DED Shortcut Rampung Bulan Ini
Detail Engineering Design (DED) empat shortcut (jalan pintas) Denpasar-Singaraja via Bedugul diperkirakan akan rampung akhir Desember 2016 ini.
DENPASAR,NusaBali
Kempat shortcut tersebut masing-masing Shortcut Candikuning I, Shortcut Candikuning II, Shortcut Sukasada I, dan Shortcut Sukasada II, dengan total panjang mencapai 1.914 meter.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum (PU) Provinsi Bali, I Nyoman Astawa Riadi, mengatakan kabar akan rampungnya DED keempat shortcut ini diperoleh langsung dari Kepala Balai Jalan Nasional Wilayah VIII, Darma Wahana. “Katanya, DED shortcut akan rampung Desember 2016 ini. "Feasibility Study (FS) kan sudah. Kemudian, dilanjutkan dengan DED. Nah, DED ini disebutkan akan selesai akhir tahun 2016 (Desember)," ujar Astawa Riadi di Denpasar, Rabu (7/12).
Menurut Astawa Riadi, pembangunan empat titik shortcut untuk memperpendak jarak tempuh Denpasar-Singaraja via Bedugul ini ditargetkan sudah dimulai tahun 2017. “Saya akan cek ke Balai Jalan Nasional Wilayah VIII soal kepastian DED-nya. Kalau DED-nya sudah rampung, barulah soal pembangunan," terang birokrat asal Desa Lebih, Kecamatan Gianyar ini.
Ada pun empat titik shortcut yang dicanangkan segera dibangun mulai tahun 2017 di sepanjang jalur Denpasar-Singaraja via Bedugul ini meliputi: pertama, Shortcut Candikuning I di Desa Candikuning, Kecamatan Baturiti, Tabanan. Shortcut Can-dikuning I direncanakan sepanjang 749 meter, lokasinya sebelum (sebelah selatan) Perempatan Kebun Raya Bedugul di Desa Candikuning.
Kedua, Shortcut Candikuning II di Desa Candi Kuning, Kecamatan Baturiti. Shortcut Candikuning II dirancang sepanjang 385 meter, yang posisinya di jalan turunan objek wisata Danau Beratan, Bedugul, Kecamatan Baturiti. Ketiga, Shortcut Sukasada I di Desa Gitgit, Kecamatan Sukasada, Buleleng, dengan panjang 378 meter. Keempat, Shortcut Sukasada II yang lokasinya tidak jauh dari Shortcut Sukasada I, lokasinya masih di Desa Gitgit. Shortcut Sukasada II ini dirancang dengan panjang mencapai 402 meter. Astawa Riadi mengatakan, shortcut dirancang dengan lebar ruang milik jalan (Rumija) 15 meter. Lebar bersih jalannya 12 meter, sementara sisanya 3 meter untuk pembuatan got di kiri-kanan jalan.
Total lahan yang perlu dibebaskan untuk pembangunan empat titik shortcut Denpasar-Singaraja ini mencapai 28.710 meter persegi. Rinciannya, Shortcut Candikuning I membutuhkan lahan 11.235 meter persegi, Shortcut Candikuning II perlu lahan 5.775 meter persegi, Shortcut Sukasada I perlu pembebasan lahan 5.670 meter persegi, dan Shortcut Sukasada II membutuhkan lahan sekitar 6.030 meter persegi.
Sementara itu, Gubernur Made Mangku Pastika sebelumnya mengatakan saat ini prioritas Pemprov Bali adalah membangun shorcut untuk memperpendek jarak tempuh. Termasuk sejumlah shortcut yang dirancang di jalur Denpasar-Singaraja via Bedugul. "Yang kita prioritaskan dulu adalah shortcut. Ini lebih tepat untuk mengatasi jarak tempuh wilayah di Bali," ujar Pastika, Selasa (6/12).
Sedangkan kalau membangun jalan Tol yang selama ini diwacanakan, menurut Pastika kemungkinan belum bisa. Selain perlu pembebasan lahan yang banyak, membangun jalan Tol kendalanya banyak. “Kalau shortcut bisa lebih mudah, karena diupayakan yang menggunakan tanah-tanah negara, sehingga mudah membebaskannya. Shortcut ini bukan di jalur pinggir laut," tandas Pastika. * nat
Kempat shortcut tersebut masing-masing Shortcut Candikuning I, Shortcut Candikuning II, Shortcut Sukasada I, dan Shortcut Sukasada II, dengan total panjang mencapai 1.914 meter.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum (PU) Provinsi Bali, I Nyoman Astawa Riadi, mengatakan kabar akan rampungnya DED keempat shortcut ini diperoleh langsung dari Kepala Balai Jalan Nasional Wilayah VIII, Darma Wahana. “Katanya, DED shortcut akan rampung Desember 2016 ini. "Feasibility Study (FS) kan sudah. Kemudian, dilanjutkan dengan DED. Nah, DED ini disebutkan akan selesai akhir tahun 2016 (Desember)," ujar Astawa Riadi di Denpasar, Rabu (7/12).
Menurut Astawa Riadi, pembangunan empat titik shortcut untuk memperpendak jarak tempuh Denpasar-Singaraja via Bedugul ini ditargetkan sudah dimulai tahun 2017. “Saya akan cek ke Balai Jalan Nasional Wilayah VIII soal kepastian DED-nya. Kalau DED-nya sudah rampung, barulah soal pembangunan," terang birokrat asal Desa Lebih, Kecamatan Gianyar ini.
Ada pun empat titik shortcut yang dicanangkan segera dibangun mulai tahun 2017 di sepanjang jalur Denpasar-Singaraja via Bedugul ini meliputi: pertama, Shortcut Candikuning I di Desa Candikuning, Kecamatan Baturiti, Tabanan. Shortcut Can-dikuning I direncanakan sepanjang 749 meter, lokasinya sebelum (sebelah selatan) Perempatan Kebun Raya Bedugul di Desa Candikuning.
Kedua, Shortcut Candikuning II di Desa Candi Kuning, Kecamatan Baturiti. Shortcut Candikuning II dirancang sepanjang 385 meter, yang posisinya di jalan turunan objek wisata Danau Beratan, Bedugul, Kecamatan Baturiti. Ketiga, Shortcut Sukasada I di Desa Gitgit, Kecamatan Sukasada, Buleleng, dengan panjang 378 meter. Keempat, Shortcut Sukasada II yang lokasinya tidak jauh dari Shortcut Sukasada I, lokasinya masih di Desa Gitgit. Shortcut Sukasada II ini dirancang dengan panjang mencapai 402 meter. Astawa Riadi mengatakan, shortcut dirancang dengan lebar ruang milik jalan (Rumija) 15 meter. Lebar bersih jalannya 12 meter, sementara sisanya 3 meter untuk pembuatan got di kiri-kanan jalan.
Total lahan yang perlu dibebaskan untuk pembangunan empat titik shortcut Denpasar-Singaraja ini mencapai 28.710 meter persegi. Rinciannya, Shortcut Candikuning I membutuhkan lahan 11.235 meter persegi, Shortcut Candikuning II perlu lahan 5.775 meter persegi, Shortcut Sukasada I perlu pembebasan lahan 5.670 meter persegi, dan Shortcut Sukasada II membutuhkan lahan sekitar 6.030 meter persegi.
Sementara itu, Gubernur Made Mangku Pastika sebelumnya mengatakan saat ini prioritas Pemprov Bali adalah membangun shorcut untuk memperpendek jarak tempuh. Termasuk sejumlah shortcut yang dirancang di jalur Denpasar-Singaraja via Bedugul. "Yang kita prioritaskan dulu adalah shortcut. Ini lebih tepat untuk mengatasi jarak tempuh wilayah di Bali," ujar Pastika, Selasa (6/12).
Sedangkan kalau membangun jalan Tol yang selama ini diwacanakan, menurut Pastika kemungkinan belum bisa. Selain perlu pembebasan lahan yang banyak, membangun jalan Tol kendalanya banyak. “Kalau shortcut bisa lebih mudah, karena diupayakan yang menggunakan tanah-tanah negara, sehingga mudah membebaskannya. Shortcut ini bukan di jalur pinggir laut," tandas Pastika. * nat
Komentar