Tini menyebutkan, panitia sebenarnya menargetkan minimal 50 orang ikut kegiatan surfing berkebaya ini. Namun, yang terdaftar ikut sampai hari H hanya 35 orang. “Kami apresiasi mereka, karena saat pandemi Covid-19, masih ada yang turut serta dalam event ini," ungkap tokoh perempuan yang juga menjabat Ketua Perempuan Berkebaya Indonesia (PBI) Provinsi Bali ini.
Menurut Gung Tini, Kartini Go Surf ini bukan hanya dijadikan ajang promosi pariwisata. Ini sekaligus menjadi ajang menkampanyekan kebaya untuk bisa digunakan sehari-hari, tak terkecuali saat berolahraga. "Kami juga mengedukasi bahwa kebaya tidak ribet dan bisa dipakai aktivitas sehari-hari, seperti saat surfing,” tegas akademisi dari Undiknas Denpasar ini.
Lebih jauh, kata Gung Tini, pihaknya berharap ke depan kebaya Indonesia bisa ditetapkan UNESCO sebagai warisan budaya dunia. Karena itu, berbagai kegiatan yang melibatkan perempuan dengan berpakaian kebaya akan terus digencarkan. Bulan Agustus 2021 mendatang, misalnya, diagendakan kegiatan mancing dengan mengena-kan kebaya. Versi Gung Tini, kegiatan mancing yang melibatkan para perempuan mengenakan kebaya tersebut rencananya akan dilaksanakan di Pantai Desa Les, Kecamatan Tejakula, Buleleng.
Sementara, untuk memenuhi permintaan kebaya dalam aktivitas sehari-hari, menurut Gung Tini, pihaknya sudah mengundang sejumlah desainer guna melihat kondisi riil di lapangan saat para perempuan surfing berkebaya. “Sehingga ke depannya para desainer bisa mendesain model kebaya yang cocok untuk surfing. Jadi, event ini juga menarik potensi yang ada,” papar Gung Tini.
“Kita libatkan desainer agar melihat langsung kondisi saat aktivitas surfing, sehingga ke depannya ada model yang pas untuk setiap aktivitas yang berbeda. Dengan adanya pembuatan model, tentu bisa menciptakan lapangan pekerjaan di sana," lanjut tokoh perempuan asal Puri Gede Karangasem ini.
Sementara itu, seorang peserta Kartini Go Surf, Jennifer, 28, mengaku antusias dengan kegiatan surfing mengenakan kebaya ini. Menurut Jennifer, kegiatan ini sangat positif saat situasi pandemi Covid-19 seperti sekarang. “Memang saya sudah lama tidak surfing lagi. Pas ada event seperti ini, tentu sangat baik. Lumayan ramai dan banyak orang terlibat. Semoga, ke depannya pantai mulai ramai lagi," kata perempuan berusia 28 tahun asal Jakarta ini. *dar
Komentar